Rein menusuk steak di depannya dengan garpu. Dia bosan duduk di restoran hotel menunggu mamanya yang tidak kunjung muncul. Sepulang dari pantai, Rein memang berpisah dari mamanya. Dia memilih membeli pakaian sedangkan mamanya memilih pulang.
Sejam yang lalu, Rein sampai kamar, tapi tidak menemukan keberadaan mamanya. Saat dia membuka ponsel, dia melihat pesan mamanya yang memintanya untuk ke restoran bawah. Rein yang saat itu tengah lapar, buru-buru ke restoran. Namun, yang dia dapat dia tidak menemukan mamanya.
Sejak sepuluh menit yang lalu, Rein berusaha menghubungi tapi ponsel mamanya tidak aktif. Rein kesal sakaligus takut terjadi sesuatu dengan mamanya. Tapi mengingat mamanya yang sering plesir, membuat Rein menghapus rasa takut itu.
"Maaf, Rein mama telat."
Mendengar suara mamanya, Rein mendongak. Dia menatap mama yang duduk di dengan napas terengah itu. Satu alis Rein terangkat, bingung. "Mama habis dari mana?"