Liam memeluk Soraya, erat. Hatinya begitu bahagia setelah mendengar jawaban dari wanita itu. Ya, Soraya menyatakan jika dia berani untuk hidup susah bersama dengan Liam setelah menikah. Lalu mengurus kandungannya berdua.
Bagi soraya, itu sudah lebih dari cukup. Untuk saat ini. Ya, Soraya hanya membutuhkan itu, dia tidak membutuhkan yang lainnya.
"Kalau gitu, kita tinggal memikirkan gimana caranya bilang sama orang tua kamu. Karena nggak mungkin kita nikah secara diam-diam," ungkap Liam.
Soraya mengernyitkan keningnya, "Kenapa? Nikah di KUA aja. Nggak perlu resepsi atau acara besar-besaran." Soraya memberi usul.
Liam menolak, dia menggelengkan kepala. "Daddy sama Bunda pasti nggak mau. Aku anak satu-satunya, Ya! Mustahil!"
Mereka melepaskan dekapan itu lagi, saling menjaga jarak satu sama lain. "Dan lagi, Daddy salah satu pemilik perusahaan besar. Aku aja yang kerja di perusahaan lain sudah disorot. Apalagi kalau aku sampai menikah! Nggak mungkin bisa sembunyi-sembunyi."
