Chereads / I'LL Teach You Marianne / Chapter 2 - Terbongkar

Chapter 2 - Terbongkar

Marianne membuka matanya ketika mendengar suara petir, ia kemudian kembali berjalan menuju kesebuah motel yang ada disebrang jalan. Sebagai seorang istri dari orang kaya semua kebutuhannya sudah terpenuhi walau ia tak meminta itu, sehingga gaji yang ia dapat dari tempatnya berkerja bisa ia simpan di rekening pribadinya. Dengan langkah yang agak sedikit kesusahan karena membawa koper besar akhirnya Marianne sampai didepan sebuah motel, ia masuk ketika seorang resepsionis yang sudah setengah baya melihatnya dari dalam dan memintanya untuk masuk.

Sang resepsionis baik hati itu bahkan memberikan segelas teh hangat pada Marianne ketika tengah mengisi data diri, setelah selesai mengisi form pendaftaran ia mengikuti langkah sang resepsionis menuju kamarnya.

"Terima kasih nyonya," ucap Anne penuh syukur.

"Sudah jadi pekerjaan saya nona, silahkan masuk dan istirahat jangan lupa mandi dengan air hangat supaya tak sakit nona," jawab sang resepsionis ramah.

Marianne mengangguk pelan lalu menutup pintu kamarnya sesaat setelah sang resepsionis itu pergi, ketika tadi mendaftar Marrianne mengisi data diri menggunakan KTP lamanya yang menunjukkan kalau ia seorang mahasiswa dan masih single oleh karena itu sang resepsionis memanggilnya dengan sebutan nona.

Beberapa tahun lalu Marrianne memang seorang mahasiswa seni tapi karena ia kehabisan biaya akhirnya dengan terpaksa ia harus cuti dari kampusnya dan memulai pekerjaannya sebagai kurator di galeri seni, sebagai kurator wanita pekerjaannya tak terlalu sulit apalagi pada dasarnya ia menyukai lukisan.

"Aku harus mandi," ucap Anne lirih sambil membuka kopernya yang basah, untung saja ia sudah melapisi kopernya dengan cover plastik sehingga baju-baju dan dokumen penting di dalam kopernya tak basah.

Setelah mendapatkan baju tidur dan handuk Anne masuk ke dalam kamar mandi yang cukup bersih untuk ukuran sebuah motel kecil, mungkin karena motel itu ada di pinggir jalan didekat jalur utama makanya kebersihan motel itu sangat terjaga. Sepuluh menit kemudian Anne keluar dari kamar mandi dengan rambut yang terlilit handuk kecil dan memakai piyama tidurnya, Anne kemudian meraih laptop yang ada di dalam koper ia kemudian menyibukkan diri mencari situs yang bisa membantunya untuk bercerai secepatnya dari Leon.

"No ... aku tak boleh melayangkan gugatan harus dia yang menceraikan aku supaya aku mendapat uang kompensasi," ucap Anne begitu menyadari kesalahannya.

"Ya dia yang harus menceraikan aku," imbuh Anne mantap, ia kemudian memilih untuk tidur karena kepalanya terasa sedikit sakit setelah hujan-hujanan ketika pergi dari rumah.

Anne pun tidur dengan perasaan marah, kecewa dan sedih jadi satu. Selama pernikahannya yang hampir satu tahun ini Leon tak pernah bersikap baik padanya bahkan kalau Anne sedang makan di meja makan maka Leon memilih untuk langsung berangkat kerja sehingga membuat para pelayannya ikut memusuhi Anne, mereka akan bersikap ramah ketika ada nyonya Catherine berkunjung setelah sang nyonya kembali ke kediamannya maka semua pelayan dan Leon akan bersikap kasar lagi pada Anne.

Suara alarm di ponsel membangunkan Leon yang masih tidur bersama Steffany sahabat baik istrinya, karena masih mengantuk Leon mengabaikan bunyi alarm itu. Ia memilih untuk kembali tidur dengan menambah pelukannya pada tubuh sintal Stefany, bagaimana tidak Stefany menambah ukuran payudaranya dengan melakukan operasi plastik hingga membuat Leon selalu bernafsu jika melihatnya.

Leon terbangun ketika merasakan nikmat dan geli di tubuh bagian bawahnya yang sudah kembali on, saat ia membuka mata ternyata Stefany sedang melakukan hal yang ia senangi. Steffy sangat pintar menyenangkannya.

Tak begitu lama kemudian Steffany berhasil mencapai pencapaian pertamanya yang membuat tubuhnya lemas seketika dan terkulai diatas tubuh Leon yang sudah basah dengan keringat, karena Leon belum mencapai puncak dengan cepat ia menarik dan memutar tubuh Steffany ke bawah tubuhnya. Dengan cepat Leon kembali memacu tubuhnya kembali diatas Steffy, kali ini ia yang memegang kendali.

"Stefii..."teriak Leon ketika berhasil mencapai puncak kenikmatan, setelah melakukan usaha yang tak mudah.

"Leon.. aku mencintaimu... "pekik Steffany kembali saat kembali merasakan pelepasan untuk yang kedua kalinya berbarengan dengan Leon, ia memejamkan kedua matanya saat merasakan benih dari Leon masuk dan mengalir ke dalam rahimnya.

Setelah bertempur Leon akhirnya kembali tumbang ke samping tubuh seksi Stefany mereka berpelukan erat lalu memilih untuk mandi karena hari sudah siang, Leon harus rapat sementara Steffany harus kembali berkerja.

Dua puluh menit kemudian mereka selesai mandi dan berganti pakaian bersih, Stefany sudah sangat berani meninggalkan pakaiannya di kamar Leon ia berharap sahabatnya yang kuno itu akan tau lalu mereka bisa bercerai secepatnya.

"Pelayan bersihkan kamarku," titah Leon ketika akan berangkat kekantor bersama Steffany yang bergelayut manja di lengannya.

"Baik tuan," jawab seorang pelayan patuh.

"Tuan maaf," ucap seorang pelayan yang cukup senior tiba-tiba datang.

"Ya ada apa? " tanya Leon cepat.

"Nyonya Anne sepertinya kabur dari rumah tadi malam tuan," jawab pelayan itu kemudian.

Mendengar perkataan sang pelayan membuat Leon diam seketika, tiba-tiba ia mempunyai perasaan aneh ketika tau istrinya kabur.

"Bagus kalau begitu, biarkan saja dia sayang," ucap Steffany menyadarkan Leon dari lamunannya.

"Oh iii iya sayang ... ya sudah ayo berangkat," sahut Leon dengan tersenyum.

Stefany mengangguk pelan lalu berjalan beriringan menuju mobil yang sudah menunggu mereka didepan pintu gerbang, tanpa sepengetahuan Leon rupanya nyonya Catherine yang sudah mengendus perselingkuhan cucunya nampak sudah menunggu disebrang jalan. Wanita tua itu melihat dengan jelas bagaimana Leon melumat bibir Steffany didepan mobil.

"Ayo masuk ke rumah Leon, aku harus bicara dengan Anne," titah nyonya Catherine pada sang supir.

Bersambung