"Ma... Lean kenapa, Ma?"
Divi dan mamanya menatap Rein yang terlihat panik itu. Dia mengernyit, saat mendengar nama Lean disebut. "Lean si penyanyi itu, bukan?"
Rein tidak menjawab, sibuk memperhatikan ekspresi mamanya itu. "Ada apa, Ma?"
Sarah mematikan sambungan lalu menatap anaknya itu. Dia mengusap punggung Rein, sambil menatap Mama Dava. "Maaf, ya. Tadi teman saya telepon."
"Ma...." Rein tidak sabar mendengar penjelasan dari mamanya.
Sedangkan Divi masih memperhatikan raut dua orang yang terlihat panik itu. "Emang Kak Rein ada hubungan sama Lean?"
"Enggak, Sayang," jawab Sarah sambil memaksakan senyuman. "Tante temenan sama mamanya Lean."
Divi mengangguk mencoba percaya. Sayangnya ekspresi Rein terlihat berbeda. Gadis itu terlihat panik dan sepertinya akan menangis. "Sekarang kita potong kuenya, ya," ucapnya mengalihkan topik pembicaraan lalu mengambil pisau kue.