Chereads / I'LL Teach You Marianne / Chapter 16 - Paparazi

Chapter 16 - Paparazi

Blouse putih yang dipakai oleh Anne basah kuyup terkena air dari gelas sehingga menunjukkan pakaian dalamnya dengan jelas, yang sontak langsung membuat Anne panik. Ia pun langsung membuat tameng menggunakan kedua tangannya untuk melindungi dadanya dari pandangan Aaron yang berdiri di hadapannya.

Melihat Apa yang baru saja terjadi membuat Aaron bertindak cepat, ia lalu melepas jaket yang ia pakai dan memberikannya kepada Anne.

"Makanya jangan ceroboh," ucap Aaron pelan sambil memakaikan jaket di tubuh Anne.

"Aku tak sengaja," jawab Anne lirih menahan malu.

"Bodoh!! sana keringkan bajumu di dalam, setelah itu kau bisa mengembalikan jaket ini padaku," sahut Aaron setengah berbisik.

Tanpa bicara Anne langsung masuk ke dalam dapur untuk mengeringkan pakaiannya yang terkena air minum, meninggalkan Aaron sendirian di meja kasir melayani para pembeli. Saat sedang mengeringkan bajunya Anne bisa mendengar semua percakapan yang terjadi dimeja kasir, dimana saat ini ini Aaron sedang digoda oleh para pembeli wanita yang meminta nomor ponselnya sama persis yang dilakukan oleh beberapa orang pembeli lainnya kepada Jack.

Mengingat hal itu tiba-tiba membuat Anne memikirkan Jack, ia baru sadar bahwa sampai siang seperti ini Jack belum membalas pesan yang ia kirimkan sejak pagi.

"Kau kemana Jack, tidak biasanya kau pergi seperti ini. Bukankah kau tak punya teman ataupun saudara, lalu kenapa kau tak mengabariku," ucap Anne dalam hati sambil menatap ponselnya yang sedang menampilkan pesan yang ia kirimkan kepada Jack.

Pesan itu masih satu ceklis yang artinya pesan itu belumlah terkirim pada Jack, yang mana hanya ada dua kemungkinan yaitu nomor ponsel Jack mati atau Jack tak mempunyai kuota internet untuk menerima pesan yang ia kirimkan. Saat sedang memikirkan Jack tiba-tiba tirai dapur terbuka, dan masuklah Aaron sambil membawa sebuah nampan kosong yang tadinya sebagai tempat cookies.

"Kau melamun Anne?" tanya Aaron dengan cepat saat menyadari Anne masih berdiri tanpa melakukan apa-apa sambil memegang ponsel.

"A-a tidak aku tak melamun aku hanya menatap ponselku kenapa aku tak bisa mengirimkan pesan kepada baristaku, padahal dia tak pernah melakukan ini sebelumnya. Lalu bagaimana dengan besok, aku kan tak bisa memintamu untuk terus ada disini. Aku yakin kau pasti mempunyai kesibukan lainnya," jawab Anne dengan jujur.

"Berikan ponselmu," pinta Aaron dengan cepat sambil meletakkan nampan kosong di atas oven yang ada di samping kirinya.

"Ponselku untuk apa…"

Anne tak dapat menyelesaikan perkataannya karena ponselnya sudah direbut paksa oleh Aaron, tak lama kemudian ia terlihat memasukkan beberapa kombinasi angka dan melakukan panggilan.

Trriiinggg

Trriiinggg

Trrriiingg

Ponsel yang ada di saku celana Aaron berdering dengan keras, membuat Anne akhirnya sadar. Ternyata Aaron sedang melakukan panggilan kepada ponselnya sendiri untuk memasukkan nomor ponselnya ke dalam ponsel Anne.

"Aku sudah menyimpan nomor ponselku diponselmu, jadi kalau besok barista mu memang tidak datang kau bisa menghubungiku. Aku dengan sangat siap menggantikannya seperti hari ini,"ucap Aaron sambil tersenyum dengan mengeluarkan ponsel in kembali ke pemiliknya.

"Tapi aku tak bisa main gajimu besar aku punya…"

"Kau bisa membayarku dengan membuatkan aku makan pagi, makan siang dan makan malam. Aku rasa itu cukup untuk membayar waktuku berada di coffee shop milikmu ini," jawab Aaron dengan cepat sambil tersenyum ke arah Anne.

"Kau ingin aku membayarmu dengan makanan?" tanya Anne tak percaya sambil membelalakkan kedua matanya.

"Yupp, oh ya sudah aku keluar dulu. Diluar ada pelanggan, kau cepatlah keringkan pakaian jangan sampai masuk angin. Nanti aku juga yang repot harus mengantarmu ke rumah sakit, lalu kalau kau sakit tidak ada yang menggajiku dengan makan malam hari ini," jawab Aaron pelan sambil tertawa lebar menuju ke meja kasir meninggalkan Anne yang masih terdiam tak percaya, mendengar perkataan Aaron yang meminta dibayar hanya dengan makanan.

Tak lama kemudian Anne pun keluar dari dapur setelah baju yang ia keringkan menggunakan hair dryer kering, ia tak tega membiarkan Aaron sendirian di meja kasir melayani pelanggan sambil membuat kopi dan menyiapkan cookies. Walau bagaimanapun Aaron adalah orang baru yang belum sesigap Jack yang bisa melakukan tiga pekerjaan sekaligus, saat membuka tirai dapur ia takjub ketika melihat Aaron sudah berhasil melayani 4 orang pelanggan yang memesan kopi dan cookies secara bersamaan ia juga sudah menyelesaikan transaksi tanpa kesalahan.

"Haii bos, apa yang kau lakukan disitu? apa kau ingin memastikan pekerjaanku baik atau tidak?" tanya Aaron sambil tersenyum.

"A-aku tadi mau melihat apa cookies masih banyak atau tidak bukan untuk mengawasi pekerjaanmu Aaron," jawab Anne salah tingkah, ia seperti kepergok melakukan kesalahan.

Aaron hanya tertawa melihat Anne yang seperti orang bingung, ia kemudian melanjutkan lagi pekerjaan barunya itu dengan cepat karena tak mau membuat pelanggan menunggu. Sementara itu Anne memasukkan pesanan cookies kedalam kantung kertas sebelum diberikan ke pelanggan, mereka berdua kemudian bekerja bersama lagi seperti tadi pagi sampai akhirnya waktu menunjukkan pukul empat sore yang artinya coffe shop harus ditutup.

"Aku lapar, kau mau membayarku dengan apa?" tanya Aaron tanpa basa basi saat Anne sedang mengunci pintu.

"A-apartemenku tak jauh dari sini, kalau kau mau aku bisa membuatkan makan malam. Tapi kalau kau tak mau kita bisa mencari restoran lain untuk makan malam jawab n dengan cepat.

"No no no, aku pilih pilihan pertama. Kalau begitu kita segera menuju ke apartemenmu untuk makan malam," ucap Aaron sambil tertawa sehingga deretan gigi putihnya terlihat jelas.

Melihat Aaron tertawa membuat Anne bingung, ia lalu membuang muka dan berjalan dengan cepat menuju ke apartemennya meninggalkan Aaron yang masih berkacak pinggang di depan pintu coffee shop yang dikunci.

"Anne tunggu…"

"Ayo cepat, kenapa jalanmu seperti siput!!"

"Kau yang terlalu cepat Anne!!"

"Alasan,"

Tanpa Anne sadari ada sebuah kamera yang mengambil foto dirinya dan Aaron yang berjalan meninggalkan coffe shop.

"Sepertinya menyenangkan jika tuan tau hal ini,"

Bersambung