komputer yang sangat dinanti-nantikan pun kini sudah berada di kamar Hansen, sungguh setan kecil itu sudah tidak sabar ingin menggunakannya.
"Mami, aku pergi tidur dulu, besok aku akan sekolah. Mami silakan berbicara-bicara dengan paman tampan ini" ucap Hansen.
"Tumben sekali kau mengatai seorang seorang pria itu tampan, selain dirimu," cibir Achiera.
"Aku mengatakan Paman itu tampan, tapi bukan berarti ketampanannya menyaingi aku, benarkan Paman?" ucap Hansen.
"Iya, kau setan kecil yang tampan," ucap Steven menyentuh puncak kepala Hansen.
Hansen sangat tidak suka kalau kepalanya disentuh. "Paman, jangan sentuh kepalaku! Aku tidak suka," pekik Hansen memperingati.
"Baiklah, maafkan aku, okay?"
Hansen tersenyum kecil, sebenarnya dia sudah tidak tahan sejak tadi hanya menjadi anak yang penurut, itu benar-benar sangat mengujinya.
"Okay, next jalan lakukan lagi." Hansen memperingati Steven, lalu dia pun kembali ke kamarnya.