"Mas... mas aku pulang" "Mas kamu dimana?"
"Di belakang mu dek" tiba-tiba suaminya muncul dan mengagetkan Hani.
"Ihhh mas kamu selalu ngagetin, gak ada kerjaan lain apa"
"Apaan sih kamu tuh yang selalu kaget, orang gak ada niatan juga kok"
"Udah makan mas? Aku masak dulu yah"
"Udah sih tadi sama teman kerja, tapi kalau kamu masak gak apa-apa ntar aku makan"
Hani mulai menyiapkan makan malam dan menyajikannya di meja makan, mereka berdua makan dengan lahapnya.
"Wah istriku pandai masak yah jadi makin sayang hahah" suaminya mulai menggoda dengan ekspresi mengejek.
"Sini dekatkan wajahnya supaya ta pentungin kepalanya sekalian" Hani menanggapinya dengan kesal,
"lagian mas kenapa sih bikin malu tau tadi di kelas"
"Yah aku gak ngapa-ngapain kok, aku kan actingnya natural"
-----------------------------------------------------
Q: Thor jadi....
A: Ok yah selamat akhirnya di episode ini terungkap sudah identitas sang suami, ssstt diam lanjutin baca supaya tau ok.
------------------------------------------------------
"Apanya yang natural, mas ngegombalin aku tadi di kelas"
"Soalnya aku gak tahan liatin kamu pengen ketawa aja bawaannya, gagap-gagap bicara gitu ya kann.. My Honey" dengan tertawa suaminya menggoda sang istri.
"Ihh kamu yah ngegombalin mahasiswi, jangan-jangan kamu sering lagi" sang istri mulai kesal, lalu suaminya mulai menggenggam tangan istrinya lalu menatapnya dan berkata
"Aku gak pernah menggoda siapapun, tapi aku takut"
"Takut kenapa mas?"
"Aku takut mungkin kedepannya aku akan goyah, dan mulai menggoda mahasiswiku yang ada di depanku ini".
Tatapan sang suami begitu dalam membuat sang istri tersenyum dan wajahnya memerah.
Pak Dito dan Hani adalah pasutri yang menikah dua tahun lalu, sekarang istrinya berumur 24 sedangkan suaminya berusia 27 tahun, mereka terpaut tiga tahun namun cinta mereka tidak terpaut usia. Pak Dito bekerja sebagai dosen bahasa inggris di Universitas Cokro, perawakannya yang karismatik membuatnya dengan mudah membuat hati wanita jatuh hati kepadanya. Namun ia terkadang dingin dan tidak terlalu peduli dengan ungkapan cinta wanita, lama kelamaan para wanita yang mengenalnya menyerah untuk mendekatinya.
Namun disinilah sekarang Dito bersama istrinya Hani berkelakar berdua di meja makan, entah apa yang membuat Dito bisa membuka hatinya kepada istrinya itu. Selama tiga tahun ini Dito hidup berdua bersama istrinya itu, orangtua Dito jarang mengunjungi rumah mereka hanya di hari-hari tertentu saja mereka datang. Sedangkan orangtua Hani sekarang berada di Kalimantan, mereka betul-betul mandiri selama hidup sebagai pasutri, awalnya mereka menghadapi banyak kesulitan namun seiring waktu mereka mulai menyesuaikan diri, salah satunya ketika harus mengurus rumah tangga sendiri.
Akhirnya makan malam telah usai, mereka sekarang bersiap untuk tidur lalu sang istri mulai berbicara
"Mas besok kamu jadwal kelas dimana?"
"Besok... aku masuk pukul 10 di gedung H.1"
"Aku siapin bekal makan siang mau?"
"Tumben!"
"Daripada makan diluar terus jajan sana sini gak jelas"
"Iya iya, masakan istri memang yang terbaik"
"OK"
"Dek sampai kapan kita harus merahasiakan ini?"
"Sampai waktu yang tepat datang, kita akan mengumumkannya jika perlu" jawab sang istri, Mas Dito memalingkang wajahnya kearah Hani lalu berkata
"Memangnya kenapa tidak sekarang saja"
"Mas aku tak ingin orang-orang meremehkan mas punya istri yang hanya tamat SMA, apalagi baru kuliah dan mas sendiri yang mengajar dikelasnya" sang istri menjawab dengan khawatir.
"Dek aku tau ini berat, tapi aku tidak apa-apa dengan itu, jika memang begitu aku akan menunggu" tangan Mas Dito mulai membelai rambut istrinya mengisyaratkan untuk tidak khawatir dengan semua fikiran orang lain nantinya.
Begitulah akhir dari percakapan mereka, lalu mereka berdua terlelap kedalam mimpi yang panjang.
------------------------------------------------------
Matahari mulai terbit, sang istri mulai sibuk menyiapkan sarapan dan bekal untuk suaminya. Sang suami terbangun akibat aroma sedap sambal terasi buatan istri (ngakak).
"Wah sarapan pake sambal terasi enak nih"
"Ini buat bekal makan siang mas buakan untuk sarapan, ntar kmu diketawain mahasiswa gara-gara mulut bau terasi"
"Jadi gak sabar nih nungguin siang" tangan Dito mulai mencuri sambal terasi lalu di hentikan oleh tatapan istri yang mengetahui kelakuan suaminya.
*Thor: hadeuh suami istri pagi-pagi berebut sambal terasi
Mereka berdua mulai menyantap sarapan mereka, setelah itu Dito mulai bersiap dan bergegas menuju tempat kerja, langkahnya dihentikan oleh sang istri yang membawa bekal dan dasi di tangannya Hani mulai memasangkan dasi untuk suaminya karena suaminya yang tinggi itu ia berjinjit untuk menggapai kerah baju suaminya.
"Mas jangan lupa bawa bekalnya"
"Untung ada kamu dek, terimakasih sudah selalu mengingatkan suami mu ini"
Suaminya berangkat kerja ia menaiki mobilnya, seketika ia keluar dari mobilnya
"Apa ada yang kelupaan lagi mas?" tanya Hani penasaran, seketika suaminya mendekatkan wajahnya ke arah sang istri
"Mas jangan disini, mas..." berbicara dengan membisik sambil memejamkan matanya rapat-rapat. Lalu suaminya makin mendekatkan wajahnya makin dekat lalu ia meraih tangan istrinya dan diciumlah tangannya. Sontak mata istrinya terbuka dan heran
"Mas bikin kaget saja"
"Jangan berfikir yang aneh-aneh, tetaplah jadi istri yang baik" sambil tersenyum suaminya menjawab.
Istrinya tampak malu-malu
"Mas jangan jadi dosen galak di kelas"
"Kalau begitu aku pamit pergi" Mas Dito meninggalkan kediamannya menuju Universitas Cokro.
-----------------------------------------------------
Siangnya para dosen dan staf LPM menikmati waktu rehat, Pak Dito terlihat senyum-senyum sendiri membuka bekal buatan istrinya, terlebih lagi ada sambal terasi kesukaannya. Dosen-dosen lain menanyakan dari mana ia mendapatkan bekal tersebut.
"Pak dapat dari mana?"
"Ihh Pak Dito diam-diam udah punya pacar, cie... cie..."
"Eh jangan ngelantur Pak Dito udah punya istri"
Para dosen dan staf mulai berkelakar mengenai istri Pak Dito.
Salah satu dosen bertanya
"Pak Dito kok gak pernah ngenalin istrinya, lain kali undang kami kerumahnya dong, atau bikin acara apaan gituh"
"Iya setuju" "betul itu Pak" suasana mulai menjadi-jadi.
"Iya nanti kalau ada waktu saya usahakan, soalnya istri saya lagi di Kalimantan" timpal Pak Dito. (Walah ngeless wae bang) :D
Pak Dito menghentikan pembahasan mengenai istrinya lalu mengajak dosen dan staf untuk mencicipi bekal istrinya, sontak mereka mulai menyerbu bekal tersebut.
"Wah istri Pak Dito pandai sekali memasak, sambal terasinya enak".
Setelah istirahat makan siang berakhir Pak Dito mulai mengajar beberapa kelas, seperti biasa para mahasiswa baru mulai jatuh hati kepada dosen muda tersebut, entah mereka menyimak mata kuliah atau sekedar melihat ketampanan Pak Dito.
-Bersambung-