Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Romantic allergy

🇮🇩NiaZakiyah
--
chs / week
--
NOT RATINGS
7.5k
Views
Synopsis
Aku gak bisa romantis!

Table of contents

VIEW MORE

Chapter 1 - Episode 1

Namaku Kim Worim, di akhir musim panas ini aku berhasil bekerja sebagai karyawan di kantor perusahaan JJ.

Di Seoul, banyak orang yang mengira aku seorang laki-laki, padahal aku ini perempuan yang masih berumur 22 tahun. Mungkin karena aku berpenampilan seperti laki-laki setiap bekerja di kantor, itu karena aku yang tidak suka berpenampilan terlalu mencolok dan menjauhkan diri dari makhluk yang bernama laki-laki.

"Besok kita ada rapat penting, jangan sampai telat ya Worim!"

"Lagi?! Memang di kantor ini yang paling sibuk ya, sampai gak ada libur sama sekali."

Di suatu kafe dekat gedung kantor kerjanya, Worim duduk bersama Yori di salah satu meja bangku pelanggan. Worim yang selalu protes akan sistem pekerjaan di dalam perusahaan JJ, melonggarkan dasinya dengan kasar.

"Gak ada gunanya mengeluh, lagi pula perusahaan JJ ini memang sangat ketat dan disiplin, jarang sekali ada hari liburnya." Celetuk Yori lalu menengguk segelas air putih.

"Cih. Entah kita di gaji tinggi atau tidak, yang lebih penting itu para karyawan butuh istirahat."

"Sudahlah, makan saja!"

Akhirnya Worim terdiam dan menikmati makan siangnya, gara-gara pekerjaannya yang hampir tidak ada hari libur itu ia jadi tidak punya waktu untuk mencari pekerjaan tambahan.

"Kau serius nyamar jadi laki-laki? Memang sih, kau terlihat tampan." Mendengar perkataan Yori, Worim langsung menghela nafas berat.

"Mau gimana lagi, ini cara yang terbaik untukku."

Dulu, sewaktu dirinya masih SMA. Kim Worim selalu dikejar-kejar oleh makhluk yang bernama laki-laki, karena wajahnya yang begitu cantik, namun tak ada satupun laki-laki yang berhasil memacarinya.

Sampai di umurnya yang sekarang ini, Worim tidak pernah berpacaran.

"Worim, kalau kau berpenampilan begitu mana ada yang mau pacaran sama kamu. Pandangan orang akan salah sangka padamu, kau akan disangka homo."

"Asalkan orang itu tidak keberatan, aku akan tetap melakukan apa yang ku mau."

"Sialan!"

Yori mengumpat sebal mendengar alasan pembelaannya itu, sebagai teman baik Worim, setidaknya ia bisa membantunya mencari pacar.

Tapi sepertinya usahanya tak pernah berhasil.

Sebenarnya, Worim sudah menutup pintu hatinya rapat-rapat dan terus menghindari hal-hal yang berbau percintaan.

Karena cinta yang menghancurkan rumah tangga orang tuanya, ia sangat trauma akan hal itu, dan memilih untuk tinggal seorang sendiri di apartemen yang disewanya.

Selesai makan siang, keduanya beranjak pergi ke kasir pembayaran. Seorang kasir itu terus memperhatikan Worim dan Yori dengan wajah tersipu, melihat keduanya yang seperti seorang kekasih, Kasir itu sedikit menggoda mereka berdua.

"Omo! Pacar Anda ganteng banget! Anda sangat beruntung memilikinya."

"Hah?!"

Worim yang hendak memprotes kasir itu langsung di bekap mulutnya oleh Yori.

"Ahahah! Terimakasih!" Keduanya akhirnya keluar dari dalam kafe itu, sambil melepaskan bekapannya, Yori langsung tertawa terpingkal-pingkal.

"Kau dengar?! Kau seperti laki-laki tampan! Dia sampai tersipu begitu! Hahaha!"

"Ck. Harusnya kau bersyukur punya teman yang bisa diandalkan sepertiku."

"Benar! Aku jadi gak khawatir kalau ada lelaki bajingan yang mendekatiku."

Worim menyeringai setelah mendengar perkataan sahabatnya, "Ayo kembali ke kantor. Jam istirahatnya hampir habis."

Keduanya akhirnya pergi ke tempat mereka bekerja, hari ini adalah hari yang sangat melelahkan. Disaat seperti ini pun, ia bisa sedikit lega saat melihat teman terbaiknya tertawa senang.

Setelah itu, keadaan di kantor mulai ramai. Ada yang mondar-mandir sambil memasang ekspresi wajah cemas, ada juga yang sedang duduk tegang sambil terus mengetik tugasnya yang belum selesai. Semua pemandangan membosankan itu hanya ada di perusahaan JJ, Worim duduk di meja kerjanya, sembari terus memperhatikan sekitarnya dengan wajah malas, ia harus menahan kebosanannya selama seharian.

"Direktur utama akan datang dengan Direktur Lee Min Jung! Persiapkan semua proposalnya segera, dan selesaikan pekerjaan kita."

Ketua Penanggung jawab itu terus menginstruksikan jadwal kepadatan hari ini, Worim yang sudah dari tadi menyelesaikan tugasnya ingin meminta izin kepada Penanggung jawab Hana untuk ke toilet.

"Anu.."

"Ya? Tuan Kim?"

"Saya mau ke toilet sebentar."

"Apa tugasmu sudah selesai? Malam ini kita akan berkumpul di acara makan brsama Pak Direktur! Jangan pulang terlebih dahulu!"

"Baik."

Karena Worim dianggap sebagai seorang karyawan laki-laki, ia harus pergi ke toilet khusus laki-laki.

"Sial! Mau gak mau aku harus masuk ke sini!"

Worim terus menggerutu sambil mencuci tangan di wastafel, ia menatap ke arah pantulan dirinya yang berada di cermin.

'Benar-benar seperti laki-laki ya?'

Entah kenapa rasa percaya dirinya sebagai seorang perempuan seketika muncul, seperti perasaan yang rendah diri dan tidak percaya diri.

'Apa aku harus terus berpura-pura jadi laki-laki?'

Aneh.

Melihat diri sendiri yang menyamar sebagai seorang laki-laki, ia jadi kangen dengan penampilan seorang perempuan pada umumnya.

Ketika Worim sedang asik melamun, tiba-tiba datang seorang laki-laki tampan yang hendak mencuci muka di sampingnya.

"Halo.." Laki-laki itu menyapanya dengan ramah, karena WC laki-laki yang kini mulai ramai, Worim akhirnya melengos pergi tanpa menggubris sapaan laki-laki itu.

Melihatnya pergi tanpa membalas sapaannya, Taehwa terdiam sambil keheranan dengan laki-laki itu.

Bahkan wajah laki-laki itu terlihat lebih tampan darimya, lebih tepatnya laki-laki berwajah cantik?

'Ah, sepertinya laki-laki itu tidak ramah.'

Taehwa jadi merasa harus berhati-hati dengannya, salah tindakan saja mungkin akan jadi masalah besar.

Intinya, ia harus menghindari permasalahan dengan laki-laki berwajah cantik itu..

Di dalam ruang karyawan, Worim kembali duduk di kursi meja kerjanya. Sambil mengecek kembali hasil pekerjaannya, ia melirik ke arah Jam dinding yang berada di tembok ruangan kantornya.

"Tuan Kim, sudah selesai?"

"Hm."

"Biar ku kumpulkan tugasnya."

Worim menyodorkan berkas hasil pekerjaannya ke Penanggung jawab Hana, tak jauh dari tempat duduknya, Yori terlihat sangat santai membereskan berkas-berkasnya.

Karena Yori adalah satu-satunya yang tahu akan identitas asli Kim Worim, banyak yang bergosip tentang hubungannya dengan Kim Worim yang terlihat seperti sepasang kekasih di mata semua orang di kantornya.

Sialnya lagi, Worim harus menghadapi para perempuan genit yang terus mengejar-ngejarnya. Memang wajahnya sangat tampan dan juga menarik, tapi sayangnya ia bukan penyuka sesama jenis!

"Musim dingin nanti, mau kencan denganku?" Yori tiba-tiba datang di depannya, sembari menyilangkan kedua tangannya ke depan dada, ia berkata seolah-olah Worim memang seorang laki-laki.

"Sialan."

"Kau ada waktu buat ngeladenin para perempuan yang menyukaimu?"

"Gak. Aku sibuk."

"Hei! Kapan lagi ada hari libur di musim dingin?!"

"Ck. Aku sudah berencana untuk daftar kerja di toko minimarket dekat rumahku."

"Kerja lagi? Buat apa?"

"Aku harus cari biaya tambahan untuk bayar sewa apartemenku."

"Begitu? Kalau gitu, semangatlah!"

Worim sejenak tertegun melihat Yori yang terus menyemangatinya, meski kadang ajakannya selalu ditolak dirinya, Yori tak pernah kecewa padanya dan terus menjadi sosok sahabat yang terbaik dalam hidupnya.

"Iya." Seketika Worim tersenyum sangat tipis.

"Ayo pergi, malam ini kita akan sibuk dengan pesta makan bersama."

Yori kini berbalik dan pergi mendahuluinya, melihat sebuah keceriaan dan semangat yang dimiliki Yori, ia jadi merasa bersalah karena terlalu egois memikirkan diri sendiri.

'Cukup. Aku tak boleh bersedih.'

Akhirnya Worim beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menyusul Yori, musim panas ini akan segera berakhir. Ia pun mestinya lebih semangat lagi untuk menyelesaikan pekerjaannya, tak usah dipikirkan tentang beban hidupnya yang tak kunjung selesai.

Disaat dirinya membuka pintu keluar ruangan, tiba-tiba saja seseorang berdiri di depannya. Karena melamun Worim akhirnya menabrak laki-laki familier itu.

"Akh!"

"!!"

'Orang ini..'

Seketika Taehwa tersentak kaget karena ditabrak oleh laki-laki yang pernah ia temui di toilet beberapa jam yang lalu, sedangkan Worim hanya menatapnya dengan tatapan bingung.

Sebuah moment yang tak paa untuk keduanya akrab, apa yang harus Taehwa lakukan? Rasanya seluruh tubuhnya membeku saat menatap wajahnya yang datar itu..