Sepertinya sudah beberapa hari ini Arvita terlihat lelah, dan disibukkan dengan semua persiapan pernikahannya. Anne dan Rohimah, tidak henti mengganggunya di jam kerja. Tidak mungkin bagi Arvita tidak meladeni, dua orang yang merupakan ibunya.
"Hah..." Arvita menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi kerja.
"Astaga... apa seharus serumit itu? Terserah mereka saja, apa harus tanya pendapatku? Tapi... ketika aku memberikan pendapat, justru mereka tidak setuju. Errgghh...." Erang Arvita kesal, dan semakin ia menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi.
Arvita memejamkan matanya, karena sudah hampir tiga puluh menit ia mendengarkan Anne yang berbicara mengenai gaun pernikahan. Belum lagi ia meminta di akhir pekan ini, dia dan Armand melakukan foto prewedding. Padahal dia akhir pekan nanti, Rohimah juga meminta dirinya untuk menemani berbelanja keperluan pernikahan yang masih kurang.
"Hu..hu... Capek banget..." Keluh Arvita yang masih memejamkan matanya.