Beberapa hari lalu saya dan beberapa teman di lab diundang ke acara pernikahan teman kami yang bekerja di situ juga. Undangannya juga mendadak, hanya disampaikan secara lisan saja. Sebut saja nama si perempuannya N dan laki-lakinya MS. Usia N masih 18 tahun, dan si MS mungkin 20 tahun, masih muda kan?!! Sebenarnya teman-teman di lab dan para tetangga sekitar rumahnya sudah tahu, kalau si N itu sudah hamil duluan, atau istilah kerennya MBA (married by accident). Kandungannya sudah menginjak usia 5 bulan, jadi kelihatan sekali kan kalau dia sedang hamil, meskipun tidak ada yang memberi tahu. Akad nikahnya sendiri sudah dilakukan di rumah si N awal Desember lalu, tapi hanya nikah siri, belum secara hukum di KUA. Saya dan teman-teman yang lain juga sama pikirannya, koq gak malu ya ngadain acara kayak gitu. Jadi semua yang diundang juga bingung ketika akan menghadiri acara itu. Belum nikah secara hukum, terus sudah hamil duluan pula, tapi tetap saja dirayakan (meskipun terlihat seadanya banget) dan si mempelai didandani pula, pokoknya heran aja deh, mau ngasih selamat atau kado juga bingung kan. Sesampainya di rumah mempelai wanita, sedang berlangsung acara saweran, ada beberapa orang yang didandani sebagai pagar ayu, termasuk kakak perempuan si N. Di sana juga disetel musik-musik semacam shalawatan. Si pengantin juga didandani tapi seadanya banget. Sedangkan ayah si N hanya memakai celana panjang biasa dan baju koko saja serta peci. Tidak tampak gurat kebahagiaan di wajahnya, bahkan seperti sedang memikirkan beban yang sangat berat. Yang dipajang di pelaminan hanya si mempelai serta kakak perempuan si N. Si ibu dari si MS juga tidak nampak di sana. Melihat ekspresi kedua mempelai juga seperti tidak melihat pasangan pengantin saja. Tidak tampak kebahagian dan kemesraan sama sekali, jadi terkesan main-main gitu. Wajah MS terlihat masih seperti ABG banget, gak jelek dan gak tampang kriminal sih, tapi playboy hehe, aku menebak dari caranya melihat perempuan terutama yang cantik. Yang aku dan hampir semua teman-temanku herankan dari kejadian ini adalah sikap si N, koq biasa aja ya, kayak gak merasa bersalah atau berdosa. Sejak pertama kali dia hamil dan belum ada yang tahu, sikapnya biasa-biasa saja. Dia pun tidak bersegera menikah waktu itu, kalau ditanya oleh teman-teman juga selalu tidak mengaku. Sampai perutnya sudah terlihat membuncit, baru dia mengadakan akad nikah. Dan kita semua kaget ternyata kandungannya sudah memasuki usia 5 bulan. Itupun nikahnya hanya secara siri saja. Alasan keluarganya karena masalah biaya dan di KUA tidak boleh kalau menikahkan orang yang sedang hamil. Selain itu kabarnya si MS ringan tangan alias senang memukul, jadi menurut bapaknya kalau nikah secara siri lebih mudah cerainya tanpa ada prosedur ruwet dan keluar biaya macam-macam. Wah baru aja nikah, koq sudah merencanakan cerai ya. ************ Kalau kita lihat latar belakang keluarganya, sebenarnya kita tidak bisa menyalahkan mereka begitu saja atas kejadian ini, bahkan justru merasa kasihan. Si N memang dari keluarga kurang mampu, dia sendiri pendidikannya hanya tamatan SD. Ibunya sudah lama meninggal dan sejak itu bapaknya tidak menikah lagi. Kakak perempuan satu-satunya ternyata juga kasusnya dulu seperti N, hamil duluan sebelum menikah. Suaminya itu sampai sekarang juga tidak bekerja alias pengangguran, padahal mereka semua tinggal di rumah bapaknya N. Kebayang gak sih, bapaknya N kerjanya hanya jualan di pasar ketika malam hari, hasilnya gak seberapa. Trus dia harus menghidupi anak dan menantunya. Nah, menurut cerita, ketika bapaknya N berjualan di pasar pada malam hari itu, si MS sering main ke rumah N, ya bisa ditebak dong pasti akan terjadi hal-hal yang maksiat. Bahkan di bulan puasa juga katanya masih sering menginap, naudzubillah minzalik. Rumah si N memang jauh dari para tetangga, letaknya di ujung kampung yang ada di sekitar kantorku. Belakang rumahnya sungai dan di sekitarnya banyak semak dan kebun. Jadi wajar kalau pada saat kejadian para tetangga banyak yang tidak tahu. Bapaknya mungkin sebenarnya tahu, kalau si MS sering main ke rumah N pada saat dia pergi ke pasar, tapi dibiarkan saja, pokoknya gak diperhatikan banget deh. Tapi bapaknya kemarin sempat marah juga atas kejadian ini, dan si N diusir sementara dari rumahnya. Keluarga MS juga tidak jauh berbeda, kabarnya dia itu dulu anak hasil hubungan di luar nikah juga antara ibu dan majikannya yang seorang turunan cina, dinikahi hanya sebentar saja kemudian dicerai. MS juga tidak pernah diperhatikan oleh ibunya, jadi mungkin dia tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah. Sebenarnya MS ini dulu pernah melamar N, tapi ditolak oleh bapaknya N. Alasannya karena uang yang dibawa sedikit dan si MS sendiri belum bekerja. Akibat kejadian itu, MS pernah hampir bunuh diri gara-gara kepingin banget kawin tapi ditolak. Hari-hari berikutnya, MS dan N sendiri tidak putus, masih tetap pacaran, dan sekarang malah kejadiannya jadi seperti ini deh. Ohya, si N itu sering banget berhutang, alasannya untuk membantu bapaknya jualan, padahal teman-teman semua tahu uang itu dibakai untuk membayar makan dan rokok si MS. Si MS sendiri baru saja masuk kerja ketika awal Desember kemarin. Kasihan sekali ya mereka. Kita tidak mungkin menyalahkan si pelaku juga, karena bisa jadi mereka tidak tahu kalau yang dilakukan itu salah, karena memang tidak ada figur yang bisa memberi tahu, mengingatkan dan bisa dicontoh. Yang lebih kasihan lagi adalah nasib dari anak-anak mereka, padahal anak-anak itu adalah generasi penerus bangsa. Semoga kita semua bisa mengambil hikmah dari cerita ini, jangan sampai terjadi pada diri kita.. semoga bermanfaat