Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

BIRAHI

🇮🇩petercan93
--
chs / week
--
NOT RATINGS
18.1k
Views
Synopsis
Namaku Ardila, wanita biasa yang mencoba menjalani hidup dengan sebaik mungkin. Menjadi istri dari seorang suami yang baik, dan menjadi seorang wanita karir. Kehidupanku biasa saja pada awalnya. sampai segalanya berubah saat suamiku mulai sakit. Aku perlu memenuhi kebutuhan hidupku. Dan awal malapetaka pun muncul...

Table of contents

Latest Update1
PROLOG5 years ago
VIEW MORE

Chapter 1 - PROLOG

Aku masih mengingatnya, saat kata 'Sah' terucap dari mulut para saksi pernikahanku. Saat itu mataku berlinangan air mata. Meskipun aku hanya bisa menyaksikan prosesi ijab kabul yang dilakukan Faizal yang sekarang menjadi suamiku dari balik tirai jendela. Mendengarnya mengucapkan ijab kabulnya saja benar-benar membuat hatiku terharu.

Memang masa perkenalan kami hanya singkat. Bahkan kami tidak berpacaran. Aku memang yang sengaja menghindari itu. Kami hanya berteman, tidak lebih dari itu. Tidak ada kata ta'arufan juga, karena menurutku wanita jaman sekarang sudah salah mengerti. Mereka hanya mengganti istilah pacaran dengan ta'aruf saja selebihnya semua hal yang mereka lakukan sama saja. Maka dari itu, aku memutuskan untuk berteman. Yup, hanya sekedar berteman dengan Mas Faizal.

Usia Mas Faizal jauh lebih tua dari pada aku. Aku masih duduk di bangku SMA waktu itu, sedang Mas Faizal baru saja menyelesaikan kuliahnya di salah satu Universitas Negeri di kota Yogyakarta. Kami berkenalan lewat akun media sosial. Sejujurnya kami tidak ada saling ketertarikan sebelumnya. Mas Faizal sering memposting kata-kata motifasi rohani di akun Instagramnya dan aku adalah penikmatnya. Sampai suatu ketika dia mengirimi aku sebuah pesan.

Sebuah pesan yang membuat aku terkejut sekaligus geli. Apakah ada laki-laki seperti Mas Faizal di zaman sekarang. Yang ketika akan menginvite seseorang di akun media sosialnya harus minta izin dahulu. Itulah hal pertama yang membuat aku tertarik dengan Mas Faizal. Tentu saja sebagai seorang gadis aku berlagak sok jual mahal dan tidak langsung menanggapi pesan itu.

Beberapa hari kemudian Mas Faizal mengirimi aku pesan lewat akun media sosialnya lagi. Pesan yang kurang lebih sama. Lalu aku hanya memberi tanggapan 'Ya'. Dia memasang emoticon senyum di pesan akun media sosialnya.

Perkenalan singkat kami itu membawa kami ke dalam rangkaian kisah cinta. Meskipun dengan kondisi Mas Faizal yang sekarang, sebagai seorang istri aku tetap mencintainya. Cintaku benar-benar tulus.

Aku cukup beruntung dinikahi oleh Mas Faizal. Dia lelaki yang bertanggung jawab. Dia juga berasal dari latar belakang keluarga yang baik dan berkecukupan. Laki-laki yang sudah mapan, dan yang pasti menjadi dambaan bagi setiap wanita. Belum lagi dia cukup religius.

Aku sendiri heran, lelaki seperti Mas Faizal mungkin bisa mendapatkan perempuan yang lebih baik dari pada diriku. Dibilang cantik aku tidak terlalu cantik. Aku juga tidak menonjol diantara perempuan lain yang dikenal Mas Faizal. Memang sih kulitku putih. Dan aku tidak bisa menolaknya, bahwa semua orang berkata padaku kalau tubuhku cukup molek. Tapi aku kira bukan itu yang membuat Mas Faizal jatuh hati padaku. Sebab seperti yang aku katakan sebelumnya, kami belum pernah bertemu sebelumnya. Kami hanya berkenalan lewat media sosial.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan akhirnya kami berdua memutuskan untuk saling bertemu. Kami memutuskan bertemu di toko buku. Yup, kenapa toko buku? Ini ada kaitannya dengan hobi kami. Kami berdua sama-sama menyukai buku.

Hanya lima bulan berselang setelah aku bertemu pandang dengan Mas Faizal. Hanya lewat sebuah chat via app WhatsApp, Mas Faizal bilang akan melamarku. Waktu itu aku belum lulus SMA. Tentu saja aku tidak berani bilang pada orang tuaku. Lagi pula mereka berdua tidak pernah melihat aku jalan dengan serang lelaki pun. Tentu saja mereka akan kaget. Dan tebak apa jawabanku waktu itu.

'Jika kamu serius silahkan datang ke rumah dan temui kedua orang tuaku.'

Sepertinya kalimat singkat pada chatinganku menantang nyali seorang Mas Faizal. Mas Faizal dengan percaya dirinya pagi-pagi datang bersama kedua orang tuanya dan melamarku.

Seperti apa perasaanku? Kalian tebak sendiri. Seorang gadis SMA yang sama sekali belum mengenal laki-laki, tiba-tiba dilamar oleh seorang lelaki tampan.

Akhirnya aku dinikahi Mas Faizal. Tepat saat aku lulus sekolah. Teman-temanku banyak yang kaget. Sebab selama ini aku terkenal pendiam. Ada juga yang mengira aku hamil duluan. Walaupun faktanya sampai sekarang aku belum memiliki momongan. Diantara teman wanita sebayaku aku tidak menonjol. Yup, aku sungguh beruntung waktu itu.

Sampai hari itu tiba. Malam itu Mas Faizal tiba-tiba demam tinggi dan mulai kejang-kejang. Aku membawa dia ke UGD, pihak rumah sakit mendiaknosa Mas Faizal terkena stroke. Aku benar-benar kaget. Aku pikir ini adalah ujian kesetiaan untuk seorang istri. Kantor Mas Faizal tiap bulannya memberi Mas Faizal pesangon juga sebuah uang perawatan. Karena setelah aku mengetahuinya penyakit Mas Faizal ini diakibatkan oleh beban kerja yang terlalu berat.

Sebagai seorang istri, akhirnya aku memutuskan untuk bekerja. Menggantikan suamiku sebagai tulang punggung keluarga. Dan hari-hari beratku dimulai setelah itu.