Lian berfikir bahwasanya keputusan nya adalah keputusan terbaik karna selagi ia masih semester 1 dan belum terlalu jauh untuk menyudahi nya jadi se segera mungkin ia mengambil keputusan !
Lian belum cukup nyali untuk berkata kepada keluarga nya ia takut membuat kecewa .
namun lagi² dalam kepala nya ia bergumam "lebih baik mengecewakan sekarang daripada mengecewakan dikemudian hari dengan kekecewaan yang lebih²" ia mencoba menenangkan diri nya sendiri.
sambil mengumpulkan nyali Lian kesana kemari untuk mencari pengganti kuliah
"hffttt harus ke arah mana lagi aku cari? ataukah sebaikknya aku jujur saja sekarang?"
jika Lian jujur Lian harus menangung resiko yaitu rasa bersalah yang teramat besar terhadap keluarga nya.
tibalah hari dimana keluarga Lian mengetahui bahwa Lian tidak lagi melanjutkan kuliahnya Lian hanya terdiam pasrah namun mengutuk keras dalam hati berharap seseorang mengerti akan keputusan nya itu ,
setelah tidak lagi melanjutkan kuliah terkantung-katung lah Lian tak tentu arah kesana kemari mencari sesuatu yang produktif namun tak satupun di temui .
ia sadar ini sudah menjadi bagian dari resiko pilihannya.