Hari mulai sore dan semua persiapan acara pertunangan mereka sudah di siapakah dengan sesempurna mungkin. Para tamu undangan, kerabat dan keluarga berdatangan untuk menyaksikan pertunangan mereka.
Di dalam kamar Vina nampak belum siap untuk melajukan pertunangan ini dia tetap berdiam diri menatap cermin rias walaupun dia telah di make up dengan secantik mungkin akan tetapi dia belum juga ingin keluar kamar.
"Hey sampai kapan kamu akan menatap cermin, cermin tidak akan pernah mengubah nasibmu" sapa Julien yang datang bertujuan untuk menjemput Vina.
"Apa aku harus melakukan ini?, lihat lah diriku yang bodoh ini tidak nampak cantik sama sekali, aku hanya terlihat seperti anak anak yang merengek untuk meminta asi namun malah di paksa minum susu kaleng, seandainya aku ini jelek dan tidak cantik mungkin hidup ku akan mulus dan bahagia karna kecantikan hanya membawa petaka" ucap Vina yang berbicara dengan cermin dan mengabaikan Julien.
