"Permisi!"
Heidi memanggil anak itu. Yang merasa terpanggil menengok.
"Aku?" anak itu menunjuk dirinya sendiri.
Heidi mengangguk, kemudian anak itu mendekat ke arah Heidi.
"Barangmu terjatuh," ucap Heidi. Anak itu tersenyum sumringah kemudian tanpa jeda memeluk Heidi erat.
"Terima kasih! terima kasih!"
"Y-ya, tapi lepaskan aku. Ini benar-benar sesak." Heidi berusaha melepaskan pelukan anak itu.
"Aku Allegra, kau?" anak bernama Allegra itu menjulurkan tangannya pada Heidi. Namun, Heidi hanya diam menatap tangan Allegra.
"Kau tidak perlu tahu," ucap Heidi lalu berlari meninggalkan Allegra di tempat.
"Hei! Kau pakai seragam yang sama denganku! Aku akan mencarimu besok!"
***
"Aku pulang," ucapku.
"Oh, ayo makan dulu Heidi."
"Aku akan mengganti bajuku, Bu."
Akupun mengganti bajuku, tak lama aku kembali lagi ke ruang makan. Ibu dan ayah menungguku. Aku tersenyum manis pada mereka.
"Ayo!" teriakku semangat membuat ibu dan ayah terkekeh pelan.
Kami bertiga pun makan dalam hening, fokus. Tiba-tiba suara ayah memecah keheningan.
"Heidi, bagaimana sekolahmu?" tanya ayah.
"Hm, baik. Tidak ada yang aneh," jawabku.
"Lain kali, ajaklah temanmu main ke rumah. Ayah lihat kamu jarang main," lanjut ayah membuatku melirik pada ibu.
Ayolah, orang yang paling kusegani adalah ayah, mana mungkin aku menolak ucapannya.
Ibu memandangku lalu tersenyum.
"Y-ya, lain kali aku akan ajak temanku."
"Hm, ayah akan belikan mainan untuk kalian," mendengar ayah bersemangat seperti itu, membuatku takut untuk mengecewakannya.
"Okay! Terima kasih ayah," jawabku.
Bagaimana caraku mencari teman yang akan kuajak main ke rumah?
Aha! Gadis yang memelukku sepulang sekolah!