Ellia yang penuh dengan aura mana yang menggebu dari tubuhnya, mengepakkan sayapnya hingga membuat angin menghempas tanah dengan sangat kuatnya.
"Woooossssssshhhhh…." Ellia terbang dengan cepat ke arah Ellia
"pee..perasaaan apaa ini" Balqis yang merasakan ketakutan yang luar biasa dari dalam hatinya.
Ellia yang terbang dengan sangat cepat, mulai mengitari Balqis yang mengambang dilangit sebanyak 3x hingga akhirnya dia menemukan celah dari balik pertahanan Balqis.
"aaapp…." Bhuuuakkkkk… Ellia memukul Balqis dengan tangan kanannya yang dipenuhi mana yang cukup besar.
Balqis yang terkena dibagian punggungnya membuat dirinya terhempas cukup jauh kedepan..
"hossshh… serangan macam apa itu" Balqis tak mampu mengimbangi kecepatan dari Ellia dengan matanya.
"tetap waspada.. wahai sayap baru.." ucap Ellia yang bersiap menendangnya dengan kaki kanannya dari atas kepala Balqis
Balqis yang langsung menyilangkan kedua tangannya bersiap menahan tendangan dari Ellia.
"Ghhhaaarrrr..." Balqis yang masih terhempas jauh ke tanah karena tak mampu menahan serangan dari ellia yang sangat kuat dengan pertahanannya.
"maafkan aku Balqis… aku juga akan mengujimu disini.." Ucap Ellia dengan mata yang dingin, dan mengepak sayapnya perlahan-lahan hingga sayap tersebut menutup dirinya.
"Deeebbb… deebbbb…. Debbbbb" tubuh ellia yang sedari tadi sudah di selimuti mana kekuatannya, lambat laun menghilang masuk kedalam tubuhnya kembali.
"[Goddess's Spear]…" sayap Ellia yang tadinya menutup dirinya, dengan sangat cepat mengepak kembali sayapnya di iringi dengan tombak-tombak yang muncul dari bagian sayapnya menghujani Balqis yang terkapar di tanah karena tendangan dari Ellia tadi.
"deeerrrttt… deeerrrtttt….." serangan Ellia terus menghujam Balqis dengan sangat ceat dan kuat..
"woosshhh…" setelah serangan dari Ellia yang tadi dilancarkan, perlahan sayap Ellia menyusut dan menghilang.
"huuuffftt.. sepertinya ini batas kekuatanku untuk saat ini." Ellia perlahan turun ke tanah.
Balqis yang tak lagi berdaya karena serangan dari Ellia, membuatnya tumbang tak bisa lagi melanjutkan pertempuran.
Mishall, Juke, Derry, Genta, nomi, Zera, Zaki, dan Hanum hanya terdiam tak mampu menggerakan tubuhnya karena kekuatan yang dari Ellia.
"siaalll padahal kemenangan sudah didepan mata…" gumam Derry gemetaran
"apa dia bee,,, benar adikku…" gumam Mishall dengan ketakutan yang membuat bulu kuduknya merinding.
"Semuanyaaa…. Bersiaplaahhh, jang…jangann gentar.. terusss.." ucap Derry yang gemetaran tak mampu melanjutkan kata-katanya.
Ellia yang mengangkat tangan kanannya ke atas langit, seperti akan kembali menyerang yang lain… membuat Derry dan yang lainnya tak bergeming dari tempat mereka berdiri.
"aku menyerah.." ucap Ellia mengaku kalah, karena memang wujud perinya sangat menguras kekuatan dan mananya.
"heeeehh???... Haaaahh??? Seriussss???" ucap Derry dan yang lainnya terkejut dengan keputusan yang diucapkan dari mulut Ellia.
"bruuukkkhh…" Mishall, Genta, Nomi, Zera terduduk ketanah dengan dengkul sebagai penopangnya,
"Kittaaaaa menaaaaaaaaaanggggggggg!!!!!" sorak Cronites tingkat II dan III mengisi area pertempuran.
"bahahahahaha akuu menangg Baksoroo" Akio tertawa karena menang dari taruhan Baskoro
"heeeedeehhhh… sialan, ternyata itu perkataanmu pada Ellia sebelum pertandingan dimulai tadi… dasar pasangan sialan" Baskoro menghela nafasnya dan mengkerutkan keningnya karena hanya bisa pasrah dari hasil pertandingan ini.
"hahaha… akhirnya aku bisa liburan jugaa hahaha"
"mau liburan kemana kau bocah… ini belum berakhir"
"hahaha maafkan aku Ketua, aku akan memberitahumu nanti"
"Pertandingannn selesai, Cronites tingkat II & III keluar sebagai pemenangnya!!!" ucap inspektur PCI.
Para Cronites yang terluka yang langsung mendapatkan penyembuhan, dan dibawa ke unit kesehatan PCI untuk yang terluka cukup mendalam. Membuat Baksoro menggelengkan kepalanya, karena tak percaya dengan kekuatan Elite yan ternyata bisa dikalahkan oleh serangan berpola dari Cronites tingkat II &III.
"ini baru perangkap kematian yang menjadi kehidupan hahah" ucap Akio riang tertawa meledek Baskoro yang ada disebelahnya dari tadi sejak pertandingan dimulai.
Basoro yang berdiri dari tempat duduknya, segera angkat bicara atas hasil pertarungan yang baru saja usai.
"Ehheemmm… Baiklahh, dengan ini hasil pertarungan selesai dengan Cronites tingkat II & III sebagai pemenangnya… dan juga dengan ini, latihan akhir bulan ini telah usai. Kepada pemenang ku ucapkan selamat pada kalian, dan akan ku lantik kalian untuk kenaikan pangkat bagi yang semestinya. Baiklaahhh,… Sekian!"
"Swinggg… swiinggg ..swinggg" suara baling helikopter yang berada diatas dekat dengan lapangan latihan yang masih dibersihkan setelah pertarungan telah selesai, membuat magis berputar membuat debu yang cukup besar
disekitaran area latihan.
"hmmm siapa mereka itu?" Tanya Mishall dan Balqis pada Derry
"mana tau aku.. kalian piker aku ini orang penting hmm"
"mungkin itu hadiah untuk kita hahaha" Zera tertawa
"tidak mungkin sekali huffft" Genta menggerutu
Helikopter yang perlahan mendarat di tengah area latihan, membuat semua orang tertanya dengan kehadiran siapa yang hadir.
"kok deg-degan yah ahaha.." gumam Nomi bercanda
"tapi symbol itukan lambing dari PCI, kurasa ini memang hadiah untuk kitaa!! Hahaha" ucap Zera
"ngigau kamu kali Zera…" ucap Zaki
"ehh iya dimana Juke berada? Kok gak ada?" Tanya Derry pada yang lainnya
"ohhh.. kalo Juke dia tadi pergi ke unit kesehatan melihat kondisi Airi"
"aww… jadi ngerasa bersalah deh hmmm" ujar Genta
"Swingg… swinggg.. winggg…" perlahan baling helikopter mulai melambat dan berhenti.
Helikopter yang telah mendarat di tengah latihan, membuat pintunya terbuka..
"tidakk mungkinnn… diaaa…" para Cronites terkejut dengan rang yang keluar dari dalam helikopter tersebut.
Tap… tap… taappp… seorang bertubuh besar gagah, berkulit putih dengan wajah paruh baya berjalan melihat-lihat disekitarnya..
Para Cronites yang tadinya tercengang dengan kehadirannya, mulai menundukkan kepala dan memberi hormat pada orang tersebut, tak lepas juga Ketua Baskoro dan Ellia memberi hortmat padanya.
"Raja…" ucap Baskoro lembut dan tersenyum padanya.
Ketua Cronites Dunia Gerrarld.. yang disebut sebagai Raja telah mendaratkan dirinya di Indonesia
Ketua Gerrald yang berjalan mendekati Akio yang tersenyum padanya, menyapa Akio dengan salam Crow Nites yang telah berganti menjadi Cronites.
"HARUMA!!!.." ucap Ketua Gerrarld sembari memberi salam pada Akio Raja sebelumnya.
Akio yang juga membalas salam ketua Gerrarld, dengan santai membukukkan punggungnya agar lebih sopan lagi.
"apa kabarmu Raja?" Tanya Akio.
"hahaha seperti bukan kau saja menanyakan kabar HARUMA hahaha" jawab Gerrald tertawa
"he .. he.. kau mengingatku pada Ellia saja Raja…" gumam Akio sambil melirik Ellia yang tak jauh disebelahnya.
"hahaha… jangan panggil aku Raja HARUMA, gelar Raja sepertinya tak cukup pantas bila ada didepanmu"
"jangan merendahkan dirim… kalau begitu jangan panggil aku HARUMA juga Gerrald" ucap Akio dengan bahasa inggris yang sangat fasih dari mulutnya.
"wahahaha sepertinya sifatmu yang ini tak berubah Akio.."
"hahaha inilah aku Gerrald" ucap Akio sambil mengusap kepala belakangnya
"kau sudah semakin dewasa saja yah Akio…"
"iya jelaslah… memangnya kau yang semakin tua saja" Akio membalasnya
"hahaha inilah yang paling kusuka dari dirimu Akio…"
"ehemmm… maaf mengganggu kalian, apa kita bisa pindah tempat dulu ketua Gerarld?" Tanya Baskoro memotong pembicaraan mereka.
"waaahh jadi kelupaan aku.. maaf Baskoro hahaha"
"Marii.. Raja…" ucap Baskoro mengajak Gerrald berpindah tempat.
"Ellia.. ikutlah juga bergabung.. sepertinya kita sedikit reuni ini hahaha" ucap Gerrald tertawa
"baa…baikk Raja.." ucap Ellia yang ikut bergabung
Gerrald, Akio Ellia, dan Baskoro pun berjalan meninggalkan tempat latihan masuk kedalam gedung yang berada di luar lapangan area latihan.