"Lo nginep sini juga, ya, Rein. Mau kamar sendiri atau sama Lean aja?"
Rein mengernyit mendengar pertanyaan aneh itu. "Kak, ya kamar sendirilah. Masa sekamar sama Lean?" Wajah gadis itu langsung memerah.
Stevia menahan tawa. Perhatiannya kemudian tertuju ke ranjang besar yang menghadap ke kaca. Dari ranjang terlihat pemandangan gedung-gedung bertingkat. Belum lagi di ruangan ini difasilitasi ruang tamu, dapur mini dan tentu saja kamar mandi yang istimewa. "Kalau gitu nanti deh, lo bulan madu di sini sama Lean."
"Kak. Apaan, sih?" tanya Rein malu-malu. "Harusnya Kak Stevia yang mulai mikirin nanti bulan madu di mana? Kan, mau nikah duluan."
"Gue nggak bulan madu. Kerjaan numpuk." Stevia mengusap sisi kepala, memastikan tidak ada rambut yang mencuat. Setelah itu dia berbalik menghadap Rein. "Makasih calon adik ipar. Gue tinggal dulu, ya."
"Iya. Selamat berbahagia, Kak!" teriak Rein.