Justru di saat seperti ini, aku harus ikut menemani mami. Tidak tahu apa yang direncanakan orang itu, aku harus menemani dan mengawasi mami, sekaligus memantau seperti apa hubungan mereka, batin Hansen.
"Tidak akan kubuat orang itu bisa memiliki Mami! Aku harus menjaga mamiku," gumamnya lagi dengan sangat pelan.
"Mami, tunggulah sebentar, aku akan bersiap untuk ikut dengan mami!" ucap Hansen pada Achiera.
"Kenapa kau mendadak menjadi sangat bersemangat seperti ini? Apa yang pikiran kecilmu itu rancang?" selidik Achiera.
"Mami, astaga. Kenapa Mami berprasangka buruk pada anak mami sendiri?" balas Hansen merengut.
"Ha ha... Habis kau itu anak kecil dengan akal yang banyak! Jadi gak salah dong Mami curiga."
"Kecurigaan mami membuatku sedih." Hansen memasang tampang sedihnya.
"Uluh uluh, sayang. Kau kan tahu, mami-mu ini hanya bercanda."
"Baiklah, aku akan bersiap-siap dulu." Hansen pun langsung bersiap-siap.