Xiao Long membuka matanya, masih setengah sadar dia menggosok kepalanya lalu terkesiap kaget melihat punggung polos di sampingnya.
"Hana?"
Gadis itu menggeliat lalu membuka mata, dia tampak berpikir jika ada yang berbeda dia terkesiap lalu menutup tubuhnya rapat dan menatap Xiao Long bingung.
"Xiao Long? Bagaimana bisa?" gadis itu menenggelamkan wajahnya, "Bodohnya! Kenapa bisa berakhir seperti ini."
"Hana.. maafkan aku. Kau tau? Aku tidak sengaja." Ucap pria itu sedikit panik. Dia memakai bajunya kembali.
"Sudahlah." Hana menegadahkan kepalanya, "lagipula sudah terjadi." Gumamnya.
"Kau pulanglah. Dan tolong siapkan kursi untukku juga. Malam ini aku akan pulang bersama kalian." Lanjutnya lagi sambil merebahkan tubuh kembali dan menutup seluruh tubuhnya.
"Hana.." Xiao Long tampak merasa bersalah. "Aku sungguh menyesal tidak bisa mencegahnya. Jika terjadi sesuatu kau bisa menghubungiku."
Gadis itu diam tidak menjawab.
***
Yuuji sarapan bersama keluarganya. Mereka tampak diam tidak ada yang membuka pembicaraan. Yuuji tampak menggunakan tablet dan samar-samar mendengar suara Shinji yang menjawab panggilan. Sedangkan Ayah dan Ibu mereka hanya memperhatikan.
Hhh~
Li Zheng menghela nafas berat, "Tidak bisakah, kalian fokus sarapan saja?"
Shinji melirik menatap Ayahnya kemudian mematikan ponsel setelah memberi pesan akan menghubungi lagi. "Maafkan aku. Ada sedikit kesalahpahaman di dalam kontrak jadi aku harus segera menghubungi penanggungjawabnya."
"Yuuji?"
"Haii.. Itadakimasu.." ucap Yuuji dengan malas.
Tak lama tabletnya berbunyi kecil, ada pesan yang masuk. Dia membukanya sambil meminum susu, setelah melihat foto tersebut dia tersedak.
Uhuk! Uhuk!
'Apa yang kau rencanakan, Hana?' Dia melihat gambar Xiao Long yang baru keluar pagi hari, foto sebelumnya ada Xiao Long yang memasuki kamar inap Hana pukul 11 malam. Apa maksudnya ini?
Gadis itu melirik orang tuanya dan kakaknya yang tampak memperhatikannya. Dia tidak berbicara apapun, kemudian dia mematikan tabletnya dan melanjutkan makannya.
"Kau tidak apa-apa sayang?" Tanya Ibunya. Yuuji diam tidak menjawab.
"Aku sudah selesai, aku kembali ke kamar." Buru-buru Yuuji mengambil tabletnya dan kembali ke kamar. Sedangkan kakaknya hanya memperhatikan dalam diam.
***
Yuuji mengunci pintunya kemudian melihat foto-foto yang dikirimkan informan miliknya yang berada di China guna mengawasi Hana. Bukan karna dia tidak percaya pada sahabatnya, walaupun Hana terlihat ceria namun dia merasa ada sesuatu yang disembunyikanya. Padahal sejak remaja mereka sudah bersama. Foto itu dimulai dari bandara, taksi, hotel, sampai pemakaman. Pada foto pemakaman itu dia berhenti agak lama.
"Kau mengunjungi siapa? Kenapa kau tidak menceritakan ini? Dan kumohon," Yuuji menggeser foto itu dan menampilkan salah satu hal yang janggal. Disana ada Hana yang tampak berada di jembatan menatap sungai. Tapi tak jauh di belakang Hana ada seseorang pria berkacamata hitam tampak menelpon. "jangan buat aku mulai meragukan kepercayaanku."
Sebelumnya dia sudah melihat foto-foto itu, bukan hanya satu kali pria berkacamata hitam itu tertangkap kamera. Seperti berpapasan di hotel, duduk saling membelakangi di restoran juga ikut tertangkap kamera. Dan itu sangat mencurigakan.
***
Seorang pria yang sedang merokok itu memberikan burger yang belum lama mereka beli saat perjalanan kemari kepada pria berambut putih yang memakai jaket tebal dan wajah setengah mengantuk.
"Wah.. rumah yang sangat besar." Rumah yang dimaksud adalah kediaman keluarga Huang. Mobil mereka parkir tidak terlalu jauh dari gerbang mansion tersebut. Pria berambut putih itu memuji sambil memakan burgernya.
"Sialan! Kenapa mayonaisenya banyak sekali!" dia melirik temannya lalu memakannya dengan cepat supaya rasa mayonaisenya menghilang dan laparnya juga hilang. "Maniak mayonaise sialan." gerutunya.
"Hoi! Jangan terlalu lama di luar. Cepat masuk!"
Pria berambut putih itu meremas bungkus burger yang sudah dia habiskan. "Cih! Seenaknya saja menyuruh." gerutunya lagi.
"Nee, Hiro. Kenapa aku harus melakukan investigasi ini denganmu?!" ucapnya dengan kesal. Pria ini adalah Itou Kanie. Pria berambut putih dengan tatapannya yang membuat semua orang jengkel itu -sebenarnya hanya pria yang dipanggil Hiro ini yang selalu merasa tergangu. Kanie merupakan salah satu agen lapangan terbaik yang di miliki FBI. Hanya saja, beberapa tahun ini, dia memilih menjadi salah satu ilmuan di dalam badan intelejen itu sendiri. Satu alasan yang membuatnya ingin dipindah tugaskan, bisa memiliki waktu santai dan tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga. Dan disetujui. Bukan tanpa alasan. Dia punya otak encer dalam masalah biokimia dan mesin. Jadi pengajuannya dapat dipenuhi.
"Hahahaha, kalian bisa akrab rupanya. Hahaha, senang melihat Kanie punya teman. Hahaha."
"Hee.. sejak kapan kau disitu?!" teriak pria penyuka mayonaise bernama Matsunaga Hiro tersebut.
"Dan kenapa juga dia yang jadi kaptennya? NANDE??!!" teriak Kanie ikut kesal. "Aku kesal sekali. Aku dipaksa ikut jadi agen lapangan! Jadi anak buah manusia berisik ini! Aku kehilangan kesempatan membaca manga yang baru saja ku beli! Kenapa kalian tidak membiarkan aku tenang selama sehari." ucap pria berambut putih itu super cepat tampak frustasi.
"Bukannya kau sudah sangat tenang selama setahun?" ucap Matsunaga dengan nada malas.
"Nee.. kupikir kau akan merasa senang dengan misi ini. Yah, mungkin akan ada semacam.. reuni?" tiba-tiba Masaki Hyuga -manusia berisik tadi bicara tanpa tertawa tampak serius. Matsunaga dan Kanie tampak serius memperhatikan. Merasa jika Hyuga mengetahui sesuatu mengenai misi.
"Hahaha, selamat berkerja. Aku pergi dulu!"
"HEI!!" teriak mereka berdua. Dia melihat Hyuga berlari memasuki mobilnya dan pergi dari sama. Matsunaga melongo, mobilnya tidak memiliki suara sama sekali. Desing mesinnya pun tidak ada, pantas saja mereka tidak menyadari kehadiran Hyuga.
"Wah, mobilnya sesuatu sekali. Cocok untuk misi pengintaian. Aku pikir harus memodif mobilku juga."
"Maaf, tapi itu belum launching. Itu masih produk uji coba dan Hyuga itu yang kujadikan kelinci percobaan. Hahaha!"
"Hee? Kau yang menciptakannya?!"
Kanie tampak menyombongkan dirinya. "Tentu saja. Tapi, karna itu masih produk trial akan ada beberapa masalah. Aku masih memantau daya tahan dari mesin support tersebut, aku masih belum bisa mengatasi masalah dari penggunaan bahan bakar yang abnormal dan pendinginan mesin yang optimal. Mungkin, Hyuga akan cepat kehilangan bahan bakar dan mesin panas berlebih hingga membuat mesin meletup dan mogok. Aku harap, itu terjadi di tengah hutan saat malam hari. Hahaha!"
Matsunaga sweatdrop mendengar ucapan Kanie kemudian dia sedikit menunduk supaya tidak terlihat dari luar. "Mereka keluar." gumamnya.
Mobil yang dinaiki Shinji melewati mereka, dan mereka mengikuti mobil itu dari kejauhan. Mobil yang sama seperti mobil yang mengikuti Shinji waktu itu.
***
Hana menggenggam sesuatu benda tipis seperti kartu berwarna transparan dengan kuat. Dia sudah memutuskan. Pembalasan dendamnya akan dia lakukan malam ini.
Semalam, dia memang sengaja memasukan obat pada minuman Xiao Long dengan dosis yang cukup tinggi. Bisa dibilang Hana menggoda Xiao Long habis-habisan, hingga pria itu tidak sadarkan diri. Setelah Xiao Long tidak sadar, dia mencari kartu akses milik pria itu dan mengkopinya dengan alat yang sudah dia siapkan. Ini menjelaskan jika dia tidak melakukan sesuatu.
Gadis itu keluar dari kamarnya dan memberikan kartu akses pada seseorang yang melewati dirinya. Seseorang yang dia bayar untuk mengawasi pergerakan Yu Long dan Berson. Cukup berbakat dan dia bersyukur agennya belum mati dalam misi karna ketahuan. Maka dari itu dia akan bergerak cepat sebelum agennya tertangkap dan dia sudah siap. Bahkan sudah siap jika harus kehilangan nyawanya.