Seberkas cahaya pagi menyusup melalui celah - celah bilik bambu. Tentu saja tanpa perlu efek ligthing, kau akan selalu takjub melihat wajah seorang lelaki begitu tenang dan pulas dengan senyum mengembang.
Ia selalu tampak begitu saat ibunya memasuki kamarnya. Sambil menenteng sebuah gayung berisi air, seorang perempuan bergumam lalu mencelupkan tangannya kedalam air. Dengan kasih sayang ia mengusapkan pada wajah yang masih pulas sekalipun tertimpa cahaya pagi.
"Sudah cukup kau bermimpi pagi ini nak. Ayam jago sudah seribu kali berkokok. Para induk ayam sudah membimbing anak-anaknya turun dari kandangnya. Sedangkan kau masih saja bergulat dengan mimpimu yang tidak pernah sekalipun aku bisa mengerti." Sambil mengusapkan tangannya yang basah, dua kalimat itulah yang biasa menyadarkannya kembali ke dunia nyata.
Mantra perempuan itu selalu manjur. Atau mungkin sebenarnya air