"Hukuman? Ini bukan hukuman untukku tetapi kenikmatan untukmu!" ucap Binar dengan nada menggoda.
Adnan tersenyum melihat Binar sudah kembali seperti istrinya yang selalu membuatnya bergairah. Kali ini dia tidak akan melepaskannya dan inilah hukuman Kenikmatan darinya.
"Aku hanya akan memberikan hukuman Kenikmatan padamu, Sayang!" Adnan berkata dengan lirih sembari mendorong tubuh Binar secara perlahan.
Sehingga tubuh Binar terlentang di atas sofa, Adnan menatap Binar dengan lembut tetapi lebih gairah. Dalam hatinya berkata mengapa istrinya ini semakin lama semakin memesona.
Dengan senyum khasnya Adnan mencium tangan Binar lalu menjalar ke atas. Tibalah dia tepat di depan bibir Binar.
Binar tersenyum penuh dengan arti, tanpa meminta izin Adnan langsung mengecup lembut bibirnya. Menyesap ujung bibirnya lalu menariknya dengan lembut.