"pada zaman dahulu ada dua orang anak kakak beradik yaitu bujang dan upik,bujang anak laki laki baru berusia 10 tahun,namun sejak di tinggalkan orang tua nya dia menjadi anak yang pemberani kuat dan tangguh, dia lah yang yang menafkahi adik nya yaitu upik.
bujang dan upik anak yatim piatu dimana orang tua mereka telah lama meninggal,upik baru berusia lima tahun namun apa daya,anak seusia dia telah kehilangan orang tua,mereka tinggal jauh dari perkampungan,karna keluarga mereka Termasuk keluarga yang miskin mereka tinggal di diladang tempat ayah dan ibu mereka,berladang ketika masih hidup dulu.
"pada suatu malam bujang pamit kepada upik dia hendak pergi mencari burung pada malam hari itu,biasanya bujang mencari burung untuk di jual di pasar,itulah cara menghidupi adik nya,yang bisa dia lakukan untuk anak seusia dia.
"pik tanya tanya bujang,
ya wo kata upik,upik memanggil bujang dengan sebutan kak tuo
"pik malam ini aku mau pergi cari burung enggang kata bujang,
"kau jaga rumah ya jangan kemana mana selama aku pergi,apapun yang terjadi di rumah ini" tambah bujang
"ya wo jawab upik
oh ya jaga juga pohon jambu yang di belakang rumah kita ya, jangan kasih siapapun mengambilnya "tambah bujang
memang ada pohon jambu di belakang rumah mereka yang sedang berbuah sangat lebat.
"suasana malam itu sunyi sekali dan terasa agak sangat dingin,hanya ditemani lampu pelita,upik seorang diri tinggal di tengah hutan dan perkebunan warga,namun upik telah terbiasa dengan keadaan seperti itu semenjak ditinggal orang tua nya.
"tiba tiba terdengar suara dari pohon jambu di belakang rumah,upik diam sambil mencerna suara apa itu namun ada perasaan yang tidak enak di hatinya muncul,jangan jangan....
"ah itu mungkin tupai kata upik dalam hati,suaranya makin keras seperti ada yang memakan jambu,upik pun makin gelisah.
"teringat pesan bujang siapapun tidak boleh memakan jambu yang di belakang rumah.
"upik pun mencoba untuk mengusir suara yang di dengar nya itu namun apa lah daya anak seumur dia,"upik takut untuk pergi dan melihat siapa yang makan jambu itu.
pada akhirnya upik pun bernyanyi dengan harapan tupai yang makan jambu nya mau pergi kira nya.hal ini memang sering upik lakukan di kala dia merasa ketakutan dan kesepian.
"tiung tiung kau tupai jangan di makan jambu kak tuo,kak tuo cari burung dapat enggang seekor sehari,
guuuuummmmm....terdengar dari pohon jambu di belakang rumah nya,setelah nyanyian upik.!
"upik pun terkejut mendengarnya,dalam hatinya seperti bukan suara tupai,upik menggigil makin ketakutan namun semakin dia takut semakin timbul niat dalam hati nya untuk bernyanyi lagi.mungkin ini karena kebiasaannya selama ini.dia pun tak dapat menghentikan lidah nya seakan lidah nya tak bisa dia hentikan.
"tiung tiung kau tupai jangan di makan jambu kak tuo,kak tuo cari burung dapat enggang seekor sehari,,ggguuuuummmm,,,,,,,,,
"suara nya terasa agak mendekat dan lebih kencang dari suara yang pertama,yang upik dengar.
"upik takut,tak tau apa yang harus dia lakukan namun dalam hati nya,dia terus berdoa agar tidak terjadi apa2 pada dirinya.
"teringat pesan ibu nya ketika masih hidup dulu,
"pik kata ibu nya,jika suatu hari ibu tiada lagi di dunia ini,kau kau harus rajin membantu kakak mu.
"masak kan nasi dan air untuk kakak mu,ketika kakak mu pulang makanan sudah siap untuk dia makan,itu pesan ibu nya kepada upik.
"upik tersadar bahwa dia harus bangkit dari ketakutan ini,upik mencoba berdiri melangkah
dikit demi sedikit melaju ke arah dapur rumah nya ,untuk memasak air yang akan di gunakan nya sebagai Senjata apabila terjadi sesuatu yang tidak di ingin kan nya.berkat nasehat ibu nya upik mendapatkan ide itu.
"lagi lagi mulut nya tak dapat dia hentikan,tanpa henti2 nya bernyanyi terus menerus,ntah apa yang terjadi dengan dirinya dia pun tak tau.
"tiung tiung kau tupai jangan dimakan jambu kak tuo,kak tuo cari burung dapat enggang seekor sehari, gguuuuuummmm
"suara nya semakin dekat seakan telah tiba di depan pintu rumah,upik pun bergegas memasak air.
"untung lah bara api masih menyala di dapur nya,,bara api itu bekas bara api ketika dia memasak tadi,sehingga dia tidak kesulitan untuk menghidupkan nyala api untuk memasak air,
"dengan perasaan takut sambil menggigil upik mengambil kayu api yang ada di sebelah dapur nya dan meniup niup bara api itu,
dapur upik memang terbuat dari tanah dengan ukuran satu meter kali satu meter.
di atasnya diisi dengan tanah dan juga ada debu di atas dapur itu.
"sungguh aneh
bersambung
kalo kalian suka sama cerita mohon di komen tau like biar saya lanjutin kisah nya
kalo kalian tidak suka mohon kasih tau kekurangan nya biar saya perbaiki terima kasih