Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

setengah paruh

Haikal_Fasha
--
chs / week
--
NOT RATINGS
3.2k
Views
VIEW MORE

Chapter 1 - sejak 1 tahun kemudian, ku injakan kaki

kota Tasikmalaya, terasa mulai berubah

12 Juli 2012

lampu - lampunya masih tetap temaram. jalanan legang. jam di ponsel pintar ku sudah menunjukan hampir pukul 2 pagi WIB. semua sesuai rencana ku. aku tak ingin tiba dikota ini terlalu pagi. misalnya, jam sebelas malam. lama tidak menginjakan kaki di kota ini, perkiraan ku tidak meleset , jalanan hanya lengang di atas jam setengah satu malam .

Di tengah jalan yang membelah dua, lurus terus menuju alun - alun kota, aku menyaksikan gedung-gedung tua yang masih berdiri di sisi jalan, meski beberapa gerai dan kantor yang dulu menggunakan bangunan itu telah berubah. tak ada lagi kantor pimpinan cabang sebuah organisasi mahasiswa terkenal disana. tak ada lagi distro tempat ku dulu sering membelikan adikku baju-baju distro yang ia sukai. tapi toko roti, Masjid, gereja sepertinya toko buku Gramedia masih ada di ujung perempatan alun-alun kota sana.

hanya kontruksi bangunan ini sama seperti dulu melainkan tempat nya yang mulai sunyi, tak lama kemudian aku bertemu dengan sahabatku, sahabat ku itu teman karib dari ibuku, dia namnya Riki biasa disebut dung anak Palembang asalnya, dia pindah ke sini karena pekerjaan ayahnya sebagai dokter di RS jasa Kartini Tasikmalaya.

setelah kita bertemu dung(Riki) mengajakku jalan-jalan untuk berputar sekitaran sini sejak kita masih SMA , karena ini tempat bermain kita berdua.

"Dung, anak-anak Pancasila masih suka turun demonstrasi kan, selain mengajar ?" ucap aku. dung mengiyakan, suaranya ruang, keliatan sekali kalau dia suka demo.

Di lokasi taman tugu kHz Mustafa ini biasanya para demonstran berkumpul, memaksa anggota dewan untuk turun; yang biasanya anggota dewannya tidak ada (sudah tahu hari itu akan di demo, dan mereka lebih memilih untuk diam di rumah mewah mereka) atau kalau misalnya pun ada, mereka tak Sudi turun. mahasiswalah yang harus masuk ke dalam gedung dewan. alangkah mulianya profil pelayan rakyat.

"kalau kita belok kiri, ada kompleks psk, Al. beberapa dari mereka, Pancasila yang mengajarkan anak anak setiap minggu.ada kompleks bencong dan prostitusi di belakang gedung DPR itu. Al kamu mau lihat?" dung keliatan semangat menjelaskan. mobil ku minta berbelok kanan alun-alun.

"Heh, dung, aku lebih dari sekedar tahu kompleks psk atau bencong itu."

"dung terkejut. "kamu pernah coba bencong?"

" aku menggeleng. "aku pernah dikejar ."

ku ceritakan dengan santai, sambil tetap memberi instruksi arah jalan pada si dung.

Aku melihat sepasang kekasih sedang berboncengan sambil perempuan dibelakang nya mebyubit pipinya lelaki itu, aku sangat jelas melihat nya.

" besok malam, dung."

" besok mal- apa, Al ?"

Aku tersenyum, tidak menoleh pada dung yang bingung.

berdentang sebuah lagu dibenakku.

~ku tak akan pernah berpaling dari mu walau kini kau jauh dariku kau selalu kunanti katba ku sayang kamu~

Besok malam, waktu untuk menunaikan janji itu tiba.tidak ada janjian apapun, selain empat tahun yang lalu, ketika jalan cerita itu menemui titik buntunya, dan mereka berdua putus asa dengan segalanya. mereka hanya saling percaya, bahwa mereka ingat dua hari lagi mereka akan bertemu di tempat ini. mereka hanya saling percaya, bahwa mereka akan datang bila memang mereka ingin tetap pada angan-angan semula: untuk kelak hidup bersama.

jika sama-sama bisa datang, berarti kisah telah memilih tetap pada lembaran yang sama. Tak perlu ada keraguan lagi. Tak perlu ada penegasan lagi.

jika diantara mereka ada yang tak datang, berarti kisah memilih lembaran yang berbeda. Tak perlu ada kabar lagi.Tak perlu ada penegasan lagi

Tapi,.... hari ini aku datang. aku telah memilih tetap pada lembaran yang sama.

Tapi aku tak tahu, besok malam, apakah aku akan duduk di bangku yang kosong, atau duduk bersama nya.

-separuh cinta-