"Aku tak ingat, " Kobayashi memalingkan wajahnya, "Tapi apa keuntungannya bagimu untuk melompat tanpa alasan, " Emi menatap wajah Kobayashi, rumah kecil yang terletak di sebuah gang sempit itu menjadi hening, "Tapi apa hubungannya denganmu? " Emi kaget, ia tak tahu harus menjawab apa, "Hm.. "
'Saat hari pertama ku kesini aku melihat bayangan seseorang di belakang mu, tapi kemarin aku melihatmu masih berdiri, ini adalah hal yang sulit ku katakan padamu, " Emi bergumam dalam hatinya, perasaan tak enak itu mengganggunya. "Aku harus tahu, untuk apa aku menyelamatkan mu, " Emi mengangkat wajahnya, memperlihatkan mata yang pantang menyerah, "Ini masalah pribadi ku, tak ada hubungannya dengan mu, " Kobayashi sekali lagi memalingkan wajahnya dari Emi.
•
•
"Yuu? " Emi menatap pamannya, "Iya, dia berkunjung ke rumahku untuk bertemu denganmu, tapi dia tak tahu kalau kau pindah rumah, oh ya, apa dia datang ke rumahmu? " Yui menyeruput ramennya, "Kau memberitahukan alamat rumahku pada Yuu? " "Tidak.. sih.. " Emi melempar kotak tisu pada Yui, "Terus kenapa tadi kau bertanya kalau dia datang ke rumahku, paman sialan?! " Emi membentak Yui, "Ahaha, habisnya dia tiba-tiba pergi seakan tahu rumahmu, rumah lamamu mungkin sangat sepi, makanya dia bertanya padaku, " Yui tertawa "Jangan diulang-ulang perkataan mu yang tadi! "
•
•
"Aku akan pergi ke toko :( , aku harus membeli sesuatu, maaf ya ,Emi.. :) " Leon mengirimi Emi pesan teks, "Baiklah.. ( ͡°_ʖ ͡°)" "Kalau sudah selesai akan kubawakan Emi sakura mochi, karena kau baik dan pemaaf :) " Emi mulai jengkel, baik? Pemaaf? Jangan bercanda, aku hanya sedang butuh bantuanmu! Emi menggeram, ruang kelas itu sunyi, Emi belum pulang karena ia menunggu Leon, anak berandal memang suka kasar, ya.. Emi tersenyum sinis melihat berberapa orang anak seangkatannya sedang memalak seorang murid perempuan yang sedang memakan bekalnya di taman belakang, Sial! Emi terlambat menyadarinya, orang-orang itu mulai bersikap kasar pada sang murid perempuan, Emi berlari menuruni tangga, dan sialnya, ia lupa bahwa kelasnya ada di lantai 4, Emi sudah sampai di taman belakang, ia mengendap perlahan ke tempat orang-orang itu, namun Emi terlambat, murid perempuan itu sudah di aniaya, seorang anak lelaki dari gerombolan itu berulang kali menusuk si murid perempuan dengan garpu, tubuh murid perempuan itu tergeletak secara mengenaskan di tanah, matanya masih mengeluarkan air mata.
Emi berlari ke arah lelaki itu dan menonjok nya, "Pergi! " Emi berteriak sangat keras, teman lelaki itu menjadi marah, mereka berniat mengeroyok Emi, mereka maju secara serentak ke arah Emi yang sedang melindungi si murid perempuan, Emi sudah siap menghadapi mereka dengan kuda-kudanya, brughh!! Seseorang muncul dari belakang dan menyikut kepala si lelaki hingga tumbang, "Hey, hey, hey, berani sekali kalian pada wanita, mana ya harga diri kalian? " orang itu tersenyum sinis melihat gerombolan itu, ia melirik pada Emi, tersenyum dan berkata, "Tak usah takut, Yuu akan selalu ada di sisimu. "