Chereads / Watchman / Chapter 2 - 一

Chapter 2 - 一

Dikeadaan seperti ini Jieun mudah sakit, 2 hari setelah itu ia langsung jatuh sakit. Demam yang tinggi kata dokter ini biasa terjadi kalau sedang berduka, banyak pikiran, sedih, rasa kehilangan bisa membuat daya tahan tubuh menurun. Jungkook juga bilang kalau Jieun hanya makan sedikit, lebih banyak mengurung diri dikamar, juga menghabiskan waktu yang dalam dalam kamar mandi dan itu sangat tidak normal. Jieun berendam hingga kulitnya terlihat sangat pucat, juga bukan dengan air panas melainkan air dingin.

Jungkook begitu telanten mengurus Jieun mulai dari membuatkan bubur, menjaganya saat tidur, membawakan obat, air, dan segala yang Jieun butuhkan. Lelaki dengan surai yang cukup panjang ini rela tak tidur seharian penuh, sebab sering kali Jieun mengiggau dan menangis. Jungkook sesekali merenung kenapa Jieun diberikan cobaan yang berat seperti ini, ditinggal orang yang disayangi sangat menyakitkan.

Tak butuh waktu lama bagi Jieun untuk pulih, ini juga faktor dari Jungkook yang terus menyemangatinya, menghibur, sampai membuat gadis itu tertawa untuk pertama kalinya semenjak mereka bertemu di rumah duka. Ia sudah bisa melihat wajah cerah Jieun tanpa mata yang merah dan sembab juga pucat. Nafsu makan gadis itu kembali ia menikmati setiapa makanan yang Jungkook buat, lelaki itu memang pandai dalam segala hal.

"Jungkook, apakah kau bisa berubah menjadi serigala?" Tanya Jieun, Jungkook mengerutkan dahinya.

"Serigala yang bagaimana dulu?" Alih - alih Jungkook malah melemparkan sebuah pertanyaan, Jieun menghela napas ternyata makhluk seperti ini punya otak udang juga. Itu pertanyaan yang mudah dijawab dan dicerna.

"Yaaa...serigala"

"Bisa, tapi besarnya akan melebihi serigala jantan pada umumnya, lebih tepatnya dua kalilipatnya" Jieun langsung berdecak kagum, bisa dibayangkan sebesar apa. Jieun tak ada tidur dikasur melainkan ditubuh Jungkook yang berbentuk serigala raksasa. Gadis itu membayangkan betapa keren dan lucunya, Jieun penyuka binatang apalagi yang liar seperti singa, harimau, serigala, pokoknya hewan yang sebangsa kucing dan anjing.

Banyak pertanyaan menarik yang Jieun lontarkan seputar 'Manusia serigala' juga kemampuan apa yang Jungkook punyai, selain itu apa dia bisa menjadi menusia setengah serigala. Alpha memiliki bentuk yang bisa diubah sesuai keinginan, namun untuk menjadi half, mereka membutuhkan cahaya bulan purnama itu tinggi mereka berkitar 3 meter dan memiliki kekuatan yang luar biasa.

🌁

Jieun ingin semua ini berlalu bagaikan angin, sekarang saatnya bangkit dan mencari kebenaran. Pertama yang harus ia lakukan menemui rekan kerja Ayahnya di stasiun TV dan menanyakan kapan terakhir ayahnya pergi untuk meliput sebuah berita. Akan lebih mudah kalau mereka tahu siapa orang yang di datangi ayahnya terakhir kali. Tapi ia tidak bisa sembarangan menuduh, ia harus menyelidiki terlebih dahulu dan mengumpulkan bukti.

Lobby gedung begitu ramai, banyak orang berlalu lalang. Jieun janjian dengan teman ayahnya itu di kantin, Jungkook langsung mmembimbing gadis itu meuju tempat tersebut. Disalah satu kursi para rekan kerka ayahnya ini melambaikan tangan pada Jieun dengan ramahnya, sambutan hangat membuag hatinya sangat sejuk. Jieun berlari kecil sembil tersenyum.

"Akhirnya kau sudah lebih baik" Ujar salah satu dari mereka.

"Jadi ini, kau bisa lihat semua agenda ayahmu, juga identitas orang yang terakhir kali ayahmu kunjungi"

Jieun langsung mengambil berkas tersebut dan membukanya, Jungkook yang duduk di sampingnya juga ikut melihat. Dahi gadis itu berkerut seakan sangat serius, tiap lembaran dibaca dengan sangat teliti. Hingga lembar terakhir, Jieun terdiam membaca profile sosok terakhir yang ditemui ayahnya. Ternyata benar, Ayahnya pernah menceritakan orang yang 'diduga' melakukan korupsi.

Rekan kerja ayahnya itu menjelaskan lebih rinci lagi. Bahwa ayahnya punya rencana memasukkan alat perekam kedalam meja politikus itu untuk mengungkap korupsi yang dilakukannya. Mereka bilang tak mudah menangkap pria tersebut, harus punya bukti yang kuat untuk dapat menjebloskan pria itu kepenjara. Jieun rasa ini akan menjadi perjalanan yang panjang juga sulit.

"Pak Lee menggunakan pulpen perekam, kau harus mengambilnya mungkin disana ada rekamannya"

"Tapi bagaimana caranya?"

"Aku bisa" Ujar Jungkook yang tiba - tiba membuka suara, Jieun kaget dan mengerutkan dahinya bingung.

"Dengar nak, ini bukan tentang mencuri eskrim dari anak kecil, tetapi mengambil berlian dari toko yang penuh leser kau tahu"

"Tapi aku bisa" Ucapnya lagi dengan percaya diri, mereka memberi alamat kantor politikus tersebut. Keamanan disana cukup ketat CCTV juga standby disetia sudut ruangan. Jieun tak bisa melarang Jungkook lagi pula lelaki itu bilang akan membantunya, dan kita lihat apa yang bisa Jungkook lakukan tanpa harus menyentuh para penjaga juga tertangkap CCTV.

🌁

"Jadi kau akan melakukannya layaknya para mata - mata yang ada di Film"Celetuk Jieun dengan polosnya. Jungkook tersenyum tipis lalu menjawab.

"Aku tidak mengerti, karna aku tidak pernah menonton Film sama sekali" Segitu terpencilnya kah hidup para manusia serigala sampai - sampai mereka tidak pernah menonton film sama sekali. Sepertinya Jungkook harus banyak berbaur dengan lingkungan barunya, lelaki itu sangat sopan bicaranya juga sangat formal layaknya orang tua, juga tidak tahu candaan dan terkesan garing.

Sebenernya lucu juga, Jungkook menjadi polos, Layaknya anak kecil yang masih suci belum terkena dosa sama sekali. Yang ia bayangkan manusia serigala itu sangatlah buas, posesif, dan juga nakal. Namun kata Jungkook etika dan norma di junjung tinggi dalam Packnya, tak heran karna Pack Jungkook memiliki kasta tertinggi dari Pack lainnya seperti bangsawan. Mereka hidup teratur dan tidak jahat sama sekali, ada salah satu Pack yang sangat suka menangkap manusia dan memangsanya.

Dan lebih spesialnya lagi, para jantang atau Alpha memiliki darah keturunan seorang pemimpin terkuat disegala penjuru, Pack ini sangat ditakuti dan sangat dihormati. Dilihat dari sikap Jungkook sudah bisa menggambarkan bagaimana keadaan disana. Juga Seokjin memilih Jungkook karna lelaki itu yang terbaik untuk menjaga Jieun.

Jungkook orang yang tidak suka menunda sesuatu, sekarang saat Jieun disuruh mengambil pulpen perekam itu, Jungkook langsung bertindak. Lelaki itu mempersiapkan diri untuk menyusup masuk ke kantor politikus yang biasa dipanggil Tuan Kim tersebut, kalau dilihat pada situs pencarian bangunannya bukan seperti kantor tapi rumah yang sangat besar. Jungkook sangat senang ini hal yang mudah, dirinya membuat taruhan pada Jieun dalam 2 jam lelaki itu akan kembali membawa benda tersebut.

Jieun menunggu dirumah dengan jantung yang berdebar kencang, memainkan gelas berisi coklat panas. Matanya bergerak cemas, menerawang kesana kesini, ia seperti orang yang terkena gangguan kecemasan. Hingga 2 jam berlalu, Jungkook belum kunjung kembali. Jieun beralih berdiri didepan pintu utama rumah, beberapa kali mengintip dari lubang pintu juga melirik kejam dinding. Saat lewat 10 menit Ia menangkap sosok lelaki masuk kedalam rumahnya, Jieun bernapas lega.

"Aku telat sedikit, maaf" Ujarnya saat Jieun membuka pintu. Gadis itu tersenyum, jantungnya kembali berdetak normal. Jungkook merogoh saku jaketnya mengambil pulpen tersebut dan langsung memberikannya pada Jieun.

Sebuah memori card dikeluarkan, sedikit sulit karna harus membongkar habis pulpen tersebut. Jieun menyambungkan memori tersebut ke Laptop memastikan serta mendengarkan rekaman tersebut. Rungu ia pasang dengan benar, jangan sampai masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Rekamam itu berdurasi 1 jam, ada bagian dimana percakapan ayah Jieun dengan Tuan Kim, juga dimana suara keributan muncul ketika mereka menemuka pulpen mencurigakan, bentul saja ayah Jieun mengakuinya. Tapi bodohnya mereka tidak mematukan perekam tersebut, dibiarkan menyala hingga merekam percakapan rahasia, tentang suap.

Ini bukti yang sangat berharga, tapi Jieun masih belum puas rasanya ingin balas dendam dengan membuka semua kedok Tuan Kim. Akan sangat menarik jikalau pria itu di jatuhkan pasal berlapis, ini akan menjadi sebuah drama yang paling mengejutkan diseluruh jagat politik Korea Selatan.

"Lalu apa yang akan kau lakukan selanjutnya" Tanya Jungkook, gadis itu menoleh menatap lalu berfikir.

"Aku harus bekerja dulu"

🌁

Beberapa hari mencari pekerjaan Jieun masuk sebagai karyawan di perusahaan milik Tuan Kim, ia mengubah warna rambut menjadi lebih terang juga tampilan yang sangat dewasa, baju formal kantoran, yang ia ketahui Tuan Kim tidak tahu namanya hanya wajah saja, dan foto yang mereka simpan adalah foto dirinya sewaktu SMA, sementara wajahnya kian dewasa. Layaknya sebuah drama, Jungkook selalu ada di kantor berperan sebagai kakak tiri Jieun, yang sesekali mengirimkan makanan dan mencuri - curi waktu.

Entah seberuntung apa dirinya bisa di terima di kantor Tuan Kim, ini akan mempermudah dirinya mendapatkan informasi lebih banyak lagi, terutama Jungkook yang akan mengawasi dari jauh. Sementara itu kemarin ada salah satu orang dari pack Jungkook yang datang untuk membantu, ini perintah dari Seokjin yang ingin pekerjaan ini lebih cepaf dan mudah. Salah satu yang tertua dan kuat, Ji Changwook.

Lelaki itu sangat pintar dalam memata - matain layaknya agen yang sudah di latih oleh negara, Jungkook saja sudah ahli apalagi Changwook. Ia benar - benar gadis yang sangat beruntung. Rencananya Changwook akan tinggal tepat disamping rumahnya, beberapa bulan yang lalu tetangganya pindah dan menjual rumah, jadi tak perlu tinggal satu rumah.

Berpakaian rapih, lipstick, tatanan rambut yang berbeda setiap harinya. Jieun suka penampilamnya yang sekarang, terlihat seperti seorang wanita yang berani, segar, dan dewasa.

"Kau di antar Hyung" ujar Jungkook di pagi ini seraya menghidangkan sarapan, yang dimaksud 'hyung' adalah Changwook. Tak lama setelah mengatakan kalimat itu, suara klakson mobil menggema dari luar membuat keduanya kaget. Jieun bergegas keluar rumah.

Gadis itu berlari keluar lalu memasuki mobil, "Kau tahu aku mengawasimu" Ujar lelaki tersebut begitu Jieun duduk disamping kemudi. "Aku hanya berdandan, cerewet" Jawab Jieun terkesan mengotot dan melawan. Gadis itu bahkan tak takut sama sekali dengan Changwook. Jieun lebih suka hanya Jungkook penjaganya ketimbang ditambah oleh Changwook, Lelaki itu dingin, pemarah, tidak bisa di ajak bercanda, pokoknya tidak mengasyikan. Changwook bagaikan Ayah tiri yang sangat galak pada anaknya jika bertemu Lelaki lain.

Sesampainya di kantor Jieun langsung menuju ruangannya, para rekan menyapa dengan baik dirinya. Sungguh suasana yang berbeda apalagi bekerja di tempat orang yang paling ia benci, sementara itu Jungkook akan datang saat makan siang, dimana Tuan Kim akan pergi keluar bersama teman 'kerja' yang lain. Changwook membuat rencana untuk menaruh perekam suara diruangan Tuan Kim. Itu adalah cara aman untuk memulai permainan.

Disini bukan hanya mereka tertiga yang bekerja namun stasiun TV yaitu TVM tempat ayahnya bekerja juga ikut serta dalam membongkar kasus ini, karna direktur TVM pernah di rugikan oleh Tuan Kim. Jadi sebagai unjuk rasa balas dendam ia dengan sukarela membantu walaupun ada resiko.

"Jieun apa Tuan Kim sudah keluar?" Tanya Jungkook dibalik sambungan telfon, Jieun melirik sekitar padahal keduanya hanya berjarak 20 meter untuk saling berbicara seperti ini.

"Belum, sepertinya sebentar lagi" Ujar Jieun, tak la setelah itu pria paruh baya yang ia cara datang berjalan dengan beberapa rekan kerja dan juga mengawal, refleks saja Jieun langsung meletakkan ponselnya tersebut dan membunkuk sopan. Sebenarnya ia merasa jijik saat melakukan hal tadi, namun mau bagaimana lagi. Setelah Jauh Jieun kembali mengambil ponselnya mengabari bahwa Tuan Kim sudah pergi.

Jungkook langsung bergegas menuju tangga darurat, di lain tempat Changwook mengawasi monitor CCTV dengan sistem Hack, ia dapat dengan mudah mengganti pantauan CCTV di ruang monitor, sehingga pergerakan Jungkook tidak terbaca. Changwook Juga memberi arahan pada anak itu dan memberi tahu dimana saja para bodyguard berada dan Jungkokk harus menghindari mereka semua jikalau tidak mau mendapat masalah. Keahlian Jungkook memang tidak bisa diremehkan lagi, Changwook akui itu gesit penuh dengan taktik yang bisa memecahkan masalah dengan cepat. Tanpa arahan dari dirinya pun Jungkook bisa melakukan semuanya sendiri.

Jieun sangat gugup dan takut, ia berdoa semoga Jungkook bisa memasang alat tersebut dengan lancar. Ia terus kepikiran sampai - sampai makanan yang ia beli tidak jadi di makan. Sekarang Jieun bagaikan oleh bodoh, hanya duduk di kantin kantor sesekali melirik tanpa menyantap makanan yang bertengger rapih di atas meja. Ia menunggu kabar, kabar apapun diterima asalkan Jungkook baik - baik saja.

Tak tahan Jieun pergi menemui Jungkook setidaknya mereka bisa bertemu dijalan, kakinya yang dilapisi sepatu Higheels melangkah cepat menunggu lift bagai orang tak sabaran. Lantai 18 tajuannya, begitu keluar sepanjang matanya memandang lorong sungguh sepi bagai tak ada tanda - tanda kehidupan, Jieun menelusurinya.

"Hei, sedang apa kau di lantai ini?" Tanya seorang dari belakang membuat tubuh Jieun beku seketika, lantai 18 memang tak sembarang orang bisa masuk hanya staff khusus juga karyawan yang ada keperluan. Jieun menarik napas menoleh lalu menoleh.

🌌