Targetnya malam ini adalah seorang politikus dari salah satu negara di benua Asia yang terlibat korupsi dan bekerja sama dengan salah satu mafia yang bergerak di Rusia untuk memperluas perdagangan narkoba di negara-negara Asia.
Ketika targetnya sudah terkunci, ia mulai menarik pelatuknya hingga peluru tanpa menimbulkan suara itu terbebas dengan gerakan cepat menembus angin dan kaca satu arah.
Suara pecahan kaca tidak terdengar, semua orang terlalu sibuk dalam pesta mereka sendiri-sendiri, hingga pria paruh baya yang sedang di apit oleh dua wanita cantik tiba-tiba jatuh tersungkur dengan kepala berlubang.
Teriakan-teriakan para wanita terdengar nyaring, semua orang kaget. Beberapa dari mereka ada yang mencari sumber peluru. Hanya ada sebuah lubang kecil di sebuah kaca, tetapi mereka tidak tahu dari arah mana peluru itu berasal.
Arka mendengus pelan, ia menghampiri gadis kecil tadi membuka seragam sekolahnya dan ia kenakan ke tubuh gadis itu yang seragamnya sudah robek sana-sini.
"Aku tidak jahat, siapa namamu?" kata Arka sambil mengancingkan seragamnya yang telah terpasang di tubuh gadis kecil itu.
"A-a-ai-syah." Jawabnya sesenggukan.
"Sudah jangan menangis lagi, sekarang kau sudah aman bersamaku." Arka mencoba untuk tersenyum lembut, agar Aisyah tidak takut lagi.
"Naiklah." Arka berbalik, meminta Aisyah secara tidak langsung untuk naik keatas punggungnya.
Arka tidak tahu benar siapa pria bule ini. Yang ia tahu dari bang Dion. Pria bule ini tertarik kepadanya dan menginginkan Arka menjadi salah satu bodyguardnya.
"I want you to be mine."
Arka mendelik tajam, "What do you want from me?"
Pria bule itu terkekeh pelan seolah yang di katakan Arka sangat lucu baginya.
"Right said Dino, you are a smart child. You can also speak foreign languages ​​fluently, but unfortunately fate is not on your side."
"What do you know about fate?!" tanya Arka tajam menatap pria bule itu benci.
"I khow everything about you, Arka."
"Oke, jadi apa yang kau inginkan dariku?" tanya Arka to the point.
"Jadilah milikku, kaki tanganku, mata serta telingaku di luar sana. Aku akan melatihmu, memberimu uang yang banyak. Bukankah kah kamu harus mencari uang yang banyak untuk ibumu?"
Kedua mata Arka mendelik tajam, ia tidak suka dengan apa yang pria itu katakan, "Kau terlalu ikut campur urusanku dan aku sangat membencinya." kata Arka.
Pria itu hanya terkekeh pelan menanggapi, "So, do you want to be mine?" tanyanya lagi.
Arka beranjak berdiri dan hendak pergi keluar dari ruangan ini di ikuti oleh Rian di sampingnya tetapi perkataan pria itu mampu membuatnya berhenti sejenak.
"I give you one week to think about it, on the last day I will wait for you at the airport at 7pm."
Arka kembali melanjutkan jalannya, dan pria yang ia tinggalkan hanya diam saja dengan seringai tipis, "You will be mine, Arka." ucapnya pelan.
"Apa kamu Arka? Tamu suamiku dari Rusia? Maaf aku tidak menyambut kedatangmu tadi." Katanya seraya menghampiri Arka dengan senyum yang tak luntur.
"Duduklah, dan makan siang bersama kami." Katanya sopan.
"Mulai deh kalau ada cowok ganteng dikit, gatelnya kumat! Dasar gak sadar diri!" kata Sella menyindir dengan nada yang ketus, ia masuk ke dalam ruangan dan duduk di kursi.
"Next mission, Nusantara."
Langkah pria itu terhenti, kedua matanya mendelik tajam mendengar informasi yang baru saja masuk itu.
"Your country, Arka." Dan sosok di sebrang sana menyeringai senang, ia berhasil membuat rekan kerjanya yang dikenal berdarah dingin menjadi emosi.
"Jerk!"
"I khow, that's me."
"Saya terima nikah dan kawinnya Aisyah Irdina Shanum binti Prasetyo Agung dengan seperangkat alat sholat di bayar tunai."
"Jangan menangis, kakak pasti kembali untuk menjemputmu."
"Kau sudah menikah?!" Dedet menatap Aisyah tidak percaya, teman-teman yang lain pun melongo dengan mulut terbuka.
"Dia pergi, dan sampai saat ini tidak pernah mengabarimu, aku yakin dia melarikan diri Syah!"
Arka melangkah mendekat, ia tersenyum tipis kepada Aisyah yang berdiri kaku di hadapannya, ia sedikit merunduk dan membawa gadis itu ke dalam pelukannya, "Kakak kembali." ucapnya pelan berbisik di telinga Aisyah, sementara kedua matanya menyorot tajam kearah pemuda yang tadi berbicara dengan Aisyah dan menatap Aisyah dengan tatapan memuja.
.
.
.
.
Cooming Soon~