Angeline tersenyum lebar saat merasakan hasil masakannya, nasi goreng telur yang baru saja selesai dibuatnya setelah hampir enam kali kegagalan beruntun.
Ia menengok ke arah jam dinding dan waktu telah menunjukkan pukul sebelas malam. Ia tidak tahu kapan David akan pulang karena biasanya David pulang setelah ia terlelap dan sudah pergi saat ia terbangun di pagi hari dengan sarapan yang sudah ia siapkan di meja untuk Angeline.
Angeline selesai mencuci bekas peralatan dapur yang ia pakai untuk membuat nasi goreng pertamanya yang sukses ia buat dan berjalan ke kamar untuk mengambil ponselnya.
Angeline membuka ikon telepon dan menekan angka satu, menahannya beberapa saat hingga ponselnya secara otomatis memanggil nomer David.
"Ya?" tanya David dari seberang saluran telepon, membuat Angeline tersenyum malu. Semburat kemerahan kini tercetak jelas di pipi gadis itu. "Tumben menelpon selarut ini, belum tidur?"