PROLOGUE
PAGI itu seperti biasa pada umumnya melakukan aktivitas bersekolah setiap hari kecuali hari minggu. Mereka yang memiliki moto, seorang pelajar tugasnya adalah terus giat belajar. Bagiku itu hanyalah orak-orakan asupan semangat agar kita terus berjibaku dalam dunia masa muda yang membosankan, menatapi buku, mendengar ocehan guru bagai suara Mircophone berdengung terasa sakit ditelinga
"Oy Kawasaki-san kau mendengar ucapanku tidak" Bentak, dengan nada penuh emosional Guru itu terus memandangku yang duduk di pojok ruang kelas.
"Hooaamm...ya... ya... Aku dengar kok hari ini kau pasti habis ditolak oleh gebetanmu karena kau lupa memakai parfum"
Seluruh kelas ramai tertawa riuh sorak-sorak bagai pasar malam. Guru itu pun terdiam tersipu malu. Kakinya menjinjit-jinjit penuh rasa keraguan matanya yang berwarna kecoklatan melarak-lirik kesana kemari, tanpa berkata-kata
"Skak mat.."Ucap Bisikku
Kemarin malam aku membuntuti seseorang, sebut saja Sensei-Miura, wanita berusia 30 tahun dan masih lajang, tanpa dia sadari kami bertiga Yuki disebelah kananku memakai kacamata karena dia adalah seorang kutu buku, lalu ada Kurosaki cowok penuh karisma memakai artribut keren memakai gaya rambut model two block opa-opa korea. Intinya mereka adalah sahabatku
Dalam balik tembok gang sempit sedikit cahaya yang masuk dalam cela berlubang kami terus berhimpit-himpit meyaksikan moment langka ini, memang bisa dibilang akulah paling konyol diantara mereka. Karena ini adalah ideku. Meski masih menunggu dan terus menunggu kami hanya membisu agar dapat mendengar perbincangan mereka nanti.
"Kawasaki-kun geser dikit.. kakiku kamu injak sakit tau aku mau liat tetek Sensei yang besar kaya melon itu.. hehe." Kata Yuki yang ikut penasaran walaupun dia tipikal orang berintelektual tapi dia memiliki rasa penasaran amat tinggi bila urusan dengan berbau porno
"Ya ampun.. kalau tujuanmu cuma untuk itu kenapa gak ngintip di WC saja Yuki, lihat expresi Sensei wajahnya memerah seperti tomat yang segar aku sangat mendambakan wanita dewasa untuk ku cintai.. Sensei kenapa kau tidak memilihku malah memilih orang lain Hiks..Hikss..." Curhatan hati Kurosaki meski dia tampan dan menjadi idol cowok disekolah. Fetishnya terhadap tante-tante sangat sulit dihapuskan
"Sssstt.....!!! Kalian berisik amat sih. "
Aku berusaha menghentikan omongan mereka meski cuaca malam ini salju mulai turun
"Ckckck... Ehh itu lihat om-om itu datang, pasti gebetan Sensei Miura" Spontan ucapku membuat kedua rekanku saling mendesak melirik kelubang kecil seukuran telunjuk tangan.
"Wey... Geseran wey.."
Mereka berdua makin lama makin saling berdekatan dibawah sorot cahaya lampu taman. Pria yang memakai jazz casual bertubuh tinggi agak sedikit berjanggut memakai topi hitam, sangat begitu gagah
Degup jantungku tak kuasa memompa lebih cepat sepatah kata dari kami pun tak ada satupun yang terlontar.. terlihat mereka sepertinya ingin berpelukan bagai adegan romansa drama
"Kamu kok bau banget sih.. pasti belum mandi yah.. wanita macam apa kamu ini.. aku kecewa pergi sana!!!"
"Tunggu Satoshi-san...apa yang kamu katakan" ucap Sensei Miura sambil menarik lengan pria idamannya. Namun, sambil merasa agak jijik, pria melepaskan gengaman tangan Sensei Miura, pria tersebut lari kebirit-birit seperti habis melihat hantu
Dengan rasa penuh kesedihan Sensei Miura menangis terseduh-seduh, dan anehnya kami bukannya memiliki rasa iba atau kasihan terhadap Guru sendiri malahan kami tak kuasa menahan rasa tawa
"WAKAKAKAK...!!! ngakak sumpah" Kata Yuki melepas kacamatanya yang lembab karena uap
"Itu baru pria sejati...hahahaha"
Kata Kurosaki menekan perutnya karena sakit menahan tertawa
"Udah yok kabur-kabur lumayan nih buat bahan ejekan disekolah besok..hahaha"
Sampai waktu kembali disekolah jam istirahat kami pun berkumpul lagi. Waktu siang adalah dimana matahari mulai menjadi gahar, panas meledak seumpa tumpahan api menyungut ubun-ubun kepala, rasa gatal dirambut membuatku agak jengkel ditambah, menu hidangan dikantin tidak ada satupun yang membuatku mengugah selera makan.
Aku pun terdiam diantara mereka berdua
"Kenapa gak makan.. nanti sakit loh"Sahut Kurosaki mulutnya penuh dengan mie
"Aku gak nafsu.. oya ya gak terasa ya kita udah sahabatan selama 2 tahun. Tersisa satu tahun lagi kita ada disekolah ini" jawab kataku tersenyum kepada mereka
"Yuki boleh ku pinjam bokongmu.."lanjut Kurosaki
"Boleh kok" Tanpa malu Yuki membuka celananya
"Oy.. apa yang kalian lakukan bego.."
"Benar saja kepala Kawasaki agak panas suhunya pun sama dengan pantat Yuki. Sebaiknya ku sarankan kau cek ke Uks periksa sana dari pada nanti demam .." ujar Guyon Kurosaki
"Ehh.. kalian sudah gila ya..??"
Siang kami pun kembali dengan canda dan tawa, masa-masa ini pasti akan kurindukan akankah dapat terulang kembali, disitu kadang aku iri oleh jam pasir dapat memutar waktu namun bisa kembali ditempat yang sama
Setelah waktu perlajaran jam sekolah habis kami pun berpisah karena letak rumah kami memang tak sama saling berjauhan. Senja pun mulai menyapa begitu indahnya, berwarna Crismon sejuk dihati namun silau dimata. Perasaanku terluap betapa leganya tanpa beban yang menunggu, tak sabar aku ingin kembali kerumah dan merebahkan tubuhku yang mulai lemah ini.
Aku hanya perlu berjalan kaki sekitar 500 meter setiap harinya untuk pergi berangkat kesekolah dan sebaliknya pulang kerumah. Padatnya perumahan khas dareah persimpangan desa Chiba membuatku tidak merasa canggung berjalan sendirian meski malam mulai gelap, karena susanannya tidak begitu sunyi
"Heeuhh... Bakalan turun salju lagi mending. Aku beli minuman hangat dulu ah.."
Saat ingin menekan tombol pilihan menu minuman dimesin automatis, tak sengaja aku bersentuhan dengan seseorang, saat aku meliriknya, bukan, dia bukan seseorang melainkan gadis seumuran denganku, gadis yang memakai mantel bulu hitam tebal, rambut panjang sebahu berbias warna keunguan diujung helai rambutnya .Wajahnya agak pucat tapi bibirnya yang berwarna pink basah segar. Ingin rasanya ku menyapanya
"Maaf kau boleh duluan.." Kata gadis itu entah mengapa ku lihat dia tidak memiliki expresi seperti gadis terkejut atau apalah pada umumnya
"Emm.. baiklah.. aku duluan ya.. oya kau ingin pilih minuman yang mana, akan ku tekankan untukmu"
"Gak usah.. biar aku saja.."ucap suaranya yang amat lembut membuatku tersentuh
"Haha... Gak usah sungkan, santai aja kok" Saat ku meliriknya lagi dia masih dalam posisi yang sama..
"Kalau gitu apa saja asalkan hangat"Jawabnya dengan nada yang sama .dan posisi tubuhnya tetap sama
Hatiku terus bertanya-tanya, rasa penasaran terus berlomba mendorongku untuk berkata!
Dia jarang sekali berkedip?
Meski bulu matanya begitu lentik dan setelah ku amati dia tidak menoleh kepadaku saat ku beri minuman itu
"Ini minumanmu.."sahutku
Aku sengaja berikan minunman ini dekat disamping wajahnya, tapi dia malah meraba-raba disekitar tempat mesin itu
Seketika hatiku terasa begitu pilu. Setetes air mataku pun mengalir kepipi entah mengapa
"Maaf ini ..tunggu sebentar aku bukakan tutupnya sekalian" jawabku meski tidak ingin bertanya yang bukan-bukan maksud hatiku aku hanya ingin tidak ada yang tersakiti oleh ucapan
"Terima kasih"balasnya
Dia menggengam minuman teh jahe hangat itu yang kupilih tadi. Tangannya agak sedikit gemetar mungkin karena cuaca memang dikit demi sedikit rintik salju pun turun
Tubuh dan kepalaku hanya membungkuk dengan rasa dihati campur aduk,
"Nara...!!!"
"Nara kau rupanya disitu... "Suara wanita paruh baya terdengar dari kejauhan, wanita itu berlari menghampiri kami
"Sudah ibu bilang jangan keluar rumah sendiri.. ayo kita pulang" ujar wanita itu ternyata ibu dari gadis yang ada disebelah ku. Dia menuntunnya .Ada sebuah tongkat panjang petunjuk jalan disisi gadis itu, lalu dengan segera ibu itu lipat
Ibu itu membungkukan tubuhnya sebagai tanda pamit dan juga maaf jika putrinya telah membuatku merasa terganggu,
Aku begitu tercengang saat hatiku mulai merasakan apa itu yang dinamakan ketertarikan terhadap lawan jenis.
"Aku menyukainya.. aku menyukainya"
Lebih tepatnya Aku Reika Kawasaki 17 tahun siswa SMA menyukai gadis tuna netra mulai detik ini. Hari ini. Apakah ada yang salah denganku?
Kata-kata itu terus berulang kali berputar dalam benakku sendiri..