Namaku Crown
Mama dan rekan-rekannya adalah ksatria peri yang memiliki sejarah besar dan kehormatan yang lebih besar lagi
Walaupun itu, banyak yang memandang remeh kita. Banyak yang menganggap kita hanyalah bagian dari sejarah yang kelam, rendah, dan harus dilupakan dan dihancurkan
Awalnya hanya mama dan aku yang berada dalam kastil
Kemudian Gabriella, Charlotta, Louissa, Maria, Irena, Fatima, Azura. Mereka ditelantarkan oleh ordo lainnya dan mendapatkan rumah di sini
Kami bersembilan adalah keluarga. Kami bersembilan pernah menantang menara. Walaupun umurku belum 10 tahun, Aku dan yang lainnya berhasil menguasai level 2 menara dan mengambil belati legendaris. Aku disebut sebagai jenius padahal banyak ksatria yang tidak bisa melakukan yang kami lakukan
Kemudian tidak beberapa lama, semua kenangan dan kebanggaan itu menghilang
Diantara kita bersembilan hanya mama dan aku yang masih hidup
Kemudian mama memberikanku misi, yaitu untuk mencari kaisarin untuk negeri kami ke dunia manusia. Selagi beliau masih melawan musuh adalah terakhir kali aku melihatnya
Walaupun dari senjata aneh manusia dan monster-monster aneh. Aku berhasil menemukan yang mulia
Aku berhasil menemukan yang mulia, aku seharusnya merasa sangat bangga karena telah melakukan hal yang tidak bisa dilakukan rekan-rekanku sebelumnya
Tetapi seperti biasa, aku yang selalu cengeng menangis bertemu dengan yang mulia. Aku sangat terkesima dengan kecantikannya. Rambut hitam seperti malam yang sepanjang bahu dengan poninya beserta dengan gaun putihnya yang sederhana tetapi elegan. Tidak hanya wajahnya yang cantik tetapi juga hatinya. Aku yang seharusnya melindungi yang mulia ternyata malah diselamatkan. Aku benar-benar tersentuh. Hatiku tergerak setiap kali bersama dengannya. Apakah ini yang dinamakan ikatan takdir. Ikatan antara ksatria dan majikannya? Jika benar seperti itu aku merasa sangat bersyukur
Mulai saat itu, aku bersumpah aku akan mengerjakan apapun yang diminta yang mulia
Tetapi saat ini, yang mulia menghilang. Terpisah dariku. Aku sangat menyesal dan mengaggap diriku sendiri sangat bodoh.
Walaupun begitu, Aku yang diberi energi dan kebijaksanaan dari yang mulia dapat mengalahkan berbagai monster yang melawanku di ruangan ini
Aku benar-benar ingin bertemu dengan yang mulia. Ini adalah takdirku
"Uwahhhhhh"
Aku mengayunkan pedang belatiku ke monster terakhir di gelombang 151 ini. Jika digabungkan dengan gelombang-gelombang monster sebelumnya yang aku kalahkan sebelum dan sesudah aku bertemu yang mulia aku mendapatkan 451 gelombang dan sekitar 1201 monster
Setelah berbagai monster yang aku kalahkan, aku menemukan seorang pria tua dengan seragam militer sedang tertidur. Seragam tersebut sudah awut-awutan. Dia memegang suatu logam
"Permisi pak tua"
Anehnya beliau tidak bangun walaupun banyak sekali monster tadi. Dan beliau diantaranya. Dia seperti mempunyai suatu perisai sihir yang sama sekali tidak tersentuh bangkai dan darah monster.
"Baiklah aku ketok perisai ini dengan menggunakan sihir"
Aku menggunakan sihir [Counter] pada perisai bapak tua tadi
Perisai tersebut menghilang dengan perlahan
"Permisi" sambil aku menyentuh pundaknya
................
Tiba tiba aku terjungkir balik dan punggungku terhentak di tanah. Begitu aku sadar apa yang terjadi. Bapak tua tadi langsung menghadapku dengan tatapan mencekam dan tangan kiri beliau menghentakkan lantai samping bahu kananku.
"Ada kata-kata terakhir monster?"
Logam yang dipegang tadi berubah bentuk. Tidak! Bukan! logam tadi tetap sama tetapi satu sisinya seperti keluar energi sihir lurus. Energi yang bisa memotong tubuhku. Pak tua tadi memegang logam dengan energi tersebut seperti memegang pedang. Kemudian energi tersebut diarahkan horizontal ke leherku
"Tunggu! Aku bukan monster! Tolong dengarkan"
"Ahh. Monster yang bisa bicara. Kau adalah monster ke 99 yang aku hadapi bisa bicara. Ada 9 monster yang bilang perkataan yang sama sepertimu."
"Apa?"
"Jadi buktikan, bahwa kau bukan monster!"
"Eh?"
Apa yang orang tua ini katakan? Apakah dia sudah terkena penyakit gila yang sering menyerang orang tua?
"Ehmm"
"Kuhitung sampai 10 jika tidak aku potong lehermu. SATU!"
"Ehhhhhhhh!!!"
"Wah ternyata kamu bisa mengeluarkan api yah. Jadi bisa kita makan masakan ini"
"Ehehehe"
Aku mengusap pundakku sambil pak tua ini memakan monster dengan lahap. Katanya dia tidak bisa menghasilkan api sepertiku. Apakah manusia normal tidak bisa melakukan sihir dasar?
Pria ini kelihatan sangat tua dengan jenggot dan rambut panjang beruban dan seragam militer yang sudah lusuh dan dipenuhi sayatan dimana-mana
1 menit yang lalu beliau berusaha untuk membunuhku. Tetapi aku dengan intuisi cepat langsung berkata aku bisa memasak. Nyawaku terselamatkan dan beliau langsung bersikap ramah terhadapku
"Bocah seperti kamu apa yang kamu lakukan disini?"
"Saya Crown. Ksatria yang mencari yang mulia kaisarin "
"Ohh. Kau seorang tentara yang ingin melindungi tuan putri. Benar-benar tujuan yang mulia untuk bocah muda sepertimu"
"Terimakasih banyak tetapi saat ini aku kehilangan yang mulia. Aku tidak ingin menjadi tentara yang gagal"
"Sayang sekali"
Apa yang dia maksudkan?
"Saya juga tentara seperti kau. Kita memiliki misi. Sayangnya karena aku terperangkap disini, aku tidak bisa menjalankan misi ku. Kaupun akan menjadi sepertiku, tentara yang gagal. Wajah dan rambut cantikmu tidak akan berguna selamanya"
"Betapa bijak sekali tuan. Mungkin dengan kebijakanmu kita bisa mencari jalan keluar dari sini"
Aku sudah mulai kesal dengan kakek yang hampir membunuhku ini tadi tiba-tiba langsung bertindak sok kepadaku.
"Wah lidahmu pintar juga ya."
"Aku akan keluar dari sini, dengan atau tanpamu bapak. Terima kasih."
"Kau pikir aku tidak pernah mencoba hal itu sebelumnya? Keluar dari sini?"
Apa yang bapak ini maksud?
"Lihat ini!"
BWOOOOSHHH
"EHHHHHH?"
Tiba-tiba kakek tadi melesat dengan kecepatan yang sangat tinggi. Aku sama sekali tidak menyangka hal itu. Orang tua? Bisa lari secepat angin? Tidak mungkin
Aku tidak mempunyai kemampuan fisik seperti itu
Tapi Aku, Crown, harus mengikutinya
POSHHHHHHH
"Kau bisa mengikutiku juga ya?" Kata sang kakek dengan terkejut.
Akupun juga terkejut dengan kemampuan fisikku
Kami kemudian berhenti
"Ini adalah ujung dari ruangan ini"
Kata kakek tersebut. Tetapi yang aku lihat hanyalah hamparan putih tanpa batas sama seperti dimana kita bertemu tadi
Blargh Kakek itu meninjikan tangannya ke udara dan seketika udara tersebut retak
"Ini adalah dinding kamuflase. Aku sudah lama sekali berusaha menghancurkan dinding ini dengan tenaga dan pedangku, tapi sia-sia. Kemudian aku coba hancurkan sedikit-demi sedikit setiap hari, akhirnya diperbaiki juga tiap hari."
Dengan seketika aku menghunuskan pedangku ke "dinding". Aku berhasil tetapi rasa keberhasilan itu langsung hilang ketika aku tidak melihat ruangan lain. Hanya lubang hitam. Berarti dinding ini tebal sekali
Kemudian dinding ini langsung memperbaiki lubangnya
"Sudah kubilang sia-sia. Sebanyak 10001 gelombang monster sudah aku lewati. Berapa gelombang monster yang kau hadapi?"
"451"
"Sebaiknya kita menunggu sampai makanan baru bisa datang dan kita tidur"
"TIDAK!"
Aku tidak ingin berakhir seperti ini. Aku ingin menemukan yang mulia Tiara
"Aku sudah bersumpah, jika aku tidak bisa mengikuti sumpahku aku lebih baik meninggal!"
Dengan amarah aku menggunakan pedangku untuk menghancurkan dinding ini seperti palu
"UWAAHHHHH!"
Setelah puluhan sayatan,
ratusan,
bahkan ribuan
aku melihat cahaya dari lubang hitam yang aku buat.
Aku seharusnya lelah, tetapi keinginanku berhasil mengalahkan kemalasanku. Aku berusaha. berusaha. dan berusaha untuk menghancurkan dinding ini.
Akhirnya aku berhasil membuat lubang sekecil tubuhku untuk dilewati
"Aku akan menjalankan sumpahku. Aku bersumpah akan menyelamatkan Yang mulia Tiara!"
"Kakek! Aku akan membantumu nanti setelah aku menyelamatkan ratu saya. Terimakasih atas kebijaksanaannya! Hiks"
"Aku tidak percaya ini"
Aku juga tidak percaya, aku bisa memotong dinding setebal ini. Bahkan di duniaku, aku dan orang-orang yang aku temui belum pernah memotong setebal ini
Tapi itu semua tidak penting
"Aku akan menyelamatkan engkau. Tolong tunggu aku!" Sambil aku berusaha melewati dinding sempit ini
"Nak!"
Aku kemudian dipanggil oleh kakek itu. Tetapi aku terlalu fokus terhadap tujuanku jadi tidak aku hiraukan
"Berhati-hatilah pada pemilik tempat ini! Pada Dr White! Dia mempunyai kemampuan yang dianggap tidak alami!"
Aku bersungguh-sungguh akan menyelamatkan engkau!