"Ibu, Wenda." Baik Wenda mau pun Ibunya melihat pada Axton.
"Aku pamit ingin, kapan-kapan aku akan datang untuk mengunjungi Ibu."
"Ya, ya terima kasih ya nak Axton atas hadiahnya." Axton mengembang senyuman lalu beralih pada Wenda yang hanya memandangnya datar.
Axton lalu melangkah keluar dari kamar inap Ibu Wenda. "Jadi bagaimana?" Wenda kembali memusatkan perhatian untuk Ibunya seorang. Tatapan Wenda terlihat bingung dengan pertanyaan sang Ibu.
"Jalan-jalannya? Kan aku sudah bilang dari tadi."
"Bukan tapi Axton. Ibu sudah bilang sama kamu, dia itu serius mau melamarmu, Wenda. Jangan biarkan kesempatan lewat begitu saja."
"Aku tak tahu Ibu, aku masih belum tahu bagaimana perasaanku yang sebenarnya itu juga yang membuatku berpikir dua kali. Bagaimana jika aku membuka hati tapi akhirnya nggak cocok. Ibu sendiri yang bilang kalau yang namanya pernikahan itu serius, aku nggak mau saja kalau pada akhirnya aku mempermainkan pernikahan." jelas Wenda panjang lebar seraya menunduk.