Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

With Whom

🇮🇩Rubin_Mardiyanah
--
chs / week
--
NOT RATINGS
2.9k
Views
Synopsis
Waktu yang memaksa Atlanta bertemu dengan Samudra,namun entah kenapa semua sulit untuk dimengerti. Atlanta dengan keceriaan diluarnya,dapat rapuh di dalamnya. akankah ada orang yang dapat menyembuhkanya?

Table of contents

VIEW MORE

Chapter 1 - With Whom

Jika Samudra punya waktu dan Atlanta punya sinar,bukan hal yang mustahil jika mereka dipersatukan oleh Semesta dan diabadikan dengan Cinta

PROLOG

Harapan orang tua terkadang tak selamanya sama dengan apa yang diharapkan seorang anak,Namun yang pasti seorang anak hanya akan menunjukan bakat dan jati dirinya di dalam diri. Sama halnya dengan apa yang dirasakan oleh Atlanta saat ini,ia harus menuruti apa yang dikehendaki oleh Pria separuh baya itu. Bimo itulah namanya,orang tua Atlanta yang memutuskan untuk menentukan sekolah lanjutan untuk anaknya. Atlanta hanya bisa menurut karena yang dimilkinya saat ini Hanyalah Ayahnya,Setelah satu tahun Bimo memutuskan untuk bercerai dengan Linda ( Ibu Atlanta),Hak asuh Atlanta jatuh ke tangan Bimo. Walaupun begitu,Bimo tidak akan menghalangi Atlanta untuk berkomunikasi dengan ibu kandungnya

"Ungkapan dan harapan itu sesungguhnya akan menjadi nyata,bilamana kita bisa menyadari keberadaanya dan berusaha untuk menghargai kedatanganya"

-Atlanta Angelina Maudy-

LAGI???

Pagi-pagi buta seperti ini apa aku harus merengek lagi?

Huh Menyebalkan!!

"AYAH!!" Teriakku

Namaku Atlanta Angelina Maudy,anak dari Arya Bimo Edison. Aku anak tunggal,karena kini aku hanya punya ayah. Bundaku sudah berkeluarga lagi,setelah memutuskan bercerai dengan ayah. Sedih? Sudah pasti,siapa sih yang mengharapkan kehancuran dalam keluarga? Tapi kini aku mengerti,dan mencoba untuk memahami mereka.

"Ayah!!!! Kaos kaki ini kurang panjang,Sepatunya juga terlalu berhak tinggi."

"Aku mau kaos kakinya panjang sampek bawah lutut ayah" entah berapa kali aku meneriaki Ayah,tapi tidak ada jawaban sama sekali darinya

Aku terus-terusan merengek di ruang tamu,melihatku seperti ini,ayah hanya menggeleng-gelengkan kepala dan memijat pelipisnya dengan frustasi. Sesekali aku melihat ia menoleh ke arah jarum jam yang terus berjalan,sudah kupastikan ayah pasti mau berbicara...

"Tata,mau sampai kapan kamu seperti ini?? Ayah pusing nak,nanti kita beli ditoko terdekat.Sekarang pakai saja yang ada,daripada nanti kamu telat."Ucapnya sambil membelai rambutku dengan penuh kasih sayang

Aku hanya mengangguk dan tersenyum kepadanya,kemudian segera memakai kaos kaki dan sepatu yang ada.

Aku berdiri dan siap menuju kemobil,dimana ayah menungguku dan berniat mengantarku ke sekolah baru.

Oh iya. Maksud sekolah yang baru,bukan berarti Aku pindahan dari sekolahan lain. Melainkan kini aku melanjutkan pendidikan di SMA setelah lulus SMP. Memang pindah kota sih,dari SMP di Surabaya dan SMA di Jakarta

Kini Kami berhenti di depan sebuah toko yang menyediakan perlengkapan sekolah dan kantor.Aku turun dan masuk ke dalam toko itu,ayah hanya menungguku dimobil. setelah aku sudah berada di dalam toko,dengan segera aku mencari 'kaos kaki'. Aku tersenyum lebar ketika sudah mendapatkan barang yang kuinginkan.aku berjalan menuju kasir. Setelah menunngu lama untuk mengantri,kini giliranku.Baru saja aku akan melangkahkan kaki,tiba-tiba seseorang telah mengganti tempat ku dan mengambil alih giliranku.

"Situ sekolah kan,ngerti kata disiplin gak?" tanyaku,aku mendengus kesal kearahnya. Dia, seorang cowok berseragam SMA yang hampir sama dengan seragam yang ku pakai,hanya buged pangkat kelas yang membedakan kami.

Soal seragam baru,aku memang sudah dapat dari pihak sekolah. Karena ayah juga merupakan donatur disini ternyata.oh iya cowok itu...

Cowok itu menatap sinis kepada Arahku lalu berbicara yang membuatku ingin menariknya keluar dan menendangnya

"Berisik"

Saat aku akan membalas perkataanya,kulihat Cowok itu menaruh barang yang dibelinya ke meja kasir.Aku terkejut atas apa yang kulihat

Dia beli rokok?.

Aku menggelengkan kepala Mungkin itu untuk gurunya kan,gak mungkin lah dia sekolah bawa rokok,apalagi masih SMA aja udah beraninya main asap.Batinku

Dia membayar dan kemudian pergi meninggalkan toko,entah kenapa aku malah terus menatapnya hingga kini lenyap dari pandangan.

"Cuma ini dek?" Aku terkesiap mendengar pertanyaan pelayan itu,aku hanya tersenyum dan menganggukkan kepala.