Cerita ini berawal dari saat masuk Sekolah Menengah Atas, aku duduk sebangku dengan lelaki bernama lucky. " Hay namamu siapa? " kata Lucky. "aku sisi" akupun menjawab. Hari demi hari kian berganti, sekitar pukul 08.00 sisi sedang mengerjakan soal matematika di kamarnya tiba-tiba Hp berbunyi sisi lalu membuka hp. "Hay sisi, bolehkan aku nyimpen nomermu buat temen, ini aku lucky temen sekelasmu yaaa kita biar tambah akrab aja habis kamu pendiem dan sedingin es balok ( emot tertawa )" Ucap Lucy. Dengan cuek sisi mengabaikan chat lucky karna sisi benar tidak tertarik sedikitpun. Hari esokpun tiba jam pertama dimulai lucky yang merasa semalem dicuekin langsung bertanya ke sisi, " Sii ngapa chat aku di cuekin sih? emang aku gak semenarik itu buat jadi temenmu" Kata Lucy. Sisi tetap saja diam tak memperdulikan Lucky. setiap malampun lucky selalu chat sisi berbagai macam, suatu ketika lucky menunggu sepulang sekolah untuk bertemu sisi. Setengah jam sisi pun keluar dan melewati lucky begitu saja. lucky yang tersadar langsung menggenggam tangan sisi dengan kuat. Lucky kesal karna selama ini dia selalu di acuhkan oleh sisi padahal lucky dari awal melihat sisi sudah jatuh hati. "Sii kenapa sih cuek banget sama aku, emang gak bisa kita deket sebagai temen. Gak bisa kita deket aku pengen temenan sama kamu sii". Ucap lucky. Sisi mulai kasian atas upaya yang dilakukan oleh lucky untuk bisa berteman dengannya sisi pun mulai membuka dirinya untuk bisa bersosialisasi, karna selama ini sisi tidak punya teman karna selalu dikhianati dan sebagai anak yang broken home sisi memjadi pendiam dan dingin dengan semua orang dan lingkunganya. Sisi takut jika berteman dengan seseorang dia akan dikhianati dan dikecewakan lalu ditinggalkan. Seperti teman dan keluarganya. Sisi pun menjawab, "Kenapa terus mendekati aku lucky, aku hanya ingin sendiri aku gak butuh teman aku gak butuh siapapun aku bisa melakukan apapun". Lucky tercengang melihat ekspresi sisi yang gemetar dan muka yang merah karna menahan tangisanya lucky merasa ada sesuatu yang membuatnya takut. luckypun mebelai rambut sisi dengan lembut agar ia tenang karna melihat sisi saat itu merasa ingin membuat sisi selalu bahagia. akhirnya lucky mengajak sisi pulang. Sampai dirumah sisi, "lucky sini mampir dulu" ucap sisi. lucky pun mengangguk ia melihat lihat sekeliling rumah sisi tampak sepi.