Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

MY MYSTERIOUS BODYGUARD

capricorn_rere10
--
chs / week
--
NOT RATINGS
3.4k
Views

Table of contents

Latest Update1
Prolog5 years ago
VIEW MORE

Chapter 1 - Prolog

Carissa duduk di lantai lorong rak buku dengan tenang dan mendengar cerita Maxim dengan saksama. Maxim yang duduk berhadapan dengan Carissa, bersandar pada rak buku di belakanganya. Dengan suara sepelan mungkin, Maxim menceritakan ceritanya pada Carissa.

"Apa kita tidak akan ketahuan?" Maxim menjeda ceritanya sejenak.

"Entahlah. Aku tidak peduli, lanjutkan saja ceritamu."

Maxim tersenyum melihat tingkah Carissa yang sangat penasaran itu, lalu ia kembali melanjutkan ceritanya. "Ah, sampai mana kita tadi?" tanya Maxim, melupakan ceritanya yang sebelumnya.

"Kau pergi bersama temanmu ke Kinlochleven,"

"Ah, ya aku ke sana saat aku masih sekolah menengah pertama dan pada saat itu untuk pertama kalinya aku mendaki gunung. Sangat melelahkan dan kami bahkan bermalam di sana. Sebelum matahari terbit, kami kembali melanjutkan perjalanan kami. Hingga sampai di sana kami melihat sunrise di hari tahun baru,"

"Pasti sangat indah," ucap Carissa, mulai membayangkan apa yang diceritakan Maxim padanya.

Maxim tersenyum dan mengangguk, "yah sangat indah. Masih banyak lagi  yang ada di luar sana. Kau pasti akan takjub melihatnya."

Carissa seketika murung lalu menunduk dengan tersenyum paksa. "Aku rasa aku tidak akan pernah melihatnya. Cukup membayangkan apa yang kau ceritakan, sudah membuatku merasa takjub. Terimakasih sudah menceritakannya padaku," ucap Carissa dengan tulus, namun ia merasa sedikit sedih mengingat hidupnya yang sangat dikekang.

"Kita bisa pergi bersamaku." Maxim menatap Carissa sendu, membuat Carissa menatap Maxim heran.

Apakah lelaki ini sedang bercanda? Bagaimana mungkin Maxim bisa mengajaknya semudah itu? pikir Carissa.

Carissa menggeleng. "Tidak, Max. Aku tidak akan pernah pergi dari tempat ini. Jangan pernah mengatakan hal konyol itu lagi."

Suara langkah seseorang terdengar dan mengejutkan mereka berdua. Maxim menariknya berdiri dan berjalan dengan sangat pelan ke arah tumpukan kotak kardus berisi buku. Di sana terdapat celah yang cukup sempit dan mereka bersembunyi di sana. Tempat yang sempit membuat Maxim memeluk Carissa.

Langkah kaki orang itu semakin mendekat lalu berhenti di dekat mereka. Carissa semakin mengeratkan genggaman pada jas Maxim dan memejamkan matanya erat-erat. Carissa mulai gelisah. Astaga, mereka akan ketahuan. Apa yang harus Carissa lakukan, jika mereka ketahuan? Maxim pasti akan dipecat dari profesinya.

Tidak lama kemudian, orang itu kembali melangkah dan terdengar semakin jauh dari tempat mereka. Carissa menghela napas lega sejenak lalu menatap Maxim.

Tatapan Maxim sangat dalam menatapnya, seperti telah menatap Carissa begitu lama. Apakah lelaki itu menatapnya dari tadi? Entahlah, Carissa tidak tahu. Yang jelas ia telah tenggelam dengan tatapan itu sampai akhirnya ia tersadar saat Maxim hendak mendekatkan wajahnya.

Carissa sontak menjauh, membuat Maxim tersadar.

"Aku rasa kita harus pergi dari sini," ucap Carissa lalu pergi begitu saja meninggalkan Maxim yang masih bergeming di tempatnya.

***

Setelah sampai di kamarnya, Carissa duduk di sisi ranjang dengan menyentuh dadanya dan merasakan jantungnya berdebar dengan cepat. Wajahnya bahkan terasa panas, hingga ia harus mengipas-ngipas wajahnya dengan kedua tangannya.

Lalu Carissa berdiri dan berjalan dengan tidak nyaman. Ia bahkan berputar mengelilingi seisi kamarnya yang luas. Astaga, ada apa dengannya?

Carissa tidak bisa berhenti mengingat saat Maxim hendak mendekatkan wajahnya. Astaga, apa yang akan Maxim lakukan pada gadis berumur empat belas tahun sepertinya? Carissa berhenti di depan kaca yang menampakkan bayangan seluruh tubuhnya. Ia melihat wajahnya yang memerah dan terkejut. Astaga, ada apa dengan wajahnya?