Di suatu pagi yang cerah, di sebuah rumah terdapat wanita cantik yang sedang tertidur.
Dia adalah Nadia Anggara perempuan yang berusia 18 thn, yang memiliki wajah imut, cantik dan tubuh yang indah.
Nadia tinggal bersama Ayah juga Bundanya di kawasan perumahan di kota bandung Jawa Barat
Hari ini adalah hari ulang tahunnya yang ke 18thn ia selalu merayakan ulang tahun nya dengan kedua orang tuanya entah sederhana ataupun mewah.
Dia bisa dikatakan anak berkeluarga mampu sebab ayahnya adalah pengusaha sukses yang mempunyai beberapa cabang di luar kota yaitu usaha bengkel besar khusus mobil-mobil mewah seperti mobil lamborghini dll.
Sedangkan Bundanya adalah ibu rumah tangga dan mantan pengacara handal bagi kalangan atas maupun bawah.
"Nadia....." Panggil Bundanya ketika sudah berada di meja makan dan menyiapkan sarapan pagi.
"ayok bangun sayang, jangan membuat ayahmu yang membangunkan mu" teriaknya ketika tak pendapatkan jawaban dari putrinya.
"hemmmm iyahhhh....." Teriak Nadia dari lantai dua yang membuat suaranya menggema
Nadia menyingkap selimutnya dan bangun dari posisi tidurnya, ia duduk di pinggir ranjang untuk menguap dan merenggangkan badan nya.
Kemudian ia berdiri dan berjalan menuju kamar mandi, sesampainya di kamar mandi ia membersihkan wajahnya di wastafel juga menggosok giginya.
Selesai gosok gigi ia keluar dari kamar mandi dan menuju pintu keluar, lalu menuruni tangga kemudian menuju ke meja makan untuk sarapan bersama.
Sesampainya di meja makan Nadia menyium kedua pipi Bundanya setelah itu ia merangkul lengan ayahnya serta merengek seperti anak kecil yang meminta dibelikan mainan.
"Ayah tolong lah yah, izin kan aku mengikutinya!" rengeknya ketika meminta izin untuk pergi berkemah bersama teman-temannya.
"Tidak, di sana tidak ada ayah, ayah khawatir jika terjadi apa-apa sama kamu" jawab sang ayah ketika melarang anaknya untuk mengikuti perkemahan.
"ku mohon ayah, di sana juga ada orang tuanya Intan, dan tentunya aku akan aman"
"no darling "
"plissss dad, aku mohon ayah!! "
"izin kan anakmu itu, jangan kau kurung terus di rumah, bukannya tadi dia bilang jika ada orang tuanya Intan, jangan terlalu khawatir kau ini" bela Bundanya agar suami nya mengizinkan anak semata wayangnya mengikuti perkemahan kelasnya.
"baiklah baiklah ayah izinkan kamu mengikutinya tapi ada syarat nya"
"apa yah?"
"nanti malam kamu ayah larang untuk keluar, dan uang saku kamu ayah kurangi selama 1 bulan"
"hahhhh di kurangi satu bulan? Yaudah tidak apa asalkan ayah mengizinkan aku, lagi pula aku masih punya tabungan hihihihi.... Ayah kalahhh dan nanti malam juga tak apa tak keluar karena aku juga harus menyiapkan untuk besok"
"hahhh kamu ini..."
"sudah-sudah jangan pada berantem, makan sarapan kalian" bentak bunda Lara pada anak juga suaminya
"yess mom"
"ya honey"
Tak lama kemudian keluarga kecil itu makan sarapan mereka dalam diam sampai piring yang ada di hadapannya sudah kosong.
Selesai keluarga kecil itu sarapan Nadia bergegas ke atas untuk menyiapkan semua perlengkapan untuk ia bepergian besok.
.
.
Malam hari telah tiba orang tua Nadia memberikan kejutan pada anak kesayangannya berupa makan malam di belakang rumah juga hadiah kalung dari Bundanya dan alroji dari ayahnya.
"wahh indah sekali bunda!"
"hemm iya dong hadiah dari bunda selalu indah, dan selalu penuh makna, buktinya kalung itu berbentuk hati dan bisa ditaruh dua foto kecil di tengahnya jika kamu mau" cercah Bundanya panjang lebar
"halahh cuman kalung aja di besarin bun, ini nih hadiah dari ayah, jam tangan bermerek mahal lagi buat putri kesayangan ayah" celoteh ayahnya memamerkan hadiah bermerek dan mahal buatan luar negeri
"bagus sih yah, tapi aku lebih suka hadiah dari bunda, walaupun murah tapi sederhana dan bermakna lagi, aku sangat menyukainya, tapi tak apa lah makasih ayah bunda yang selalu ada untukku maaf jika anakmu ini pernah membuat kalian berdua menangis"
"tak apa sayang, sini peluk bunda"
Nadia tanpa perlu aba-aba lagi langsung berlari memeluk Bundanya dan menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Bundanya.
"ouhh jadi ayah ngak di anggap nih di sini, ayah marah loh" bentaknya ketika beliau merasa tidak di anggap dan terabaikan
"ouhh iya lupa kalau ada ayah, sini yah kita berpelukan" ketus Nadia
Dan berakhirlah acara makan malam kecil itu dengan pelukan hangat yang berkesan.
.
.
Pagi harinya pada jam 8 tepat Nadia bersiap - siap untuk pergi ke rumah temannya, di saat ia sedang menyisir rambut panjangnya, ayah Adskhan mengetuk pintu dan masuk dengan memegang segelas susu.
"pagi anak ayah, sebelum berangkat minum susu nya dulu"
"ya ayah" Nadia mengambil segelas susu dari tangan ayahnya dan ia meminumnya dengan pelan.
"sayang, di sana tidak ada ayah, kamu hati-hati ya jangan macam-macam dan jika ada yang berani mengganggu kamu, kasih tahu ayah, biar dad yang menanganinya!"
"ya ayah, jangan khawatir kan aku, aku sudah bukan anak kecil lagi"
"bukan anak kecil, tapi kok masih minum susu? " ledeknya
"ayahhh....."
"awww sayang aku orang tua mu" teriaknya ketika Nadia mencubit pelan pinggang ayahnya
"sorry dad" rengeknya
"Yes my dear, tak apa tapi jangan kau ulangi lagi, tidak sopan itu" bentaknya
"hemm" jawabnya
Pada saat kedua manusia itu sedang bercanda tibalah bunda Lara dan masuk ke dalam kamar Nadia lalu menyuruh Nadia untuk cepat-cepat
"Nadia sudahkah kau menyiapkan perlengkapan mu? Loh yah di sini juga??"
"sudah mom" jawab Nadia
"ya bunda" jawab ayah Nadia
"hemmm ngomongin apa nih kalian berdua, kok ngak ngajak-ngajak bunda, ngomongin bunda ya?"
"tidak bunda, ini nih ayah ngak mau putri kesayangan nya meninggalkan nya" ledek Nadia dengan nada bercanda dan tawa yang disusulnya
"hehh kamu ini, siapa juga yang ngarepin kamu?"
"sudah-sudah kalian itu ya, ngak anak ngak ayah sama aja, bikin bunda pusing, dah sana nadia sudah di jemput teman mu itu, kasian kalok harus nunggu lama"
"iya bunda"
Nadia bangkit dari kursi riasnya dan ia mengambil tas ransel dan pergi keluar kamar yang di ikuti oleh kedua orang tuanya menuju ke depan
Sesampainya di depan halaman Nadia melihat sosok perempuan yang menunggunya, dia adalah Salma sahabat baik Nadia sejak duduk di bangku Sma.
"haiii.... Kangen!!" sapa Nadia saat sudah di halaman depan dan langsung memeluk hangat sahabat nya itu
"gue juga, kangen ama lo" Salma membalas pelukan Nadia dengan hangat
"tante om apa kabar?" Salma melepas pelukannya dan menyapa ayah Adskhan dan Bunda Dilara
"Om dan Tante baik, kamu gimana sekolahnya?" tanya bunda Lara
"Alhamdulillah baik tante" jawab Salma sopan
"ouh iya Om titip Nadia ya, kalok terjadi sesuatu pada Nadia kamu langsung kabarin Om"
"iya Om, beres itu ma, Om tenang aja Nadia aman sama saya"
"yaudah sana gih kalian berangkat, nanti telat lagi" perintah bunda Lara
"baikk" jawab Nadia dan Salma kompak
Setelah berpamitan Nadia menuju ke mobil di ikuti oleh Salma di belakangnya dan di mobil sudah tersedia sopir pribadi Nadia yang siap mengantarnya kemanapun Nadia mau.
Bersambung
Klik like and coment juga jadikan favorit cerita ini
Dan dukung terus authornya.
Email : Nadiamunthun@gmail.com
IG : @nadialia__