Marissa tiba di bandara Samboja Timur, Johan Harold menunggunya dengan wajah sangat pucat.
"Kamu kenapa...kok pucat gitu?" Marissa gak kuat, nanya.
"Gak apa-apa!" Sahut Johan Harold pelan.
_"ya sudah!"_ Marissa mengangkat bahu.
Sopir tuan Isaac menjemput mereka.
Di perjalanan. "Pak menepi...menepi...!"
Johan keluar mobil dengan buru-buru. Bruak. Muntah. Marissa kaget. Johan muntah tiga kali. Marissa turun dari mobil, memberinya air mineral dan tisu. Wajah Johan tambah pucat.
Sopir tuan Isaac turun.
"Pakai minyak angin ini!" Katanya. Johan mencium aroma terapi minyak angin itu. Perutnya lumayan enakan. Mobil jalan.
"Pak masih lama lagi ngga nyampenya?" Tanya Johan. Perutnya sakit melilit.
"5 menit lagi...gimana? Masih kuat?" tanya pak Ujang, sopir itu.
Johan gak menjawab. Tangannya gemetar, dehidrasi, tubuhnya kehilangan banyak cairan. Dia sudah kehilangan keseimbangan.
_"Johan sakit! jangan - jangan karena ku sumpahin... astagfirullah...kasihan nya dia!"