Icha menaikkan celana kainnya diatas lutut dan meniup2 lututnya yg terluka berharap pedihnya berkurang.
"Jangan nangis chaa. Lo kuat" lirih icha meniup2 lukanya lagi.
"Cha lo dimana?"
"Icha..... "
Icha mendengar suara gery mencarinya pun senang.
"Kak icha disini" jawab icha. Dan tak butuh waktu lama gery pun menemukan icha dan menghampirinya.
Gery meringis melihat luka dilutut icha dan memar di pergelangan kaki kanan icha.
"Kamu ni cha ceroboh banget sih, kenapa bisa gini"
Ocehan gery saat kini dia berusaha membersihkan luka di lutut icha dengan air yg dia bawa.
"Aw kak perih"
Dengan cekatan gery pun meniup luka tersebut agar icha tak merasa perih lagi, dan itu membuat icha tersenyum bahagia.
Gery mengeluarkan sapu tangan dari kantong celananya dan mengikatkan ke luka icha agar luka tersebut tertutup sementara.
"Makasih kak udah sembuhin luka icha lagi."
"Icha bingung, kenapa sih kak gery selalu ada waktu icha terluka dan selalu kak gery yg obatin luka icha"
Gery menatap icha lekat.
"Karena kakak memang diciptakan untuk mengobati luka kamu."
"Kakak ga bisa janji selalu disamping icha saat icha bahagia, tapi kakak berusaha akan selalu ada saat icha terluka dan membutuhkan kakak." lirih gery mengusap Puncak kepala icha.
Icha tersenyum dan mengangguk pasti.
"Yaudah yuk ke tenda, keburu gelap kak. Nanti pada nyariin takutnya" ajak icha yang diangguki gery.
"Tapi emangnya kamu bisa jalan?" tanya gery yg dijawab gelengan oleh icha.
Gery jongkok membelakangi icha dan berkata "yaudah naik. Biar kakak gendong"
"Tapi kak icha berat lho"
"Ga cha, kamu ga berat. Ayo naik keburu gelap"
Icha mengalah kemudian naik ke punggung gery.
Gery berdiri dengan menggendong icha, kemudian berjalan perlahan ke arah tenda mereka.
"Maaf ya kak, gara2 icha ga bisa jalan jadi nyusahin kak gery lagi."
"Icha selalu nyusahin kalian ya"
Gery menggeleng dan berkata "cha, kamu ga pernah nyusahin kita apalagi kakak."
"Ingat ya, masih ada kakak disini yg bisa gantiin jadi kaki kamu kalau kamu ga bisa jalan seperti ini"
"Kakak akan selalu ada buat icha saat icha dalam kondisi terburuk sekalipun"
"Saat kakimu tak sanggup melangkah, aku siap menjadi kaki untukmu."
"Saat tanganmu tak sanggup bergerak, aku siap menggantikan tanganmu."
"Saat kamu enggan melihat sekitar, aku juga siap menjadi mata untukmu cha"
"Asal icha tetap ada buat kakak disini, dan ga pernah tinggalin kakak"
Lirih gery membuat hati icha berdebar dan kupu2 bertebaran diperut dan atas kepalanya.
"Makasih kak, makasih selalu ada buat icha" bahagia icha
"Kak, disini bintangnya terlihat jelas ya" ucap icha menatap langit yg mulai gelap tersebut.
"Kamu suka?" tanya gery yg langsung diangguki oleh icha.
"Yaudah kapan2 kita kesini lagi buat lihat Bintang ya. Tapi ga ada acara jatuh lagi"
"Siap kapten. Tapi sama kak rosi dan kak Siska juga ya kak"
"Iya sama mereka. Tapi kenapa kamu suka Bintang sih cha?"
"Entah kak, icha suka aja. Bintang itu Indah bagi icha, tenang aja bisa nikmati Bintang." jawab icha tersenyum
"Kalau kakak sih ga begitu suka Bintang." jawab gery yg membuat icha bingung.
"Kenapa kak? Padahal mereka cantik lho." protes icha mendengar pujaannya tak begitu suka dengan Bintang.
"Kakak suka cha sama Bintang,tapi juga sedikit ga suka" jawab gery membuat icha cemberut
"Karena Bintang itu seperti kamu, yang hanya bisa kunikmati keindahannya tanpa bisa kumiliki" batin gery sambil menghela nafas panjang.
"Itu gimana coba, suka tapi ga suka" bingung icha yg tak dihiraukan oleh gery karena mereka kini telah sampai di tenda icha.
Segera gery menurunkan icha ditendanya dan menyuruh rosi memanggil petugas kesehatan untuk mengobati icha lebih lanjut.
Karena kejadian itu, akhirnya icha hanya duduk ditenda hingga kemah selama 2 hari selesai dan mereka kembali ke rumah.
Haduh gery sweet banget.
Mau dong...
Tunggu part selanjutnya ya,