Study, dimanapun dan kapanpun kita melakukan hal yang dibenci tapi harus still dilakukan itu pasti ujung-ujungnya adalah melakukan kegiatan akhir yang bertujuan untuk mengukur seberapa besar kemampuan kita dalam memahami pelajaran tersebut dengan berbagai macam cara dan peralatan yang dimana jika ada kesalahan kecil saja bisa mempengaruhi nilai dan bahkan harga diri jika kita merupakan manusia yang nafsuan dengan pendidikan, yang kemungkinan biaya untuk cara dan peralatannya yang nanti digunakan itu tidak akan tergabung dengan biaya SPP kita yang kalau makan masih menggunakan uang orang tua kita tapi tetap saja milih-milih yang akhirnya akan menciptakan drama rumahan sepele yang enggak berguna untuk dipermasalahkan, terlalu panjang sebutannya? Ok, kita sebut aja kegiatan itu sebagai "tes"
Dan dari beberapa bentuk tes, ada 1 yang sering membuat kita ingin membuat keturuan karena merasa hari sebelum kita tes itu adalah hari terakhir kita ada di muka bumi, dan bentuk tes yang paling ditakuti dan dibenci oleh anak-anak yang beli buku tapi cuma dibuat hiasan tas itu adalah "Presentasi"
Salah satu efek negative dari presentasi selain mengurangi umur dan yakin kalau tuhan itu jahat adalah diri kita jadi mulai paranoid sehingga tidak bisa mengatakan apa-apa saat presentasi berlangsung walau semalaman sudah belajar mati-matian soal materi presentasi hari ini.
Abdullah :
"Hei, kenapa kamu bergetar begitu? Apa kamu lagi sakit?"
Teman :
"Ah ma..maaf, bu..bukan begitu ak..aku terlalu takut sampai aku lupa sama apa yang harus aku katakan nanti saat presentasi." *sambil terus mengetarkan kakinya.
Abdullah :
"Oh begitu, ya sudah biar aku saja yang presentasiin semuanya." *sambil tersenyum manis.
!!!
Teman :
"Eh!! Seriusan dul? La..lalu apa dong bagianku nanti?"
Abdullah :
"Tenang, kamu tinggal bilang kalau kamu yang buat semua laporannya, jadi gurunya gak akan curiga kalau aku yang presentasiin semuanya."
!!!
Mendengar ucapan Abdullah yang 98% mustahil dikatakan didunia nyata, si teman itupun segera melakukan hal yang harus dilakukan seseorang saat menghadapi hal itu.
Teman :
"Hueee!! Aku gak nyangka kalau teman kaya lu itu nyata di dunia ini dul!! Kalau kita pacaran, aku gak masalah kalau kau mau buat anak 2x sehari denganku, hueeeee!!" *sambil memeluk erat si Abdullah.
[POSITIVE]
------------------
Lucien :
"Hei, kenapa lu bergetar-getar begitu ha? Anu mu lagi gatel?"
Teman :
"bu..bukan begitu dasar dog! Ak..aku terlalu takut sampai aku lupa sama apa yang harus aku katakan nanti saat presentasi tahu." *sambil terus mengetarkan kakinya.
!
Lucien :
"Eh bangs*at, kalau lu ngelawak, itu gak lucu sama sekali woi, berhenti ngomong ngawur begitu, nilaiku dipertaruhkan disini dasar kepar*t." *sambil melotot.
Teman :
"A..aku enggak bercanda Luc, a..aku bener-bener takut sampai otakku blank tahu, kau pikir ini ekspresi wajah orang yang lagi bohong apa?" *sambil menunjukan ekspresi wajah Squidweard setelah wajahnya di pukul Spongebob menggunakan pintu.
Lucien :
"Oh begitu, kalau begitu ya mau gimana lagi."
Kemudian, dengan gagah berani, Lucienpun berjalan menghadap ke gurunya, setelah itu diapun berkata...
Lucien :
"Pak, semua pekerjaan di presentasi ini cuma saya yang ngelakuin, teman tolol useless saya itu cuma diam saja kaya perawan lagi PMS." *sambil menunjuk ke arah temannya.
!
Teman :
"(Dasar badabeh! Ke..kenapa dia ngomong begitu ke pak ...)"
Pak Wiguna:
"APA?! BERANI-BERANINYA ADA YANG MAU ENAK SENDIRI PAS KERJA KELOMPOK DI KELAS SAYA!! HEI KAMU!! LIHAT MUKA SAYA!! KAMU PIKIR BAPAK TAKUT SAMA KAMU?! TIDAK!! SAYA TIDAK TAKUUUT!! KAMU BAKAL BAPAK GAK LULUSIN GARA-GARA KAMU NGEREMIH BAPAK!!! DEMI!! TU-HAAAAAN!!" *sambil banting-banting meja dengan kepalanya.
[NEGATIVE]
-------------------
Budi :
"Hei, kenapa kamu bergetar-getar begitu? Mau pipis?"
Teman :
"bu..bukan begitu, ak..aku cuma terlalu takut sampai aku lupa sama apa yang harus aku katakan nanti saat presentasi tahu." *sambil terus mengetarkan kakinya.
!
Budi :
"Haa? "Cuma" katamu? Kau pikir ucapanmu itu bukan masalah besar apa? Dan seriusan, kau benar-benar lupa dengan materimu nanti?"
Teman :
"I..iya Bud, memangnya manusia bakal bohong kalau keadaanya genting begini?"
Mendengar pernyataan temannya yang serius itu, Budi yang tidak mau terkena masalah karena kelakuan temannya itupun segera berkata kepada guru.
Budi :
"Pak maaf, saya memang sudah menguasai materi presentasi ini, tapi teman saya belum, jadi apa yang harus kami lakukan? Apa boleh giliran kami diganti dulu?" *sambil bersikap kalem.
!
Pak Oleng :
"Apa?! Hei lu! Apa benar kalau kau belum hafal materimu hari ini?" *sambil menoleh ke arah teman si Budi.
Teman :
"Ah, i..iya pak (waduh! Kenapa si Budi pake ngomong segala sih?)" *sambil berkeringat dingin.
Pak Oleng :
"Hei, kamu tau gak gimana rasanya saat lu di susahin sama teman lu sendiri? Rasanya anjim banget! Membuatmu serasa menjadi Ironman." *sambil melotot.
Teman :
"Mmmmmm, ma..maksudnya apa ya pak?"
Pak Oleng :
"Enggak tahu, bapak cuma ingin ngomong aja, dan pokoknya mau tidak mau kamu harus tetep presentasi, omongin apa yang lu bisa aja, dan buat kamu Bud, tenang, nilainya ini tidak berdasarkan penampilan kelompok kok, tapi dari penampilan tiap induvidu, jadi kamu gak perlu khawatir nilaimu terpengaruh dengan penampilan temanmu."
Budi :
"Baik pak, terima kasih atas pengertiannya, nah, kamu sudah dengarkan?"
Teman :
"Iya iya gue denger dasar kampret." *sambil memandang sinis si Budi.
[REALISTIS]
-------------------
Izami :
"Eh, ngapaian kamu goyang-goyang begitu? Ah! Mau nambahi atraksi biar dapat nilai tambah ya, ok, ide yang bagus, gue ikutan, RUMBA~RUMBAAAA" *sambil mulai menari sambil mengetar-getarkan bokongnya dengan anggun.
Teman :
"Matamu! Kau pikir aku ini sedang ngelawak? Aku ini sedang panik tahu! Sampai-sampai aku lupa dengan isi materi presentasiku oi!"
Izami :
"Oh, terus kau ingin aku menggantikanmu presentasi, gitu?" *sambil menatap sinis.
Teman :
"Bu..bukan gitu, aku cuma..."
Izami :
"Ahahaha, aku gak bodoh bodoh, berdasarkan rumus dunia sosial yang classic, kalau ada orang ditawari sesuatu tapi dia menolak dengan gagap, itu artinya dia memang ingin hal yang ditawari itu."
?
Teman :
"Ok, kalau aku memang ingin kau yang presentasi, lalu kenapa? Memangnya kau mau melakukannya ha?" *sambil merasa emosi.
Izami :
"Ok, kalau memang itu maumu, biar aku saja yang presentasiin semuanya." *sambil tersenyum manis.
...
...
!
Teman :
"HAAA? KAM...KAMU YAKIN?" *sambil memandang shock.
Izami :
"Iya, akukan sudah tanya kamu mau aku wakilkan atau enggak, tapi kamu malah marah-marah gak jelas."
Teman :
"Eh, enggak, ma..maksudku tadi itu aku kira kau bercanda, ja..jadi..."
Izami :
"Jadi mau atau tidak?"
Mendengar tawaran Izami lagi yang manis, si teman yang (belum) tidak merasakan niat jahat dari senyuman (psikopat) tulus itu akhirnya menerima tawaran si (setan) Izami itu.
Teman :
"Ba...baiklah, ka..kalah kau memang tidak keberatan, a..aku sih tidak masalah." *sambil bersikap sungkan.
Izami :
"Ahahahaha, ok kalau begitu, tapi jangan kaget dengan improvisasiku ya, soalnya pikiranku beda dengan pikiranmu."
Teman :
"Asalkan itu enggak salah, aku ok-ok saja."
Izami hanya tersenyum manis mendengarkan ucapan temannya itu, dan beberapa waktu kemudian, waktunya bagi kelompoknya untuk berpresentasipun dimulai.
Dan setelah menyelesaikan bagiannya, tibalah bagi Izami untuk menyampaikan bagian presentasi milik temannya itu.
Teman :
"(Haaa, lega banget akhirnya aku gak perlu maju, aku juga gak ngira kalau dia ternyata pedulian terhadap temannya seperti ini lho? Karena diakan selalu centang 1 saat aku mengirimnya pes....)"
....
?
Teman :
"(Eh tunggu, bagaimana dia bisa tahu presentasiku kalau selama ini dia tidak pernah baca chat...)"
Izami :
"Nah sekarang kita mulai membahas soal temanku yang 1 ini, orang tuanya bercerai karena hanya perbedaan selera makanan lho, ayahnya suka cewek muda tapi ibunya suka cowok kaya, sekarang dia hidup sama ibunya yang kerjanya buat susu dirumah bordir, dan karena tahu penghasilan ibunya tidak banyak, temanku ini berbakti sekali lho, dia rela bekerja malam-malam sebagai pembantu om-om di mall yang kesulitan belanja sendirian, lihat ini, dia baik banget menemani om ini belanja dari mall bahkan sampai diantar pulang ke hotel ..."
Belum selesai Izami menceritakan soal kehidupannya yang suram sambil menunjukan suatu foto di HP nya, si teman yang merasa hidupnya sudah terlalu lucu untuk dijadikan candaan itu langsung saja berlari keluar kelas dan loncat bebas melewati pembatas lantai 4.
Izami :
"Heeeeeeee, kenapa begitu? Ucapanku "enggak salah" kan? Pftt bwahahahaha." *sambil tertawa dan tersenyum psikopat.
[NGAWUR/GAK JELAS]