Guncangan di bahu itu membuat tidur Lean terganggu. Dia bergerak hendak memeluk seseorang di sampingnya, tapi yang terasa justru sebuah pinggiran sofa. Perlahan Lean membuka mata, dan menyadari dia terlelap dengan posisi terduduk. Lalu dia menoleh, merasa ada seseorang yang tengah memperhatikannya.
Rein tersenyum melihat wajah mengantuk Lean. "Pindah ke kamar, ya!"
"Hemm...." Lean mengucek mata kemudian berdiri. Dia merangkul Rein, menjadikan istrinya itu tumpuan. "Jam berapa sekarang?"
"Jam tiga." Rein menaiki tangga sambil menahan lengan Lean yang menekan pundaknya. "Kamu bisa jalan sendiri, Lean."
Lean melepas rangkulannya lalu berpegangan pembatas tangga. Dia menaiki tangga sambil sesekali memejamkan mata. Setelah sampai kamar, dia langsung berbaring di ranjang.