HAPPY READING
Khadijah pun kini melangkah kan, kakinya menuju kamar. Dengan perasaan yang campur aduk, dan tak karuan, Khadijah mencoba membuka pintu kamar secara perlahan.
"Mungkin dia sudah tidur,"Gumam Khadijah.
Namun, saat pintu sudah terbuka, tidak ada sosok laki-laki yang kini bersetatus suaminya itu, melainkan, kamar kosong tidak ada orang di dalamnya.
"Kemana mas Fahri, bukankah tadi dia bilang sudah mengantuk,"Fikirnya. "Hem, yasudahlah."sambung Khadijah lalu menatik koper ke arah lemari dan memasukan beberapa baju ke dalam koper.
"De, butuh bantuan mas,"Ucap Fahri yang tiba-tiba mengagetkan aktifitas Khadijah.
"Ekh mas, gak usah."jawab Khadijah.
"Mas, kamu dari mana aja, bukannya tadi mas bilang sudah mengantuk dan mau istirahat."Sambung Khadijah.
"Ooh, iya tadi mas habis keluar sebentar, ada panggilan dari rekan kerja. Oh iya de udah Sholat isya belum?"
"De lagi ada tamu mas. Jadi libur dulu Sholat nya,"sahut khadijah dengan singkat.
"lah kan sholat kewajiban de, meskipun ada tamu harus tetap Sholat dong,"Ujar Fahri.
Khadijah tersenyum mendengar Ucap Suaminya itu.
"Mas kamu ada-ada aja, emang bisa yah begitu. Maksud khadijah itu datang bulan,"Jelas Khadijah.
"Ya Allah de, maaf. Mas fikir emang beneran ada tamu. Ekh taunya datang bulan,"Ucap Fahri yang ikut tersipu.
"Yasudah, sebaiknya mas istirahat terlebih dahulu, nanti Khadijah menyusul,"
"Yakin gak mau di bantuin?"
"Engga mas,"Ucap Khadijah menggelengkan kepalanya.
Mengingat tubuh Fahri sudah lelah, dan juga rasa kantuk yang kian lekat menyelimuti dirinya, akhirnya Fahri memilih merebahkan tubuhnya di atas kasur. Itu pun, atas seijin Khadijah.
Beberapa jam berlalu koper Khadijah sudah terisi rapih. Semua barang bawaan yang di butuhkan sudah masuk ke dalam koper, hari pun, kian larut. Namun Khadijah masih saja gelisa seperti memikirkan sesuatu. Akhirnya Khadijah memilih untuk duduk sejenak di meja riasnya.
Fahri yang saat itu terbangun, menyadari kalo istrinya belum juga tidur.
"De, kenapa belum tidur? "ucap fahri menatap istrinya dari atas kasur.
"Mas, kamu bangun? Gak papa kok mas, bentar lagi juga tidur,"Jawab Khadijah.
"De yakin gak ada apa-apa,"Fahri pun, beranjak dan duduk.
"Apa deterganggu dengan kehadiran mas, kalo iya, mas bisa ko tidur si sofa,"sambungnya.
"Akh, bukan itu mas, hanya saja Khadijah belum terbiasa dengan Kehadiran mas Fahri disini. Jadi Khadijah bingung memulainya dari mana."
Setelah saling berdiam.diri sejak, akhirnya Khadijah beranjak dari kursi, dan duduk bersebrangan di atas kasur.
"Mas!"Ucap Khadijah dengan raut wajah yang merona. Sulit di gambarkan, betapa gugup, dan takutnya Khadijah saat itu untuk berterus terang pada suaminy.
"Iya, kenapa de." Ucap Fahri yang kinu memandangi Khadijah. Dengan penuh keberanian, akhirnya Khadijah mencoba meraih tangan Fahri, lalu meminta maaf.
"Mas, maafin Khadijah. Maaf karna Khadijah sudah berbohong. Khadijah tidak bermaksud untuk berbohong. Itu karna Khadijah merasa takut."Jelas Khadijah.
Fahri mendengar penjelasan Khadijah semakin di buat bingung. "Apa maksudnya maksud semua ini, apa yang istriku takuti,"Gumam Fahri dalam hati. yang saat itu semakin dibuat bingung. Apalagi saat mata Khadijah mulai berkaca-kaca.
"Apa yang sebenarnya de takuti?"tanya Fahri.
Khadijah masih terdiam, saat Fahri bertanya.
"De, cerita sama mas. Apa yang sebenarnya de takuti."
Khadijah masih teridiam, tak menjawab pertanyaan suaminya. Namun saat Fahri mulai mendekat, dan menanyakan kembali. Tiba-tiba saja Khadijahkembali meraih tangan suamuny, lalu mencium kedua tangan Fahri sembari menitikan air mata.
"Maafin Khadijah mas, maaf karna Khadijah sudah berani berbohong sama mas Fahri. Itu semua karna Khadijah takut, takut kalo mas Fahri tiba-tiba meminta Haknya. Padahal jelas-jelas Khadijah belum siap, Khadijah sebenarnya tidak datang bulan mas,"Ucap Khadijah dengan penuh penyesalan.
"Masya Allah de, jadi itu yang kamu takuti,"Ucap Fahri mencoba mengangkat wajah istrinya. "De, mas gak berfikir ke arah situ. Mas juga gak akan pernah memaksa. Biarkan semuanya mengalir secara perlahan. Insya Allah mas akan sabar."Ucap Fahri dengan nada yang begitu lembut dan menyejukan hati istrinya.
"Mas, tapi de takut di laknat malaikat,"Ucap Khadijah dengan begitu polosnya.
"Insya Allah engga de. Kan mas gak minta. Jadi de gak akan di laknat sama malaikat."Tegas Fahri.
"Mas benar kan,"
"Iya dong. Ngapain juga mas bohong sama istri mas. Hubungan suami istri itu Harus saling terbuka, dan jujur satu sama lain. Gak boleh tertutup satu sama lain, de."Jelas Fahri.
"Alhamdulliah,"Ucap Khadijah merasa lega.
Terlihat jelas kebahagiaan di wajah cantik Khadijah, beberpa kali Fahri melihat istrinya tersenyum dan menghembuskan napas panjang.
"Masya Allah malam ini aku bener bener memuji kuasamu ya robb, betapa cantiknya istriku saat ia tersenyum. Semoga selamanya aku bisa membuatnya tersenyum,"gumam fahri dalam hati.
"Yasudah, sebaiknya sekarang de tidur yah, lagian udah larut malam sekarang," Ucap Fahri yang di sambung dengan anggukan Khadijah.
Khadijah pun langsung menarik selimut dari tidur di samping Fahri, itu pun dengan pembatas guling. Fahri hanya tersenyum melihat apa yang di lakukan istrinya. Setelah itu Fahri ikut tidur.
*****
Pagi harinya, pukul 03.40 Khadijah dan Fahri sibuk untuk keberangkatan ke bandara. Mereka sengaja berangkat pukul empat kurang, karna harus mengejar penerbangan pukul 04.50. Jadi mereka memilih untuk Sholat subuh di bandara.
"Umi, abi, kita berangkat yah. doain Khadijah sama mas Fahri biar selamat sampe tujuan,"ucap Khadijah lalu mencium tangan Abi dan Umi. disusul dengan Fahri yang ikut mencium kedua tangan orang tua Khadijah.
Asalamualaikum Umi, Abi" Ucap Fahri.
Setelah berpamitan, kini merekapun menaiki Taxi.
Sesampainya di bandara, Khadijah dan Fahri langsung menuju mushola untuk sholat subuh. Karna saat mereja sampai, Adzan subuh sedang berkumandang.
Setelah sholat subuh merekapun bergegas menaiki pesawat yang siap untuk diberangkatkan.
*****
"Mas, boleh gak Khadijah pegang tangan mas Fahri?"ucap Khadijah berbisik.
"Boleh," ucap Fahri yang melirik istrinya sembari tersenyum.
"Mas, Khadijah sebenarnya takut ini pertama kalinya naik pesawat,"Ucap Khadijah tersenyum malu.
"De, tanpa ade bilang mas udah tau keliatan banget. muka ade tegang di tambah tangan nya berkeringat dingin,"
"Benarkah. Duh maaf Khadijah norak banget."
"Engga juga, kata siapa norak wajar itu namanya. Insya Allah kita ada dalam lindungan Allah bismillah yah,"Ucap Fahri.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung.
Jangan lupa LIKE,KOMEN, dan juga VOTE.
IG. AYYANA HAOREN.