Prolog
"Argh." Garin memegangi kepalanya yang berdenyut nyeri. Seperti ada ribuan paku yang menancap di sana. Tangannya bergerak refleks memijat pangkal hidungnya, memberi sensasi ringan yang dapat meredakan sakit di kepalanya. Sebuah kilatan ingatan menyerbu masuk dan membuatnya membuka selimut yang menaungi tubuhnya dengan kasar.
"Brengsek!" maki Garin saat mendapati dirinya dalam keadaan telanjang bulat.
Pria itu lantas mengamati seluruh ruangan dan baru menyadari bahwa ia ada di salah satu kamar hotel. Pakaian miliknya tercecer sembarang di lantai ubin, bed cover terlihat mencuat tak rapi juga ada noda darah yang samar-samar membuatnya teringat akan kejadian tadi malam.
"Sialan! Tolol! Goblok!" maki Garin tak henti-hentinya. Pria itu menjambak rambutnya frustasi. Meratapi kebodohannya yang tak bisa mengendalikan rasa mabuk dan hawa nafsunya.
Tring!