"Haaah...." desah Isvora.
Ia dengan lemas duduk di kursi belajarnya di perpustakaan kediamannya. Ia mengingat kembali wajah Ibundanya yang kegirangan dengan keputusan Isvora yang menjalin pertemanan dengan Arieta Sovian.
Tentu saja itu semua dengan pertimbangan bahwa Arieta adalah anak Keluarga Sovian yang turun temurun menjadi Penasehat Raja Rekryde, kepribadian yang unik, seorang yang cerdas, serta wajah yang terkenal akan kecantikannya. Isvora juga sudah tahu bahwa Arieta juga sering berkunjung ke kediaman Neneknya di kerajaan tetangga, untuk belajar mengenai tanaman dari Neneknya.
Dan tentu saja Isvora tahu tentang hubungan Arieta dengan Pangeran yang terkenal kejeniusannya, Juna Seria As Lumineia Vi Armelanedia. Isvora tahu bahwa sang pangeran menyukai tanaman dan sering menyamar sebagai rakyat biasa di kota Kerajaan Armelanedia. Ia tahu karena sebagai Calon Kepala Keluarga Gustaf, ia harus bisa membangun koneksi dan mengetahui informasi terbaru.
Di Kerajaan Rekryde terdapat sebuah organisasi tersembunyi yang selalu mendapat informasi berguna dan tepercaya, Organisasi EDEN. Isvora kenal dengan seorang anggotanya dan menjadikannya informan khusus bagi Isvora.
Isvora mulai menulis surat untuk One, informannya. Ia ingin tahu siapa Violet yang bisa memakai sihir tingkat atas. Ia mengingat kembali wajah Violet, rambut perak dengan mata biru safir, kulit putih pucat, dan tentu saja karena perawakannya menunjukan bahwa Violet adalah seorang yang sangat cantik.
Violet mengamati Isvora yang sedang menulis surat dan kemudian tersenyum. Tentu saja saat ini Isvora tidak tahu keberadaan Violet.
'Ah, anak ini sangatlah berbakat.... Jika saja ia tahu bahwa tidak ada informasi tentangku di dunia ini... Aku ingin tahu bagaimana Arieta bisa mengenaliku? Bagaimana bisa ia tahu bahwa Tetra sering memanggilku Puteri? Huuh.... Sepertinya Arieta benar-benar tahu tentang Puteri Legendaris....' keluh Violet diam-diam.
Setelah itu Isvora yang menyadari bahwa sudah larut malam dan segera kembali ke kamarnya untuk tidur. Violet yang mengikutinya bermaksud untuk mengerjainya tapi teringat dengan asistennya Tetra. Violet segera kembali ke tempat dimana Tetra berada, dimensi rahasia buatannya. Tanpa menghiraukan Isvora yang jelas-jelas tertarik padanya.
Tetra yang sedang duduk santai di sebuah kursi taman menikmati danau biru dihadapannya. Dimensi buatan yang cuacanya selalu sama, langit biru cerah dan angin berhembus pelan. Ia menatap kosong karena merasa kesepian. Karena tugasnya sekarang hanyalah menjaga dimensi ini agar tidak ada penyusup. Ia sebenarnya sedang menunggu kepulangan Violet. Tetra adalah manusia yang diadopsi oleh Violet, ia sebenarnya hanyalah orang jalanan yang dibuang dan hidupnya berubah drastis karena Violet. Ia mengingat Violet yang sedang mencari asisten. Tetra tahu bahwa Violet sebenarnya ingin mempunyai teman yang bisa diajak bicara tentang masalah unik Violet yang tidak bisa sembarangan ikut campur urusan dunia fantasi ini. Dan sekalipun Violet membuat kesalahan, ia mampu mengendalikan pikiran dan ingatan orang lain untuk melupakan segala keberadaannya dan begitulah masalah selesai.
"Haaah...." Tetra mendesah tidak ingin Violet menghilangkan ingatannya.
"Tetra." sapa Violet yang tiba-tiba muncul duduk di sampingnya.
"Oh, Puteri kau kembali." Tetra sudah biasa dikejutkan oleh keberadaan Violet yang bisa muncul kapan saja.
"Aku ingin tahu tentang Arieta Sovian, ia ternyata mengenali Puteri Violet dan Puteri Legendaris."
"....." Tetra mengerutkan dahinya, ia tahu bahwa tidak ada seorangpun di dunia itu tahu tentang Violet.
"Aneh bukan?"
"Baiklah.... Arieta Sovian...." Tetra segera mengayunkan tangan kanannya perlahan dan sebuah kertas muncul di genggamannya.
"Waw, kemampuanmu sangatlah mengejutkan!!!" seru Violet.
"Tentu saja...." Tetra tersenyum bangga atas kerja kerasnya selama ini untuk bisa sebagus sihir milik Violet.
"Lalu siapa Arieta?"
"Hmmm.... Ia tidak pernah mendengar nama Violet sang Puteri Legendaris dari siapapun. Apa Puteri ingin aku menyelidiki lebih dalam?"
"Tidak usah buru-buru. Tidak akan menyenangkan jika aku tahu siapa Arieta Sovian."
"Benar..."
"Aku hanya ingin menemuimu dan memberitahumu.... Apa kau tertarik dengannya? Kau bisa menyamar sebagai penduduk Rekryde dan ikut bersenang-senang denganku!"
"Apa kau lupa bahwa kau dulu melarangku? Haah, aku harap kau tidak usah menyegel ingatanmu. Kau yang sekarang ini hanyalah Puteri yang bermental anak kecil....."
"Ugh.... Kau tahu jika aku tidak suka mengingat kejadian masa lalu yang mengingatkan aku betapa bosannya kehidupan ini.... Apa kau ingin aku mengatur ulang ingatanmu dan mengganti isi pikiranmu?"
"....." Tetra tersenyum, "Puteri, bagaimana bisa seorang pelayan seperti diriku melupakan setiap kenangan indah dengan Puteri? Aku akan tetap mengingat setiap kenangan itu. Dan aku tidaklah bosan untuk menemani Puteri...." kata-kata Tetra terucap dari lubuk hatinya, ia sangat menyayangi Violet seperti kakak kandungnya sendiri. Selama ini Violetlah yang telah merawat Tetra sedari kecil. Ia tidak berani menaruh harapan lebih kepada Violet untuk menganggapnya sebagai adiknya apalagi sebagai pacarnya. Ia hanya bisa menghormati Violet dan menjalankan apa yang Violet minta dengan berhati-hati agar tidak melanggar tabuh. Ia tahu bahwa jika Violet saat ini hanyalah bermental anak kecil karena ia menyegel kekuatan dan ingatannya, bagaimana bisa Tetra yang tahu hal ini memanfaatkan kelemahan Violet? Karena itu ia hanya bisa mentaati semua peraruran dan perintah yang Violet dulu pernah buat untuknya. Dan benar saja ia tahu bahwa pikirannya ini sangatlah kuno dan menganggap tabuh hubungan ini.
Violet saat ini menganggap Tetra sebagai keluarganya dan tahu bahwa Tetra juga menganggapnya sama. Walaupun Tetra menganggapnya lebih dari sekedar keluarga, Violet tidak akan menyadarinya.
Violet adalah seorang Puteri Legendaris yang bisa leluasa menggunakan sihir sesuka hati. Dan ia saat ini menyegel kekuatan dan ingatannya. Saat ini Violet hanyalah gadis yang hanya bisa menggunakan sihir otomatis dan juga bermental anak kecil. Sihir otomatis adalah sihir refleks yang Violet dulu buat untuk merepel dirinya dari apapun yang ia anggap berbahaya. Karena itu Violet akan tetap aman hingga setelah ingatannya kembali.
Violet dengan kemampuan mengendalikan tubuh dan pikirannya saat ini hanyalah anak kecil berusia tiga belas tahun. Jadi dengan pasrah Tetra berkata,
"Walau Tuan Puteri kembali sangat awal dari yang dijadwalkan, tidak ada makan siang untukmu!" kata Tetra yang tiba-tiba menjadi pelit.
Violet tahu bahwa ia tidak membutuhkan makanan, tetapi masakan yang Tetra buat sangatlah lezat hingga Violet tidak ingin melewatkan makan tiga kali sehari dalam hidupnya. Violet pasrah dan dengan sekejap telah menganggap Tetra sebagai Ibu Tiri. Tetra pasti menangis jika mendengar hal ini....