"Kau keterlaluan."
Suara tersebut menyentaknya. Gunia yang hendak membuka apartemennya berjengit lantas menatap sosok yang sudah berdiri di belakangnya, "Apa maksud mu, Kai?"
"Kau membuat temanmu dipecat."
Gunia hanya memutar bola mata malas kemudian melenggang begitu saja sembari melepas sepatunya. "Lalu kenapa? Masalah?"
Kai menggeleng tak habis pikir, "Ayahnya kritis, setidaknya kau beritahu yang sebenarnya kepada mereka bukan malah menceritakan hal yang tidak-tidak tentang Ursulla. Astaga.... Dia temanmu Gunia."
"Oww jadi sekarang kau peduli, Kai?"
"Aku memang bajingan Gun. Tapi aku masih punya hati."
Gunia mengernyit, menunggu Kai menyelesaikan ucapannya.
"Aku memang mendekati Ursulla karena kau yang memohon padaku. Dan aku sungguh tak bisa menolak permintaan mu. Kau tahu sendiri alasannya. Aku mencintaimu." Kai membelai wajah Gunia lembut, "Tapi aku tak mengira kau begitu tega mematikan rejeki teman mu."