Rumah kediaman Tuan Isaac Ibrahim.
"Aku dengar kamu diunggulkan sebagai calon ketua DPD Partai Sejati?" Tanya kakek Isaac Ibrahim.
Edo tersenyum.
"Beberapa pengurus DPC menghubungi saya memberikan dukungan", jawab Edo merendah.
Dia maju sebagai kandidat di musda partai Sejati bukan karena ambisinya, tetapi karena dukungan pengurus DPC di berbagai daerah.
"Bagus itu!" Kakek Isaac Ibrahim tersenyum bangga. Edoardo Callahan menemukan tempat berkiprah. Semakin lama semakin besar.
Kakek Isaac Ibrahim mengisap cerutu nya. Nenek Maimunah datang, dan menyita cerutu itu.
"Katanya sudah berhenti?"
"Aku khilaf...!"
Edo dan Shahsa tertawa, dia memiliki kakek yang hebat dan kuat tetapi dia kalah pengaruh dengan istrinya. Nenek sudah jadi kepala keamanan keselamatan bagi kakek.
"Isap ini aja!" Kata nenek Maimunah permen karet untuk kakek. Nenek seperti Shasha, dia juga jadi polisi rokok bagi Edo. Edo hanya berani menghisap rokok kalau tidak ada Shasha.
