"Assalamualaikum," teriak Nuna berjalan masuk, aku yang sedang menonton sinetron yang tayang di televisi menatapnya dengan girang. Nuna tampak lelah, memegang box make upnya, ia menghampiriku menaruh box make upnya sembarang dan duduk di sebelahku, merebahkan diri sembari menghelakan napas.
"Nun, gak usah deh nyariin gua kerjaan. Gua udah dapet," ucapku langsung memberikan kabar baik padanya.
"Bagus deh. Gua juga belom sempat nanyain temen gua. Dapat kerja apa? Lo jadi dosen beneran?" tanya Nuna penasaran, ia merobah posisinya dengan nyaman menatapku.
Aku mengangguk. "Tadi gua ketemu Ares," ungkapku dengan menyunggingkan senyum penuh arti.
"Gua juga sering ketemu dia Yun." Aku terkejut, aku pikir Nuna sudah lama juga tak bertemu dengan lelaki gila itu.
"Mereka lucu ya?" ujarku mengingat kelakuan keduanya yang begitu menggemaskan saat kami tadi jalan bertiga. Aku bahkan sampai kepengen bisa seperti mereka saat nikah nanti.
"Siapa?"