Chereads / Bunga Lapangan / Chapter 4 - 4. Kepo

Chapter 4 - 4. Kepo

Setelah menjalani hari pertama yang melelahkan disekolah Bunga akhirnya beristirahat dirumah menonton televisi kartun favoritnya Chibi maruko chan dan Captain Tsubatsa dengan santai sambil memakan eskrim vanila coklat kesukaannya. Kemudian membereskan daftar mata pelajaran serta menyampul buku paket dan buku tulisnya yang sedikit berwarna di setiap lembar kertas dan memiliki motif katun.

"Tok..tok..tok "Tok..tok..tok" terdengar ketukan pintu tidak sabar berulang kali yang membuat kesal Bunga dalam santainya. "Siapa sih yang gak sabar banget ganggu orang aja" omelnya sendiri sambil berjalan.

"Kamu kok lama banget buka pintunnya" ketus Aldo si adek yang paling nyebelin menurut Bunga krna mereka selalu aja ada topik untuk diributkan. Kadang kala itu hanya hal sepele dan gak penting.

"Kamu kan..." sebelum Bunga dapat menyelesaikan kalimatnya si empu dah nyelonong masuk dengan terburu-buru ke tiolet.. 'Huuufftthhh... dasar dodol' ucapnya sambil cemberut

ting.. obrolan WA masuk

{ kamu lagi apa } Risa

{ Lagi nonton kemudian mau boci } Bunga

{ Boci? }๐Ÿค”tanya Risa dengan emoji bingung

{ Aku baru sampai rumah nih } Sari

{ Bobok Ciang lo nek } Bunga

{ Ooh ok.. Ntar sore kita kelapangan ya? jangan lupa } Risa

{ siippp... seperti biasa } Sari

{ Yaelah nek, semangat amat ingetin kita ya kan Sar? } Bunga

{ Ok.. sampai jumpa } Risa.

{ Ya.. ya.. ya.. } jawab Bunga

Dan sesudah percakapan singkat bersama sahabatnya Bunga melanjutkan menonton kartunya yang sempat terhenti karna ini itu. "Gimana hari pertama kamu disekokah kak."

menoleh kebelakang Bunga langsung menghambur memeluk pemilik si pemilik suara. " Kapan ayah pulang? kok gak kedengaran suara langkah kakinya?" tanya penuh semangat. "Makanya kalau punya telinga dipasang?" jawab Aldo yang ntah sejak kapan ada disitu. "Ayah sampai jam 11 siang tadi, tapi Ayah ketoko Bunda kamu dulu baru pulang kerumah". ucap sang ayah

"Omong-omong mana oleh-olehnya yah?" pinta Bunga manja sambil menadahkan tangan dan tersenyum manis. Dan ini sudah menjadi kebiasaan Bunga sedari kecil meminta di bawakan oleh-oleh dari daerah setiap kali sang ayah pulang dinas dari pekerjaannya yang seorang Masinis kereta.

"Aduh maafin ayah ya kali ini ayah lupa jadi gak bawa yang kamu minta". Jawab Ayah dengan seringai diwajahnya.

"Bagus itu yah sekali-sekali gak usah di bawakan apa yang dia mau" ucap Aldo menimpali. "

Hemm.. baiklah" Dengan raut wajah kecewaBunga menghela nafas. "Hahahhaha.... mana mungkin ayah lupa kalau buat anak gadis ayah" canda tawa renyah keluar dari sang ayah sambil menunjuk keluar arah mobil dan Bunga berlari keluar "Kamu gak boleh minta ya Dodol" ucapnya pada Aldo.

๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป

Waktu pun bergulir menunjukkan sang surya yang menuju dari timur keupuk barat. Dengan setelan pakaian tranning olahraga Bunga menaiki sepedanya karna ia sedikit terlambat dari waktu yang dijanjikan bersama sahabatnya Risa dan Sari. Dengan kekuatan penuh ia mengayuh sepeda sekitar 700 meter dari rumah menuju lapangan yang terdapat dikomplek rumahnya. Lapangan ini cukup besar karna terdiri beberapa lapangan olahraga buat lari, lapangan sepak bola, lapangan badminton, lapangan voly, lapangan futsal, bahkan terdapat kolam renang.. fasilitas buat penduduk komplek BERINGIN RESIDENCE.

"Kamu lama banget sih selalu begitu" tanya Risa kesal. "Iya.. iya maaf aku salah lagi" jawab Bunga dengan polosnya..

"Ya sudah jagan ribut lagi" ucap Sari menengahi dua sohib ini. Meskipun kadang kala ribut-ribut kecil tetapi mereka tetap bersama dari mereka kecil, bermain bersama, satu sekolah dan sekelas hingga SD, sewaktu SMP mereka bertiga baru dikelas yang berbeda, dan saat ini juga disekolah menengah atas mereka tidak masuk d sekolah yang sama. Risa masuk sekolah SMA persiapan sedangkan Sari masuk d sekolah SMKN 1 ST dan Bunga masuk disekolah SMKN 1 PURA. Meskipun begitu mereka bertiga seperti kepompong dari ulat menjadi kupu-kupu.

"Jadi gimana hari pertama masuk sekolah baru guys" tanya Sari kepada kedua sahabatnya.

"Ya begitulah.. banyak dapat teman baru dari berbagai tempat" jawab Risa.

"Lumayan.." ucap bunga singkat.

Risa dan Sari menoleh ke arah bunga bersamaan dan menanyakan "Lumayan apa?"

sambil mengernyitkan dahi Bunga berbicara enggan "Lumayan memalukan".

"Karna apa.. Karna apa?" tanya Risa antusias dan anggukan dari Sari. ''DASAR KEPO'' ucap Bunga penuh penekanan dan kedua sahabatnya tertawa terbahak-bahak hingga sakit perut atas kejadian yang dialami Bunga. kemudian mereka berbincang-bincang dan melanjutkan olahraga mereka hingga petang.