Sorry for typo and happy reading😉
🎶Sunny ft Luna - Its Me🎶
*
*
*
Department Police of Seoul. Departement kepolisian terpercaya di Seoul, Korea Selatan. Memiliki anggota keamanan serta tim investigasi yang handal dalam memecahkan berbagai macam kasus beranah hukum.
Dibalik keberhasilan tersebut, berdiri seorang anggota yang selalu memecahkan setiap masalah. Oh Sehun, pria dengan segala ketegasan dalam menjalankan setiap tugas yang diberikan membuatnya mendapatkan apresiasi dari kepala kepolisian serta kantor pusat intelegent. Tetapi hal itu tentu tak membuat Sehun berbangga diri. Setiap ia menyelesaikan masalah maka kepuasan atas dirinya sama sekali belum ia rasakan. Maka tak heran jika Sehun akan selalu mendapatkan tugas memecahkan kasus yang cukup berat karena kepercayaan sang kepala kepolisian.
Dan baru-baru ini, Kepolisian pusat Seoul mendapatkan laporan jika disalah satu daerah, tepatnya di Gangnam, terdapat sebuah tempat untuk melalukan jual beli obat-obatan terlarang serta melakukan tindak prostitusi.
Seperti sebelumnya, setiap mereka melancarkan aksinya, maka harus tersusun sebuah rencana besar didalamnya. Dan untuk kasus ini, Letnan Yoon Dujun- Kepala Kepolisian Seoul -sudah menyerahkan semuanya pada Sehun. Ia percaya jika Sehun dapat menyelesaikan kasus ini bersama rekan satu timnya. Dan malam ini, Sehun berencana mengepung tempat tersebut disaat waktu yang tepat dimana mereka semua berkumpul, yaitu dimalam hari.
"Apa kalian sudah mengerti?" tanya Sehun ketika mereka menggelar rapat bersama anggota timnya.
"Kami mengerti, petugas Oh!" ucap salah satu anggota disertai anggukan dari lainnya.
"Dan untuk petugas Park.." Sehun menatap rekan satu tim serta salah satu sahabatnya, Park Chanyeol. "Kau, aku dan ketiga anggota lain akan menyergap tepat kedalam tempat itu dari depan." Chanyeol mengangguk cepat.
"Lalu petugas Kim, kau akan memimpin anggota lain untuk menyergap melalui jalur belakang!" kini salah sahabat Sehun, Kim Kai mengangguk. "Baiklah." jawabnya.
"Kurasa kalian semua sudah paham dengan planning-ku kali ini. Satu kunci untuk menyelesaikan kasus ini. Tetap bekerja sama satu dengan yang lainnya karena kasus ini akan kita tangani bersama, bukan secara individual, kalian mengerti?!"
"Mengerti, petugas Oh!"
"Baiklah, siapkan semuanya untuk nanti malam. Selamat bekerja kembali!" ucap Sehun mengakhiri rapat hari ini.
Semua anggota berjalan meninggalkan ruang rapat dan menyisakan Sehun, Chanyeol, dan Kai. Mereka bertiga sudah bersahabat sejak ketika keduanya masih menduduki bangku SMA. Maka tak heran jika ketiganya sudah sangat dekat persis seperti saudara. Dan merekapun menyadari akan hal itu.
"Setelah kita menyelesaikan kasus ini, bagaimana jika kita mengadakan acara?" usul Chanyeol dengan semangat.
"Ahh, aku setuju dengan usulan si caplang. Bagaimana jika kita mengadakan acara saja." timpal Kai tak kalah girangnya.
Sehun mengangkat sebelah alisnya. "Acara?"
"Uhm.." Kai mengangguk. "Bagaimana jika kita minum bersama?" kini pria tan itu yang memberikan usul.
"Kurasa itu ide bagus!" Chanyeol nampak begitu antusias. Berbeda dengan pria berkulit putih ditengah mereka.
"Maaf, tapi aku tidak tertarik melakukannya." tegas Sehun. Kedua sahabatnya itu sudah terbiasa dengan sikap menyebalkan Sehun.
"Ayolahh.. Kita hanya minum tidak lebih!" nampak Chanyeol berusaha membujuk sahabat datarnya ini.
"Aku tidak mau. Kalian berdua saja!" ucap Sehun seraya berjalan keluar dari ruang rapat diikuti oleh Kai dan Chanyeol yang masih berusaha memaksa Sehun.
"Ck! Tidak perlu naif seperti itu. Kita polisi juga manusia, jadi tidak ada salahnya jika kita minum bersama."
"Hm! Aku setuju dengan pendapat si caplang!" ucap Kai mencoba memprovokasi keadaan.
Sehun memutar bola matanya jengah. "Aku tidak mau! Apa kalian tidak mengerti?!" sentak Sehun dengan kesal. Ayolah, ia sangat tidak suka dipaksa seperti ini.
"Kau pasti tidak akan rugi jika ikut! Aku yang akan mentraktir, eotte?"
"Bet-"
"Petugas Oh!"
Ucapan Kai terhenti begitu saja setelah atasan mereka, Letnan Yoon memanggil Sehun dan menghampirinya. Sontak saja ketiga pria itu menunduk hormat.
"Bagaimana rapat hari ini?" tanyanya nampak penasaran.
"Semua rencana sudah kususun dengan tepat. Kami hanya tinggal menunggu waktu yang sudah ditetapkan untuk memulai penyergapan." jelas Sehun dengan detail.
"Semoga rencanamu berhasil sehingga kalian dapat menangkap mereka." Letnan Yoon tersenyum menyemangati.
"Kurasa kami akan berhasil Letnan Yoon. Apalagi jika dipimpin langsung oleh pria penggaris ini." gurau Chanyeol yang tentu membuat mereka tertawa, kecuali Sehun tentunya.
"Pasti. Aku sangat mempercayai kalian. Tetap bekerja sama dan berilah yang terbaik untuk masyarakat." Letnan Yoon memang selalu memberikan motivasi untuk mendorong semangat para bawahannya termasuk, Sehun dan kedua sahabatnya.
"Kami akan selalu memberikan yang terbaik, Letnan Yoon." ucap Sehun dengan seluruh keyakinannya.
"Baiklah, selamat bekerja!" support Letnan Yoon membuat ketiga pria didepannya mengangguk tegas. Pria itu kembali kedalam ruangannya.
"Bukankah kita sangat beruntung mendapatkan pemimpin kepolisian yang baik, tegas, dan bijaksana seperti Letnan Yoon?" tanya Chanyeol.
"Uhm, aku setuju denganmu. Apalagi Letnan Yoon sering kali mentraktir kita." ucap Kai dengan tawa lepasnya.
"Kau benar. Pengeluaranku sedikit berkurang berkat kebaikan Letnan kita." Chanyeol kembali menimpali dan ikut tertawa.
Refleks saja Sehun menoyor kepala kedua sahabatnya dengan kesal. Ia tidak habis pikir, bisa-bisanya mereka berdua memanfaatkam kebaikan atasan mereka sendiri.
"Aishh yak! Kenapa kau melakukan itu?!" sungut Kai tak terima karena ulah Sehun itu juga yang membuat rambut rapihnya kini terlihat berantakan.
"Cih! Aku lupa jika kalian sangat matrialistis, persis seperti wanita!" ejek Sehun sebelum pria itu kembali melangkah meninggalkan Chanyeol dan Kai yang nampak kesal.
"Yak! Oh Sehun!!!"
****
Disebuah butik ternama Seoul nampak kedua gadis yang sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Keduanya tengah sibuk mempersiapkan beberapa gaun untuk acara besar disalah satu stasiun televisi Korea. Sebuah acara Awards.
"Irene, bagaimana jika kita menambahkan sedikit aksen pita dibagian depan? Kurasa itu tampak lucu."
Gadis bernama Irene itu menatap sahabat sekaligus asistennya. Lalu ia mendongak sesaat untuk berpikir. "Ide bagus! Pada bagian tengah pita, berikan mutiara agar nampak berkilau." usul Irene disusul anggukan sahabatnya.
"Wendy, lihat desain gambar gaunku! Bagus tidak?" tanya Irene antusias.
Sahabatnya yang bernama Wendy itu menatap gambar gaun hasil rancangan Irene. "It's amazing! Semua rancanganmu sangat indah. Aku tidak heran jika merk milikmu akan seterkenal seperti sekarang." puji Wendy. Ya, dia sangat bangga dengan sahabat satunya ini. Rancangan hasil tangan Irene memang nampak luar biasa. Bahkan beberapa artis saja banyak yang memesan atau bahkan membeli pakaian hasil rancangan sahabatnya itu. Mengagumkan bukan?
Irene terkekeh mendengar pujian Wendy. "Terimakasih atas pujianmu dan kau selalu saja berlebihan."
"Aku mengatakan yang sebenarnya."
"Baiklah Nona Son, kau membuatku besar kepala setiap harinya.." Wendy tergelak mendengar penuturan polos Irene. Ada-ada saja gadis itu..
"Bagaimana dengan pertunjukan dance-mu?" tanya Wendy penasaran. Gadis itu pernah mengatakan jika ia akan mengikuti kompetisi dari tempat latihannya. Namun sampai sekarang Irene tidak menunjukkan tanda-tanda latihan dengan giat. Biasanya tanpa disuruhpun Irene akan langsung berlatih.
Irene menghela napasnya panjang. "Aku memutuskan untuk tidak ikut."
"Mwo?! Waeyo?"
"Kau sudah tahu jika pesanan rancangan gaun ini jumlahnya cukup banyak."
"Aku sudah mengatakan padamu jika aku akan meng- handle semuanya selama kau mempersiapkan kompetisi dance nanti."
"Aku tahu. Tapi tetap saja aku tidak bisa. Mana mungkin aku membiarkanmu bekerja seorang diri dengan setumpuk pekerjaan desain ini."
"Aku tidak sendiri. Aku bekerja bersama para pegawaimu."
"Tetap saja aku tidak bisa! Pokoknya aku akan tetap membantu disini, dan kau tidak bisa memaksaku untuk meninggalkan kewajibanku dibutik ini."
Wendy memutar bola matanya. Ia sudah cukup hafal dengan sikap keras kepala Irene. Percuma saja jika ia paksa, Irene akan tetap bersikeras melakukan kemauannya.
Wendy selalu bertanya didalam hatinya, Apa Irene selalu mengemil batu? Kenapa sahabatnya ini sangat keras kepala sekali?
"Ya, ya, ya, terserah apa maumu saja." Irene terkekeh melihat bagaimana raut wajah kesal sahabatnya. Wendy memang sahabat yang sangat pengertian.
Drrtt... Drrtt...
"Eoh? Haraboeji?"
"Ada apa?" tanya Wendy penasaran.
"Haraboeji menghubungiku. Tunggu sebentar." Wendy mengangguk dan kembali melanjutkan kegiatannya.
"Ne, Haraboeji?"
"...."
"Aniyo, aku baru saja selesai merancang gaun terakhirnya."
"....."
"Waeyo Haraboeji?"
"....."
"Ahh, nde. Aku akan segera pulang. Baiklah akan kututup."
Beep!
"Wendy, aku akan pulang sebentar. Apa kau tidak keberatan untuk menjaga butik?" pinta Irene. Gadis itu merapihkan meja kerjanya dan meraih tas hazzys miliknya.
"Tentu saja. Tapi, apa terjadi sesuatu pada Haraboeji dan halmoni?" tanya Wendy cemas. Ia sangat dekat dengan keluarga Bae, maka tak heran jika Wendy sudah menganggapnya sebagai keluarga sendiri.
"Gwenchana. Haraboeji hanya memintaku pulang cepat. Aku pulang sekarang ya.." Wendy mengangguk tipis. Sebelum pergi Irene memeluk sebentar sahabatnya, setelah itu ia pergi sambil melambaikan tangannya.
Wendy membalas lambaian tangan Irene. "Hati-hati!" ucap Wendy setengah berteriak.
Irene mengangguk dengan senyum manisnya. Tak lama mobil porche milik Irene melaju meninggalkan parkiran butik.
****
"Haraboeji..." ucap Irene setelah ia sampai dikediaman megah nan mewah milik keluarga Bae. Dilihatnya Haraboeji dan Halmoni yang tengah duduk bersama diruang keluarga.
"Ahh, kau sudah sampai sayang?" Halmoni menghampiri cucuk kesayangannya, memeluknya sebentar dan mengajaknya bergabung.
"Apa yang terjadi?" tanya Irene setelah ia duduk dihadapan kakeknya, sedangkan neneknya duduk disampingnya.
"Irene, Haraboeji dan Halmoni akan kembali ke Daegu. Kami akan tinggal disana." ucap aboeji.
"Waeyo? Apa Haraboeji dan Halmoni ingin meninggalkanku sendiri disini?" tanya Irene dengan wajah cemberutnya.
"Itulah yang ingin kami bicarakan denganmu, sayang.." Irene mengerutkan dahinya heran. Menatap Haraboeji dan Halmoni secara bergantian.
"Aku tidak mengerti." ujar Irene dengan polos.
Harboeji tersenyum menatap wajah cucu semata wayangnya. " Haraboeji dan halmoni sudah memutuskan jika, kau akan didampingi oleh seorang Bodyguard."
"Mwo?!! Bodyguard? Tapi untuk apa?" rengek Irene dengan kesal.
"Tentu saja untuk menjagamu, sayang." timpal halmoni sambil mengelus lembut surai panjang Irene.
"Kenapa aku harus ada yang menjaga? Aku bukan tawanan ataupun penjahat." sungut Irene tak terima namun sang kakek hanya terkekeh kecil menanggapi tingkah berlebihan cucunya itu.
"Tidak sayang. Kau tahu? Kami masih sangat khawatir dengan teror yang mengancammu. Kami tidak ingin sesuatu terjadi padamu, Irene." Haraboeji mencoba memberikan pengertian pada Irene yang sangat keras kepala. Dan pria paruhbaya itu yakin jika sikap keras kepala itu menurun jelas dari sosok ayah Irene, Bae Siwon.
"Haraboeji jangan salah! Aku ini gadis kuat dan tangguh!" ucap Irene dengan sombong sedangkan kedua orangtua itu tertawa sumbang.
"Kenapa menertawakan? Memangnya ada yang lucu?" Irene menyentakkan kakinya begitu kesal.
"Ya Tuhan Irene... apa kau bercanda sayang? Lalu bagaimana dengan kejadian tiga hari yang lalu ketika kau terpeleset dikamarmu sendiri karena kau ceroboh menumpahkan bedak taburmu? Bahkan kau merengek seperti bayi dan menangis semalaman." gurau halmoni dan sukses mengundang tawa keduanya, berbeda dengan Irene yang sudah memberenggut dan wajahnya yang tertekuk sebal.
"Halmoniii....." rengek Irene tak suka.
"Ohh maaf sayang, halmoni hanya ingin mengingatkan kepada cucuku yang tangguh dan kuat ini." lagi dan lagi halmoni bercanda. Ahh.. Rasanya senang sekali melihat cucu cantiknya itu merengek seperti bayi.
"Lagipula aku yakin, pasti teror itu hanya sesaat saja. Tidak perlu cemas padaku. Aku pasti bisa hidup dengan mandiri."
"Tidak, Bae Irene. Kau akan tetap dijaga ketat oleh Bodyguard yang sudah kami pilihkan." tegas Haraoeji.
"Aku baik-baik saja sampai sekarang. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan."
"Sekarang kau memang baik-baik saja. Tapi adakah jaminan jika suatu saat kau akan baik-baik saja, hm?"
Irene bungkam. Ia tidak dapat menjawab pertanyaan itu. Semua ucapan itu ada benarnya juga. Irene tidak dapat menjanjikan jika suatu saat nanti ia akan baik-baik saja.
"Ingat Irene. Kejahatan tengah mengelilingimu tanpa kau sadari. Seseorang seperti ingin melukaimu karena kau adalah pewaris tunggal Royalty Corp."
"Tapi-"
"Sudahlah sayang, turuti saja kemauan Haraboeji, ne?"
Irene menghela napas panjang. Bagaimanapun juga ia tidak bisa menolak permintaan kakek dan neneknya yang sudah merawat Irene sejak umurnya masih belia. Kedua orang tua Irene meninggal ketika Irene menginjak umur 13 tahun. Keduanya meninggal karena menjadi korban kebakaran disalah satu hotel milik keluarga Bae. Dan mulai dari situlah Irene diasuh oleh Haraboeji dan halmoni- nya sampai saat ini. Dan Irene pun sudah menganggap keduanya sebagai orang tuanya sendiri.
"Baiklah..."
****
Irene menghempaskan tubuh mungilnya dikasur empuk berwarna ungu kegemarannya. Setelah pembicaraan bersama kakek dan neneknya, Irene memutuskan untuk beristirahat dikamar. Awalnya Irene ingin kembali kebutik, namun apa daya jika niatnya hilang begitu saja bersama mood buruknya.
Kedua netranya menangkap sebuah foto dengan bingkai lucu diatas nakas. Ia meraihnya dan menatap sendu foto tersebut. Terpampang jelas ketiga orang difoto itu yang tersenyum ceria, ya dimana foto Irene bersama kedua orang yang dicintainya, ayah dan ibunya.
"Aku sangat merindukan kalian..." lirih Irene sambil mengusap lembut foto itu. Bahkan air matanya menetes jatuh pada foto tersebut.
"Aku janji, akan membuat appa dan eomma bangga denganku disana..." Irene tersenyum. Seakan merasakan kehadiran orang tuanya disisinya.
"Aku sangat mencintai kalian..." Irene mencium foto itu, berharap ditempat kedua orang tuanya saat ini dapat merasakannya.
TBC...
Maaf ya kalau part 1 kurang dpt feel-nya karena aku masih penulis newbie jadi belum bisa merangkai kata²🤭
Jangan lupa like ya kalau kalian suka😁
xie-xie😉