Armand sudah selesai mengantarkan laporan penting pada Hidayat, meskipun Hidayat sendiri bingung kenapa harus atasannya sendiri yang mengantar.
"Hidayat?" Armand membalikkan tubuhnya, padahal dia sudah bersiap untuk keluar dari ruang kerja hidayat. "Ya Pak, Armand. Ada apa?" Tanya Hidayat, yang tidak jadi duduk dan kembali berdiri dengan sikap tegak.
"Apakah aku salah jika cemburu, ketika Arvita lebih memilih mengurus pernikahannya. Hari ini saja, dia menolak makan siang denganku." Ucap Armand yang bertanya, membuat Hidayat harus mencera untuk beberapa detik.
"Ah... jadi masalahnya itu ternyata. Saya pikir cemburu hal yang wajar sekali Pak Armand, tapi ada baiknya anda juga peduli dengan calon anda. Bukan karena saya ingin membela Arvita, tapi saya lihat memang pikiran Arvita sedang terbagi-bagi. Bahkan saya lihat Arvita... lebih banyak terlihat lelah belakangan ini." Ucap Hidaya mencoba memberikan saran terbaiknya.
