Chereads / Cinta Untuk-Ku dan Untuk-Mu / Chapter 14 - Bab 14 Maaf

Chapter 14 - Bab 14 Maaf

Iqbal kembali ke kamarnya dengan menahan emosi, sesampainya dikamar ia menghempaskan pintu kamar dengan sekuat tenaga, sehingga membuat keributan, dan perawat paru baya yang bertugas tadi bergegas memasuki kamar Iqbal,

"Maaf tuan, ada apa ini?, anda membuat pasien lain terganggu!", dengan kemarahan sedikit ditahan, bagaimanapun mereka pasien yang harus dijaga kenyamanannya.

"ada kecoa, jadi tanpa sengaja saya memukul terlalu kencang!", jelas Iqbal asal.

"turunkan status saya, saya akan pulang hari ini juga!", Iqbal tidak perlu berlama -lama toh dia sudah mengucapkan terima kasih pada malaikat penolong itu.

"oh iya tuan, status anda sudah diturunkan sejak tadi, sebab dokter Nara sudah merekomendasikannya.

Iqbal :"_" dengan wajah berkerut,

begitu cepatnya dia ingin mengusir saya dari rumah sakit ini. Melihat wajah itu perawat itu sedikit paham apa yang dipikirkan Iqbal,

"jangan salah paham tuan, dokter Nara merekomendasikan karna laporan medis anda menyatakan bahwa anda baik-baik saja, kalau begitu saya permisi dulu", perawat itupun menghilang dari hadapaN Iqbal.

======

Satu pekan berlalu, Iqbal kembali melewati jalanan dimana ia kecelakaan sebelumnya, seorang polisi berdiri disamping sepeda yang bertuliskan 'Dicari Pemilik sepeda penolong kecelakaan', ia penasaran dan menghentikan mobil disekitar polisi lalu lintas itu, dan keluar berjalan kearah sepeda tetsebut.

"pak ini sepeda siapa?", tanya Iqbal penasaran karena berhubungan dengan kecelakaan itu.

"saya juga kurang tau tuan, kata para saksi ini sepeda seorang perempuan yang menolong seorang laki-laki kecelakaan, lalu sepeda ini ditinggal karena harus mengikuti mobil ambulans yang membawa korban, jadi saya mengamankan, barang kali pemiliknya mencari, tapi...sudah satu pekan berlalu, sang pemilik tak kunjung datang", jelas sang polisi, yang membuat Iqbal menduga ini milik Nara.

Tanpa berfikir lama Iqbal mengeluarkan kartu nama, "Pak saya mengenal pemilik sepeda ini, jadi saya akan membawanya dan ini kartu nama saya agar bapak bisa menghubungi saya jika bapak tidak percaya", sibapak mengambil kartu nama itu sambil memperhatikan wajah Iqbal, dan iya teringat bahwa Iqbal adalah salah satu pengusaha muda sukses ternama dikota ini.

"oh ya silahkan tuan bawa!", dengan senyum yang manis. Iqbal langsung meletakan sepeda itu dalam bagasi mobil mahalnya.

Dalam perjalanan, terlintas dalam pikirannya 'kenapa iya harus mengambil tanggung jawab sepeda itu ?', namun iya membuang pikiran itu kembali fokus ke niat awal untuk mengembalikan sepeda ini sepulang kerja nanti.

=====

Hari ini jadwal Nara magang sudah selesai, jadi ia segera pulang untuk istirahat sebab ia sudah berhenti dari pekerjaan paruh waktu yang ia lakukan karena harus fokus pada pendidikannya. Sesampaiknya diluar rumah sakit ia disambut guyuran hujan,

"alhamdulillah...rahmat dari Allah swt", ucapnya sambil menerobos hujan, ia hanya ingin merasakan masa anak -anak yang sangat indah menikmati derasnya hujan.

Disisi lain terlihat sebuah mobil mengikuti dari arah belakang Nara, "apa yang dilakukan perempuan itu, sudah tau hujan tetap saja melewatinya, gadis bodoh!", ucapnya dalam hati, tapi tetap mengikuti arah jalan Nara.

Akhirnya Nara sampai dirumah, dan langsung mendapat teguran sang ibu, "kamu sudah besar bahkan calon dokter, kenapa masih begitu bodoh untuk berhujan-hujanan!", mengambil handuk memberikan ke Nara. Nara yang ditegur masih saja terus tersenyum bahagia. " Nara akan langsung mandi bu!",

"iya cepatlah, ibu akan membuatkan teh hangat untukmu!".