Fruit 105: Satu Bulan
Sekali lagi jantung Dante serasa dihantam kuat oleh sebuah palu raksasa. Napasnya memburu dengan tangan terkepal. Dia sudah menjatuhkan martabat dan harga diri serendah-rendahnya di hadapan Andrea, namun...
"Jadi... kau sama sekali tidak memiliki perasaan apapun padaku?" Mata Dante memicing hendak mengkonfirmasikan sekali lagi.
Andrea mengangguk tegas. "Jangan anggap berlebihan tentang aku yang meneriakimu kemarin itu setelah Djanh—yah kau tau sendiri." Ia berusaha tampil setenang mungkin di bawah pengawasan mata tajam Dante. Dia harus bisa meyakinkan pria Nephilim itu sebaik-baiknya. "Saat itu... aku cuma kaget saja, haha!"
"Tapi sore itu kau bersedia menerimaku, Andrea." Suara Dante terdengar dalam dan jauh. Mata tajamnya terus dihujamkan ke mata Andrea.