Gadis itu bernama Kena, dia anak yang periang dan sedikit cerewet. Dia tak berhenti mengoceh selama tangannya sibuk dengan cat dan kuas. Kami sedang di halaman sejak 30 menit lalu kalau kalian ingin tahu. Aku menoleh ke belakang, Arka ada di posko. Dia terlihat sibuk, masih ada antrian di depan mejanya. Ah ... kenapa dia terlihat dua kali lebih tampan dengan jas dan kaca mata itu?
"Apakah dokter tampan itu pacar kakak?"
Krek! Kepalaku lantas melintir ke arah Kena. "Apa?"
"Dokter Arka, apa dia pacar kakak?"
"Kenapa bertanya seperti itu?"
Kena mendengus keras, kepalanya melongok ke arahku dari balik kanvas. "Karena sedari tadi mata kakak terus menatap dokter tampan."
"Aku tidak menatapnya. Aku sedang mencari Azka, kukira dia jauh lebih imut daripada dokter Arka."
"Azka? Kenapa semua orang suka pada anak nakal itu sih?!" Kena memberengutkan bibirnya, ia nampak kesal karena membicarakan bocah lelaki itu. Dasar anak-anak! "Sudah selesai."