Fruit 886: Cinta Butuh Pengorbanan
Tok! Tok! Tok!
Terdengar bunyi ketukan di pintu, dan ketika pintu dibuka, muncul kepala Gavin. "Aku boleh masuk dan ikut bicara bersama kalian?" Ia harus bertanya dulu karena tidak ingin Ivy marah.
"Masuk aja, Gav!" seru Jovano pada teman masa kecilnya sebelum sang adik mengucapkan penolakan atas kedatangan Gavin. Ia menoleh ke Ivy. "Yuk, kita obrolin aja sekalian dengan Gavin di sini, yak Ivy sayank ..."
Ivy yang awalnya hendak memprotes sang kakak yang memperbolehkan Gavin untuk masuk, tidak bisa berbuat lebih dan hanya bisa mengangguk pasrah. "Baiklah."
Jovano berbicara dengan Ivy dan Gavin cukup lama, dan para dewasa tadi semua tau ada tiga remaja di kamar Ivy sedang berdiskusi dengan Jovano sebagai penengah. Mereka pun hanya bisa mempercayakan itu pada Jovano, apalagi bocah itu malah memasang array penghalang di kamar itu agar tidak bisa dikuping siapapun semua pembicaraan mereka.